Chairman Indodax, Oscar Darmawan, memperkirakan harga Bitcoin (BTC) dapat kembali ke US$100 ribu di tahun 2025. Pasar kripto saat ini di awal Agustus 2025 mengalami koreksi cukup besar, di mana harga BTC misalnya sempat menyentuh US$112 ribu pada Sabtu dini hari.
Chairman Indodax, Oscar Darmawan, memperkirakan harga Bitcoin dapat kembali ke level US$100.000 pada tahun 2025, seiring dengan stabilitas harga dan penguatan kebijakan pro-kripto dari Amerika Serikat. Menurutnya, situasi saat ini merupakan masa penyesuaian pasca halving 2024, namun faktor regulasi turut menjaga harga tetap stabil.
“Saya malah lebih merasa Bitcoin ini akan kembali ke harga US$100.000 per Bitcoin-nya,” kata Oscar dalam wawancara di CNN Indonesia, Sabtu (1/8/2025).
Ia menilai bahwa kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mendukung kripto, yang salah satunya melalui Genius Act telah membantu menjaga kestabilan harga Bitcoin di tengah masa sideway pasca-halving.

Pernyataan itu disampaikan bersamaan dengan diterapkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50 Tahun 2025 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang membebaskan transaksi aset kripto dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mulai 1 Agustus 2025. Oscar menyambut kebijakan tersebut sebagai langkah progresif yang menyetarakan aset kripto dengan instrumen surat berharga.
“Ini adalah langkah yang luar biasa. Dari yang awalnya tidak diakui, kemudian menjadi komoditas, dan sekarang disamakan dengan surat berharga. Saya sangat appreciate kepada pemerintah,” ujarnya.
Meskipun PPN dihapus, tarif Pajak Penghasilan (PPh) tetap berlaku dengan sedikit kenaikan. Namun Oscar menilai beban pajak secara keseluruhan tidak berubah signifikan dari tahun sebelumnya.
“Secara total pajaknya tidak ada perubahan. Tidak adanya PPN ini sangat positif menurut saya,” ujarnya.
Terkait struktur biaya di platform Indodax, Oscar menyampaikan bahwa mereka telah menyesuaikan biaya sesuai ketentuan baru.
“PPN-nya sudah pasti dihapuskan. PPh-nya menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Tapi total biaya jual dan beli menjadi 0,21 persen, jadi tidak ada perubahan dari sisi pengguna,” jelasnya.
Oscar juga memperkirakan potensi lonjakan volume transaksi, terutama dari investor institusional, karena status kripto yang kini lebih diakui secara hukum.
“Dengan diakuinya kripto sebagai surat berharga, itu membuka pintu masuk dari investor institusi,” katanya. Bahkan ia sempat menyebut ia berharap Danantara bisa melakukan langkah strategis dengan menempatkan kripto sebagai bagian dari investasinya.
BACA JUGA: Segini Potensi Keuntungan Danantara Jika Investasi Bitcoin
Oscar juga mengklaim bahwa total pengguna kripto di Indonesia saat ini mencapai 8 juta pengguna, yang menurut Oscar masih sangat kecil dibandingkan populasi Indonesia yang mencapai sekitar 300 juta jiwa. Ia membandingkan dengan Korea Selatan, di mana satu dari lima warga memiliki aset kripto, sementara di Indonesia baru sekitar satu dari lima belas orang.
Terkait pendirian perusahaan crypto exchange, Oscar menegaskan bahwa pendirian perusahaan kripto di Indonesia tidak mudah karena modal minimal yang diwajibkan oleh peraturan adalah Rp100 miliar.
“Kalau dikatakan entry barrier-nya rendah, saya kira justru sebaliknya. Modal yang ditetapkan cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan sekuritas atau pialang,” tegasnya.
BACA JUGA: Bersiap! Pengguna Binance dan Coinbase Asal Indonesia Bakal Kena Pajak (PPh Final)
Ia juga menekankan pentingnya edukasi publik untuk mengurangi persepsi bahwa kripto hanya bersifat spekulatif.
“Bitcoin kini disetarakan dengan emas digital dan bahkan menjadi bagian dari cadangan devisa di beberapa negara,” katanya.
Oscar menyarankan investor ritel agar lebih berhati-hati, dan jika ingin mencoba aset lain di luar Bitcoin dan Ethereum, sebaiknya menggunakan dana dingin.
“Jangan sampai hanya karena harganya murah, ternyata kripto yang dibeli tidak ada nilainya,” pungkasnya.
Pasar Kripto Memerah, BTC Turun dari ATH, Altcoin Bernasib Sama
Bitcoin (BTC) masih mendominasi pasar dengan harga US$113.692,23. Namun, dalam 24 jam terakhir, Bitcoin turun 1,63 persen dan melemah 3,10 persen dalam sepekan. Ethereum (ETH) mengalami tekanan lebih berat, anjlok 5,06 persen dalam 24 jam terakhir dan mencatat penurunan mingguan 5,27 persen, meskipun sempat naik tipis 0,21 persen dalam satu jam terakhir ke harga US$3.518,01.
XRP juga terkoreksi, turun 0,64 persen dalam sehari terakhir dan melemah 4,59 persen dalam tujuh hari, diperdagangkan di level US$2,97. BNB mencatat penurunan 3,13 persen dalam 24 jam dan melemah 1,79 persen dalam sepekan, dengan harga US$765,77.
Solana (SOL) turun 3,36 persen dalam sehari terakhir, serta mencatat penurunan mingguan cukup tajam hingga 10,90 persen, meski naik 0,22 persen dalam satu jam terakhir ke harga US$164,80. TRON (TRX) justru berhasil mencatat kenaikan 0,26 persen dalam 24 jam terakhir dan naik 2,62 persen dalam sepekan, dengan harga US$0,3257.
Sementara itu, Dogecoin (DOGE) turun 2,68 persen dalam 24 jam terakhir dan melemah signifikan 13,36 persen selama tujuh hari terakhir, kini berada di level US$0,2025.
Data ini menunjukkan tren koreksi yang meluas pada mayoritas aset kripto utama, dengan TRON menjadi salah satu sedikit altcoin yang mencatat kinerja positif dalam periode mingguan. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.