Prospek bullish BTC jangka panjang disebut dapat ditopang oleh adopsi institusional AS, pergerakan jangka pendek diprediksi stabil tanpa lonjakan ekstrem. Analis menyebutkan, ada peluang sebesar 9,7 persen harga BTC akan jatuh di bawah US$75.000 sebelum Maret 2025.
Pasar Bitcoin (BTC) terus menjadi perbincangan hangat di kalangan investor, terutama seiring dengan meningkatnya adopsi institusional di Amerika Serikat, kendati saat ini penurunan ekstrem terjadi terhadap kripto nomor satu itu. Terpantau pada Senin (3/2/2025) di TradingView, BTC terkoreksi cepat ke US$91.582 dalam waktu kurang dari 4 hari dari tertinggi lokal, US$106.371.
Sementara itu pasar kripto secara umum masuk dalam fase fear menurut data dari Coinmarketcap yang menandakan rasa was-was dari pelaku pasar bahwa koreksi bisa saja terus berlanjut. Dengan penurunan ekstrem akhir-akhir ini saja, BTC terkoreksi lebih dari 6,98 persen dalam 7 hari terakhir.
Di tengah situasi itu, karena berbanding terbalik dengan situasi bull di tahun 2024, tak sedikit yang percaya bahwa prospek bullish BTC jangka panjang semakin kuat berkat dukungan dari negara-negara bagian seperti Texas, Utah, dan Arizona.
Namun, meskipun optimisme ini mendorong ekspektasi kenaikan harga dalam jangka panjang, para analis memproyeksikan bahwa pergerakan harga BTC dalam jangka pendek akan tetap stabil dan tidak mengalami lonjakan ekstrem.
Adopsi Institusional dan Prospek Bullish BTC
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah negara bagian di AS telah mulai menambahkan cadangan BTC ke dalam portofolio mereka. Langkah ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap aset digital tersebut, tetapi juga mengindikasikan bahwa prospek bullish BTC jangka panjang semakin didukung oleh adopsi institusional, seperti MicroStrategy di AS dan Metaplanet di Jepang.
Meskipun pemerintah federal AS belum segera mengikuti jejak tersebut, tren positif di tingkat negara bagian diyakini dapat memicu perubahan kebijakan di tingkat nasional dalam waktu dekat.
Sebelumnya beberapa analis menyebutkan harga BTC dapat mencapai angka fantastis seperti US$250.000 pada akhir tahun ini. Analisis lain yang mencerminkan prospek bullish BTC datang dari CryptoQuant yang menyebutkan, aliran modal baru dan dukungan kebijakan moneter serta siklus historis diperkirakan akan mendorong Bitcoin mencapai kisaran harga US$145 ribu hingga US$249 ribu pada tahun 2025, didorong oleh peningkatan aliran modal institusional dan sikap pro-kripto dari pemerintahan AS yang mendukung aset digital, sehingga menciptakan prospek kenaikan harga signifikan seiring berakhirnya siklus empat tahunan Bitcoin.
Sementara itu, Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX, telah memperkirakan Bitcoin dapat jatuh ke kisaran US$70.000 hingga US$75.000, lalu mendorong ke US$250.000 pada akhir tahun 2025.
Namun, analisis dari Derive menunjukkan bahwa probabilitas untuk mencapai pergerakan ekstrem ini sangat rendah.
“Faktanya, ada peluang 9,7 persen bahwa BTC akan jatuh di bawah US$75.000 sebelum Maret 2025, dan peluang yang lebih kecil lagi, yaitu 4,4 persen, BTC akan naik di atas US$250.000 sebelum 26 September 2025,” tulis Derive di situs resminya belum lama ini.
Pergerakan Harga Jangka Pendek yang Stabil
Derive meyakinkan publik harga BTC akan berada dalam kisaran yang relatif sempit, yaitu antara U$65.500 dan US$156.600. Angka ini mengindikasikan bahwa, meskipun prospek bullish BTC jangka panjang terlihat menjanjikan, volatilitas yang tinggi dalam waktu dekat kemungkinan besar tidak akan terjadi. Prediksi ini memberikan gambaran bahwa pasar sedang memasuki fase stabilisasi, di mana kenaikan atau penurunan harga yang drastis sangat tidak mungkin terjadi.
Selain itu, terdapat penyesuaian pada ekspektasi kenaikan harga, misalnya probabilitas untuk mencapai harga lebih dari US$115.000 pada akhir kuartal turun dari 16 persen menjadi 8 persen.
Meskipun demikian, data ini semakin menegaskan bahwa prospek bullish BTC tidak berarti bahwa pasar akan mengalami fluktuasi ekstrem dalam waktu dekat. Stabilitas harga jangka pendek ini menjadi aspek penting yang mendukung kepercayaan investor dalam mengelola risiko mereka.
Implikasi bagi Investor dan Strategi Pasar
Bagi para investor, stabilitas harga dalam jangka pendek merupakan kabar baik di tengah ketidakpastian pasar kripto yang terkenal volatil. Meskipun prospek bullish BTC jangka panjang memberikan gambaran optimis untuk pertumbuhan harga, investor disarankan untuk mengadopsi strategi yang lebih konservatif dalam jangka pendek.
Dengan harga yang diperkirakan tidak akan melompat secara drastis, investor dapat lebih mudah merencanakan portofolio mereka tanpa harus menghadapi risiko kerugian besar akibat fluktuasi ekstrem.
Pendekatan yang hati-hati ini memungkinkan para investor untuk menunggu potensi pertumbuhan yang lebih signifikan seiring dengan meluasnya adopsi institusional. Dengan demikian, meskipun prospek bullish BTC jangka panjang semakin didukung oleh langkah positif dari sektor institusional dan oleh negara, pasar tetap menunjukkan kecenderungan untuk bergerak dalam batas yang moderat dalam jangka pendek.
Meskipun adopsi institusional di AS telah meningkatkan prospek bullish BTC jangka panjang, pergerakan harga dalam jangka pendek diprediksi akan tetap stabil tanpa lonjakan ekstrem.
Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih terkontrol bagi investor untuk mengelola risiko mereka, sambil menunggu realisasi potensi pertumbuhan yang lebih besar seiring dengan semakin kuatnya dukungan institusional terhadap Bitcoin.
Dengan demikian, investor dapat menyeimbangkan antara optimisme jangka panjang dan strategi konservatif dalam menghadapi dinamika pasar kripto.
Periode Profit Taking Bitcoin
Pandangan prospek bullish BTC dalam jangka panjang dan proyeksi tidak ada lonjakan ekstrem dalam jangka pendek sepertinya menegaskan periode aksi profit taking BTC dalam siklus halving Bitcoin yang telah dimulai.
Setelah halving terakhir pada 19 April 2024, indikator Bitcoin Halving Cycle Profit (oleh Kevin Svenson) menunjukkan bahwa aksi ambil untung optimal dimulai sekitar 40 minggu kemudian, tepatnya pada 24 Januari 2025. Di periode inilah harga Bitcoin, yang beberapa waktu terakhir menunjukkan penurunan, mengalami tekanan jual karena investor mulai merealisasikan keuntungan yang didapat dari kenaikan harga pasca-halving.
Dari indikator berdasarkan data historis itu terungkap periode akhir untuk profit taking terjadi pada 80 minggu setelah halving, yakni pada 11 Oktober 2025. Setelah periode tersebut, pasar menunjukkan kecenderungan untuk mengalami koreksi harga yang signifikan, karena kemungkinan besar pasar berada di puncak.
Faktor eksternal seperti kebijakan The Fed yang lebih ketat—yang membatasi aliran likuiditas ke aset berisiko—serta ketidakpastian kebijakan dari Gedung Putih mengenai regulasi kripto, turut memperparah kondisi pasar, termasuk dampak jangka pandek dari kebijakan tarif terhadap Tiongkok, Meksiko, dan Kanada.
Data historis juga menyoroti bahwa kuartal kedua biasanya menyaksikan penurunan return Bitcoin dibandingkan kuartal pertama, mengindikasikan adanya fase normalisasi setelah lonjakan awal tahun.
Jadi, jika merujuk pada analisis Derive, kemungkinan terjadinya pergerakan harga Bitcoin yang sangat ekstrem—baik penurunan tajam ke bawah US$75.000 maupun kenaikan drastis melewati US$250.000—cukup kecil dalam jangka waktu dekat (di sepanjang tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa pasar memperkirakan fluktuasi harga Bitcoin akan cenderung moderat dan tidak akan mengalami lonjakan atau penurunan yang drastis dalam waktu dekat dan dalam konteks prospek bullish BTC dalam jangka panjang. [ps]