Leonid Petukhov, Direktur Umum Badan Promosi Investasi dan Ekspor Timur Jauh, Rusia mengusulkan pembentukan pusat bisnis khusus di Pulau Bolshoy Ussuriysky. Dia mengatakan, aktivitas di pulau itu memungkinkan adanya praktik perdagangan menggunakan mata uang kripto. Hal tersebut disampaikan Petukhov di Forum Ekonomi Internasional belum lama ini di St. Petersburg, Rusia.
Pulau Bolshoy Ussuriysky terletak di dekat Sungai Amur di perbatasan antara Rusia dan Tiongkok, yang merupakan batas kota Khabarovsk. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak lainnya di Pemerintah Rusia mengenai usulan ini.
“Kami hendak membuat pusat keuangan yang besar di sana. Kemungkinan besar akan menggunakan mata uang kripto, bursa saham berbasis kripto dan bursa saham produk hasil hutan,” kata Petukhov dilansir dari Kantor Berita Rusia TASS.
Pulau beradministrasi khusus tersebut akan mirip seperti di Pulau Russky dan Pulau Oktyabrsky di Kaliningrad, yang berbatasan antara negara Lithuania dan Polandia.
Petukhov menyebutkan warga yang tinggal di wilayah administrasi khusus tidak dibebani pajak penghasilan ataupun pajak pertambahan nilai yang diperoleh dari keuntungan penjualan saham perusahaan luar negeri.
Keterlibatan Rusia dengan industri blockchain dan mata uang kripto sejatinya masih samar-samar, kendati tidak ada pelarangan soal penambangan Bitcoin di Negeri Beruang Merah itu. Pada Februari lalu Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan agar segera membuat peraturan federal untuk mengadopsi kripto, paling lama Juli 2019.
Pada Januari, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan tidak ada alasan untuk mengubur mata uang kripto.
“Dengan sejumlah fenomena sosial dan institusi ekonomi yang menggunakannya, akan ada selalu ada sisi baik dan sisi gelapnya,” katanya.
Kemudian, pada Februari lalu, Igor Yusufov, mantan Menteri Energi Rusia, dikabarkan mengajukan ide pembuatan kripto yang didukung minyak kepada Duma (Dewan Perwakilan Rakyat) Rusia. Pengajuan tersebut dilakukan pada saat Duma sedang berencana mengkaji dan mengadopsi regulasi kripto.
Menurut media lokal Rambler, rencana pembuatan kripto didukung minyak tersebut mendekati tahap akhir. Yusufov mengatakan pengenalan kripto itu bisa berdampak terhadap hegemoni dolar AS di komunitas internasional dan membantu negara lain menghadapi fluktuasi uang fiat. [Tass/red]