Libra memang memicu kontroversi yang sangat seru. Setuju tak setuju, Libra garapan Facebook dan Libra Association hadir di tengah-tengah kita, umat digital. Asosiasi yang dikomandoi Facebook itu memproklamirkan mempunyai teknologi blockchain dan menggunakan Libra sebagai “mata uang kripto-nya”. Di sini pun muncul perdebatan, apakah Libra selayaknya menyandang sebagai “mata uang kripto”, hanya karena dia menggunakan blockchain yang sejatinya berbasis kriptografi? Atau sebaliknya, Libra sebenarnya biasa-biasa, kecuali potensi penggunanya yang berjumlah miliaran umat? Sejumlah narasumber kami menyatakan pendapatnya soal Libra.
Dimaz Ankaa Wijaya, Peneliti Blockchain di Universitas Monash, Australia
Jujur saja. Sangat sulit menyimpulkan dan menggambarkan apa ujung dari proyek Libra ini di tangan regulator Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya. Kalau kita menganggap Facebook punya dana besar untuk “lobi-lobi”, maka Facebook bisa jadi mendapatkan restu dengan “izin khusus”.
Di sisi lain, di luar konteks hukum, saya pikir Facebook mempunyai masalah yang lebih besar, yakni teknologi yang ia gunakan. Libra disebutkan punya fitur smart contract. Itu saja sudah jadi tantangan besar. Bayangkan saja kelak ada pihak yang bikin smart contract di Blockchain Libra, tapi ada celah bug-nya, berapa duit orang yang akan melayang?
Secara umum saya malah pesimistik dengan Libra. Toh. masalah lain di mata uang kripto lain saja belum teratasi. Ethereum saja sampai sekarang masih belum selesai. Pun harus diakui teknologi proyek blockchain yang “scam” bahkan lebih bagus daripada Libra.
Jadi, teknologi blockchain sendiri belum “mature” dengan berbagai persoalan yang masih dihadapinya. Kalau Libra hendak mengadopsi blockchain plus comply dengan peraturan perbankan, sepertinya hampir mustahil. Tapi, jikalau itu berhasil dan blockchain Libra ternyata dilirik oleh perusahaan raksasa, yang mungkin bisa terjadi Libra adalah killer app di teknologi blockchain.
Danny Baskara, CEO Vexanium
Libra bagus. Memang sudah saatnya big player masuk ke area blockchain. Pengguna baru akan lebih banyak yang bergabung. Mudah-mudahan dengan adanya Libra, proses edukasi dan penetrasi jadi lebih mudah.
Merlina Li, CEO Senarai
Untuk Libra masih banyak yang perlu dibenahi dan isu dengan regulator pun masih didiskusikan. Masuknya Libra seperti dua sisi mata uang; ada plus dan minus serta masih diperlukan waktu untuk pembuktian teknologi yang masih berkembang ini.
Teguh Harmanda, COO Tokocrypto
Libra akan memiliki kesempatan kecil atau bahkan ditolak di Indonesia.
Gabriel Rey, CEO Triv
Libra itu bukan kripto sesungguhnya. Bagi saya kripto yang sejati adalah: Pertama, harus permissionless untuk menjalankan node (simpul) jaringan blockchain-nya. Ini tak terjadi pada Libra, karena perlu izin. Kedua, Censorless. Libra ini tunduk pada satu peraturan. Berarti Libra tidak Censorless. Ketiga, Decentralized. Libra jelas tidak decentralized, karena semuanya terpusat ke beberapa perusahaan (anggota Libra Association), dengan modal minimum dan minimal Fortune 500 Company sebagai anggota.
Rizal Fauzi, Business Development Emurgo Indonesia
Libra memperkuat kesadaran orang terhadap teknologi blockchain. Pun, secara tak sadar orang akan mengetahui bahwa teknologi blockchain merupakan salah satu teknologi bisa diserap untuk menyelesaikan sejumlah masalah di dalam bisnis yang sudah ada saat ini. Dan pendidikan merupakan hal yang terpenting saat ini, agar kita bisa menjadi penghasil sesuatu di kemudian hari, tidak hanya menjadi pengguna (user).
Aditya Kinarang, CEO Biido
Menurut saya project Libra ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi Libra akan membantu kesadaran terhadap mata uang kripto agar menjadi lebih masif, mengingat Facebook adalah adalah satu pemimpin industri dan trend setter di jaman modern ini. Namun di sisi lain, Libra sendiri bukan murni mata uang kripto seperti Bitcoin, karena underlying value-nya tetap menggunakan traditional asset. Dengan kata lain Libra hanya bentuk baru dari fiat currency. Hal ini akan mengancam eksistensi mata uang kripto, terutama Bitcoin yang diciptakan untuk membawa konsep mata uang yang berbeda dari fiat currency.
Anton Dewantoro, Business Development Manager SWIPE
Menurut saya, sedikit terlalu dini untuk mengambil sikap untuk pro atau kontra terhadap Libra. Dengan segala pro-kontra yang saat ini telah melekat terhadap Facebook, harus kita akui bahwa inilah media pegumpul manusia dengan segala gagasannya yang pernah ada. Hambatan legalitas yang mungkin akan dihadapi Libra adalah satu hal, namun hambatan di sisi adopsi tentu jadi perkara mudah untuk diatasi oleh Facebook. Adalah keniscayaan bahwa para raksasa data yang menguasai dunia saat ini cepat atau lambat akan ke arah monetisasi dengan “menerbitkan koinnya” sendiri, dan bukan kebetulan gebrakan itu muncul dari Facebook.
Sementara itu, sebagai pelaku di industri blockchain dan aset kripto lokal, saya sendiri memilih menunggu perkembangan lebih lanjut. Namun demikian, jika ditanya kecenderungan saya akan dampak proyek Libra terhadap ekosistem blockchain, maka saya termasuk yang optimis bahwa Libra akan menjadi katalis penting dalam mematangkan keseluruhan ekosistem teknologi buku besar terdistribusi ini. [ed]