Proyek Kripto Baru Ini Punya Teknologi Quantum Proof

Adalah Quantum Chain, sebuah proyek kripto baru yang mengklaim memiliki teknologi quantum proof sendiri. Ini untuk mengantisipasi semakin canggihnya komputer kuantum yang berpotensi mengancam keamanan teknologi enkripsi, termasuk transaksi kripto di masa depan.

Apa Itu Komputer Kuantum?

Dilansir dari New Scientist, komputer kuantum adalah mesin yang memanfaatkan sifat-sifat fisika kuantum untuk menyimpan data dan melakukan perhitungan. Hal ini bisa sangat bermanfaat untuk masalah-masalah tertentu di mana komputer itu dapat jauh melampaui kemampuan bahkan komputer super terbaik yang kita miliki saat ini.

“Jika komputer klasik, termasuk smart phone dan laptop, menyandikan informasi dalam ‘bit’ biner yang hanya dapat bernilai 0 atau 1, maka pada komputer kuantum, unit dasar memori disebut quantum bit atau qubit,” tulis media itu.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, komputer kuantum adalah komputer jenis baru yang tidak hanya mengandalkan komputasi komputer klasik bersistem binari (0 atau 1) alias binary digit. Sebaliknya, komputer kuantum menggunakan satuan yang disebut qubit atau quantum bit, di mana perhitungan matematis terjadi di tingkatan sub atomik alias partikel atom.

Ilustrasi sub atomik. Sumber: Praxilabs.

Dalam satuan data qubit, data diolah tidak hanya dalam kondisi (state) 0 atau 1 saja, tetapi state 0 dan 1 bisa terjadi bersamaan, yang disebut dengan superpositions. Akibatnya perhitungan data yang super rumit dan kompleks bisa diselesaikan dalam waktu lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan komputer super bersistem binari digit (komputer klasik).

Analoginya adalah seperti ini. Bayangkan bilangan digit adalah sekeping uang logam yang memiliki dua sisi yang berbeda. Nah, untuk membayangkan superpositions qubit itu, seperti koin yang sedang dilempar. Saat koin berputar di udara, koin itu berada dalam kombinasi tertentu antara sisi depan dan belakang.

Dengan kata lain, jika hanya ada 1 qubit, maka ia hanya dapat berada dalam dua kemungkinan dasar, yaitu 0 atau 1 saat diukur. Namun, dalam kondisi superpositions, qubit dapat berada dalam “kombinasi probabilistik” dari 0 dan 1 secara bersamaan.

Jadi, meskipun hanya 1 qubit, ia tidak terbatas pada hanya 0 atau 1 dalam kondisi superpositions, melainkan berada dalam kombinasi dari keduanya hingga pengukuran dilakukan.

ilustrasi komputer kuantum pada koin
Analogi satuan data qubit pada koin yang berputar. Sumber: Rewire.ie.edu.
Perbandingan antara binary digit dengan qubit. Sumber: Rewire.ie.edu.

Sejauh ini, komputer kuantum yang dianggap cukup maju adalah Sycamore besutan Google. Kehadirannya diumumkan pada tahun 2019 silam dengan klaim “Quantum Supremacy”, merujuk pada kemampuan luar biasa dalam menghitung data secara cepat.

Sycamore itu berkekuatan 70 qubits, tetapi sudah bisa menghitung data super rumit (random circuit sampling) dalam tempo 200 detik. Google kala itu mengklaim, jikalau menggunakan komputer super canggih yang bersistem binari biasa, maka diperlukan 10 ribu tahun lamanya.

Prosesor Komputer kuantum Sycamore Google. Sumber: Google Research.

Namun demikian, ini mendapatkan tentangan, khususnya dari IBM. Mereka bilang komputer super klasik masih dapat melakukannya dalam waktu yang jauh lebih singkat (sekitar 2,5 hari) dengan metode optimasi.

Eksperimen ini membuktikan kemampuan komputer kuantum untuk menyelesaikan jenis masalah tertentu jauh lebih cepat daripada komputer klasik, tetapi masih terbatas pada aplikasi yang sangat spesifik, seperti random circuit sampling, dan belum berdampak langsung pada dunia nyata.

Patut juga dicatat, bahwa komputer kuantum Sycamore, termasuk Wu Kong dari Tiongkok (ber-qubit lebih besar), tidak menggunakan algoritma Shor. Algoritma ini dianggap ideal untuk menangani komputer kuantum di masa depan. Sebaliknya beberapa komputer kuantum saat ini menggunakan algoritma yang berbeda-beda.

Komputer Kuantum Kian Ancam Dompet Bitcoin?

Apa Itu Sistem Quantum Proof?

Dengan kekuatan komputer yang semakin canggih di masa depan, maka diperlukan sistem enkripsi yang jauh lebih canggih daripada saat ini, termasuk penelitian dan pengembangan sistem quantum proof. Pasalnya, jika komputer kuantum berada di tangan yang salah, bisa berakibat fatal, mulai dari adanya aksi peretasan data rahasia pemerintah, mencuri kripto dari dompet pengguna hingga hal-hal lainnya. Padahal kekuatan ini dapat digunakan secara positif untuk perhitungan super rumit misalnya untuk meramalkan cuaca, sistem antariksa, penelitian ilmiah dan lain sebagainya.

Jadi, quantum proof adalah adalah metode atau sistem kriptografi yang dirancang untuk tetap aman dari serangan yang menggunakan komputer kuantum, di mana komputer itu sendiri agar dapat beroprasi kelak dapat menerapkan algoritma Shor ataupun algoritma Grover.

Hingga saat ini ada beberapa tawaran sistem enkripsi baru sebagai resep untuk sistem quantum proof itu. Salah satu yang menonjol adalah dari National Institute of Standards and Technology (NIST). Badan di AS itu, pada Agustus 2024, merilis tiga standar kriptografi baru yang dirancang untuk menghadapi serangan dari komputer kuantum. Standar-standar ini siap digunakan dan diharapkan dapat diadopsi oleh berbagai sektor untuk memastikan keamanan informasi di masa depan.

Peneliti: Dalam 10 Menit, Komputer Kuantum Bisa Retas Bitcoin pada Tahun 2027

Sistem Quantum Proof versi Quantum Chain

Selaras dengan itu, salah satu proyek kripto baru, Quantum Chain mengklaim memiliki sistem algoritma quantum proof sendiri. Di situs resminya, mereka menyebutnya sebagai zk-QARK, sebuah sistem zero-knowledge proof (bukti tanpa pengetahuan) yang terinspirasi oleh teknologi STARK tetapi dimodifikasi dengan algoritma milik Quantum Chain.

Teknologi ini memastikan keamanan transaksi tanpa mengungkapkan data sensitif, sekaligus menjaga privasi pengguna. Framework ini juga mencakup fitur seperti quantum trapping, yang mampu mendeteksi dan menetralkan upaya serangan kuantum. Nah, itu semua yang kelak diterapkan di blockchain mereka sendiri.

Jadi, zk-QARK dikembangkan lebih jauh sebagai sistem enkripsi baru untuk menangani ancaman kuantum secara langsung, dengan fokus pada resistansi terhadap komputer kuantum yang menggunakan algoritma seperti Shor dan Grover.

Nah, selain punya algoritma quantum proof sendiri, sistem Quantum Chain dirancang agar tetap kompatibel dan selaras dengan pasar blockchain-kripto saat ini. Hal itu mulai dari pemrosesan transaksi yang super cepat, biaya transaksi murah, kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), smart contract, cross-chain capability, dan lain sebagainya.

Proyek Kripto Baru Quantum Chain dan Private Sale Kripto $Q

Selain sistem kriptografi dan blockchain sendiri yang masih tahap pengembangan, proyek kripto baru Quantum Chain ini sedang menggelar program private sale untuk native crypto mereka, yakni $Q.

Kelak kripto itu akan digunakan sebagai satuan biaya transaksi di blockhain, sebagai voting power dalam mekanisme DAO, staking dan lain sebagainya.

Singkat kata, proyek kripto baru Quantum Chain tampak memiliki ambisi besar yang hendak menerapkan sistem keamanan kuat untuk menghadapi ancaman komputer kuantum di masa depan, sekaligus memproduksi sistem blockchain yang memiliki proposisi pasar tersendiri. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait