Rencana besar PumpFun untuk menggelar lelang token publik yang sebelumnya dijadwalkan pada 25 Juni kembali harus tertunda. Kini, menurut laporan ekslusif jurnalis kripto Collin Wu, jadwal terbaru yang beredar menyebutkan lelang ini baru akan digelar sekitar pertengahan Juli.
Bagi mereka yang sudah mengikuti perkembangan proyek ini sejak akhir tahun lalu, ini bukan lagi kejutan. Penundaan demi penundaan seolah menjadi bagian dari perjalanan token yang katanya punya valuasi sampai US$4 miliar ini. Pertanyaannya, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar?
PumpFun Dikejar Masalah Hukum Sejak Awal Tahun Ini
Di balik hingar-bingar proyek memecoin yang dibangun di atas ekosistem Solana ini, ternyata ada tekanan hukum yang cukup serius. Sejak Januari lalu, PumpFun digugat dalam class action oleh firma hukum Burwick Law. Intinya, mereka dituding melanggar aturan sekuritas dan melakukan manipulasi pasar.
Lebih lanjut lagi, di bulan Februari, tim hukum lain juga ikut melayangkan surat “cease and desist” terhadap platform tersebut. Alasannya, platform ini menggunakan nama-nama brand atau merek dagang tanpa izin di token-token yang dijual.
Ini membuat banyak pihak, termasuk calon investor institusional, jadi berpikir dua kali. Apalagi, akun media sosial resmi PumpFun dan Pendirinya sempat menghilang selama beberapa hari di pertengahan Juni, menambah kesan tidak transparan yang sudah lebih dulu muncul akibat isu hukum tadi.
Penjualan Privat dan Kekhawatiran Akan Investor Awal
Di sisi lain, meskipun belum melangsungkan lelang publik, tim PumpFun diam-diam sudah menjual sebagian besar alokasi token mereka melalui jalur privat ke beberapa dana kripto.
Kabarnya, sekitar US$70 juta telah berhasil dikumpulkan melalui skema ini. Bahkan sebagian analis menyebut bahwa hingga 60 persen total token akan dikuasai oleh investor awal. Artinya, saat token ini akhirnya dirilis ke publik, mereka yang masuk lebih awal bisa saja langsung mengambil untung, sementara investor ritel hanya kebagian ‘sisa pasar.’
Ini tentu mengundang kekhawatiran. Beberapa pihak mulai membandingkan dengan skenario lama yang cukup sering terjadi di dunia kripto, para investor awal leluasa exit saat harga naik tajam di awal, dan para investor ritel harus menanggung beban koreksi besar setelah hype mereda.
Efek Domino ke Ekosistem Solana
Penundaan ini tidak hanya berdampak pada citra PumpFun sendiri, tetapi juga menyerempet ke pasar Solana secara umum. Selama beberapa hari terakhir, harga SOL terpantau turun sekitar enam persen.
Meski fluktuasi harga adalah hal biasa di dunia kripto, penurunan ini terjadi berdekatan dengan kabar terbaru soal penundaan lelang PumpFun.
Lebih dari itu, beberapa analis dari dana ventura yang fokus di sektor Web3 menyarankan investor ritel untuk menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum ikut membeli token PumpFun jika akhirnya dirilis.
Menurut mereka, pasar saat ini terlalu labil dan terlalu banyak ketidakpastian menyangkut siapa yang benar-benar mengendalikan pasokan token dan bagaimana distribusinya akan terjadi.
Namun demikian, antusiasme terhadap proyek ini belum sepenuhnya padam. Sebagian pengguna masih percaya bahwa platform tersebut bisa menjadi eksperimen sosial berbasis blockchain yang menarik, terutama di tengah tren memecoin yang belum mereda.
Tapi di dunia kripto, percaya saja seringkali tidak cukup. Keterbukaan informasi, tata kelola yang rapi dan komunikasi yang konsisten jauh lebih menentukan daripada sekadar hype yang dibumbui angka miliaran. [st]