Prospek Suram Bitcoin, Hayes: Perlahan Menuju US$50 Ribu

Mantan CEO Bitmex, Arthur Hayes menyiratkan prospek suram Bitcoin yang semakin kental. Ia memprediksi kemungkinan terburuk harga BTC bisa menjadi US$50 ribu pada September 2024 ini. Harga kripto nomor wahid itu bertengger di US$55.660 pada Rabu malam.

Hal itu ia sampaikan dalam catatan terbarunya belum lama ini yang menyiratkan tren turun lanjutan di pasar aset kripto secara global, termasuk bagi aset kripto popular seperti BTC, ETH, dan Solana.

Prospek Suram Bitcoin di Jangka Pendek

Hayes, yang sebelumnya bersikap bullish terhadap Bitcoin, kini merevisi prediksinya dengan menyatakan bahwa pasar akan tetap berada dalam tren bearish hingga akhir September. Itu berdasarkan sejumlah data terkini. Menurutnya, dalam skenario terburuk, harga Bitcoin bisa turun secara perlahan hingga mencapai angka US$50.000, tersirat bahwa adanya prospek surat Bitcoin secara khusus.

Hayes memaparkan bahwa kendati Bitcoin mungkin akan mengalami sedikit kenaikan selama periode tersebut, altcoin kemungkinan besar akan mengalami penurunan yang lebih signifikan.

“Pasar kripto, khususnya Bitcoin, berada di bawah tekanan berat akibat berbagai faktor makroekonomi, termasuk kebijakan belanja pemerintah AS yang semakin tambun dan upaya pengetatan moneter yang sia-sia oleh Federal Reserve,” kata Hayes.

Ia menjelaskan bahwa ketika imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun mendekati angka 5 persen, pasar obligasi akan memperketat kondisi keuangan, sesuatu yang tidak dilakukan oleh The Fed.

prospek suram bitcoin
Indeks Harga Konsumen AS (putih), Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun AS (emas), Batas Atas Suku Bunga Fed (hijau).

Menurut Hayes, perubahan ini bisa menghentikan reli bullish yang sedang terjadi di pasar saham dan menimbulkan kekhawatiran terhadap neraca keuangan bank-bank kecil, yang pada akhirnya akan memberikan tekanan lebih besar terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.

“Kondisi ini akan menciptakan ketidakpastian yang lebih besar bagi investor, terutama yang memegang aset kripto,” tambahnya, yang semakin menyiratkan adanya prospek suram Bitcoin.

Lebih jauh ia mengatakan, Bitcoin sangat fluktuatif, jadi ia menerima kritik bahwa ia mungkin terlalu mendalami pergerakan harga selama satu minggu ini. Namun, penjelasan saya tentang peristiwa terkini, ditambah dengan pergerakan harga yang diamati, terlalu sempurna untuk dijelaskan hanya sebagai kebetulan.

“Teori saya akan mudah divalidasi. Asumsikan The Fed tidak memangkas suku bunga sebelum FOMC September, saya memperkirakan imbal hasil T-bill akan tetap berada di bawah RRP. Dengan demikian, saldo RRP akan terus naik, dan Bitcoin, dalam skenario terbaik, akan bertahan di level ini, dan dalam skenario terburuk, perlahan turun menuju US$50.000. Mari kita lihat bagaimana hasilnya,” tuturnya.

Prospek Positif Jangka Panjang

Namun, meski memberikan pandangan yang cukup pesimis untuk jangka pendek, Hayes tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Ia mengungkapkan bahwa ia belum menjual semua asetnya dan bahkan mempertimbangkan untuk membeli lebih banyak beberapa jenis kripto.

“Saya masih yakin bahwa dalam jangka panjang, Bitcoin akan mendapatkan kembali kekuatannya, terutama ketika kebijakan moneter kembali melonggar,” ujarnya.

Bisakah Harga BTC Melejit ke US$100.000? Simak Prediksi Terbaru Ini!

Hayes meyakini bahwa di masa depan, anggaran untuk Departemen Keuangan AS akan dikurangi atau kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) akan diberlakukan kembali sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar.

“Langkah-langkah ini, jika diambil, akan memperkuat nilai Bitcoin dalam jangka panjang,” tegas Hayes.

Prospek suram Bitcoin hingga menjadi US$50 ribu yang disampaikan Hayes masih mengandung sentimen positif untuk jangka panjang seiring dengan potensi kondisi makroekonomi di AS.

“Harga Bitcoin mungkin akan tetap terombang-ambing hingga ada intervensi, yang kemungkinan besar baru akan terjadi pada akhir September,” jelasnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait