Puncak Harga Bitcoin di Siklus Halving, US$300 Ribu pada 2025?

Puncak harga bitcoin diperkirakan bisa mencapai US$300 ribu pada November 2025, berdasarkan data historis, lalu berlanjut koreksi sebesar 75 persen hingga 2027.

Siklus halving Bitcoin selalu menjadi faktor penting dalam menentukan tren harga jangka panjang. Dengan siklus halving terbaru yang terjadi pada 19 April 2024, banyak analis dan investor yang mencoba memperkirakan sejauh mana harga Bitcoin akan naik sebelum memasuki fase koreksi besar. Berdasarkan data historis dari dua siklus sebelumnya, pola pergerakan harga Bitcoin menunjukkan kesamaan yang dapat dijadikan acuan dalam prediksi kali ini.

Prediksi ini berdasarkan indikator Bitcoin Halving Cycle Profit, yang dikembangkan oleh Kevin Svenson, mengungkap pola profit taking yang konsisten dan telah ditentukan sebelumnya, yang dipicu oleh setiap peristiwa halving Bitcoin. Indikator ini menyederhanakan analisis terhadap halving, memberikan sinyal eksplisit untuk strategi aksi ambil untung serta Dollar-Cost Averaging (DCA) sebagai aksi akumulasi optimal.

“40 minggu setelah halving merupakan awal zona optimal untuk profit taking. Sementara itu 80 minggu setelah halving merupakan last call untuk profit sebelum pasar bearish dimulai. Sedangkan 125 minggu setelah halving merupakan waktu optimal untuk mulai strategi Dollar-Cost Averaging,” tulis Svenson dalam keterangan indikator itu.

Secara ringkas, menurut formula itu, bearish market diperkirakan akan mulai sekitar 80 minggu setelah peristiwa halving terakhir Bitcoin. Jika dihitung dari tanggal 19 April 2024, periode tersebut akan berakhir pada 8 November 2025.

Pada titik ini, fase optimal untuk profit-taking diperkirakan telah mencapai puncaknya, menandakan berakhirnya momentum kenaikan harga yang dominan. Seiring dengan itu, Bitcoin kemungkinan besar akan memasuki fase koreksi besar yang berpotensi menyeret harga menuju titik terendahnya dalam siklus pasar berikutnya. Hal ini sejalan dengan pola historis di mana pergerakan harga Bitcoin cenderung mengalami penurunan tajam setelah periode akumulasi keuntungan pasca-halving.

Analisis Siklus Halving Sebelumnya

Pada siklus halving 2020, harga Bitcoin naik sebesar 600 persen dalam 280 hari setelah halving, mencapai titik awal periode profit di US$60.700 pada 15 Februari 2021. Setelah mengalami koreksi 52 persen ke US$28.499 dalam 126 hari, harga kembali melonjak hingga puncaknya di US$69.224 dalam waktu 140 hari. Namun, fase profit-taking berakhir pada 22 November 2021, dan setelah itu terjadi koreksi dalam sebesar 75 persen yang membawa harga ke titik terendah US$15.359 pada 21 November 2022.

Pola serupa juga terjadi pada siklus 2016, di mana kenaikan sebesar 103 persen terjadi dalam 280 hari pasca halving dan kemudian diikuti reli besar sebesar 1.438 persen hingga mencapai puncaknya di US$19.546 pada 11 Desember 2017. Setelah itu, koreksi terjadi dalam dua tahap dengan total penurunan 75 persen ke US$3.145 pada 17 Desember 2018.

Profit taking Bitcoin pada siklus Halving BTC 5 November 2020 dan puncak harga Bitcoin.
Profit taking Bitcoin pada siklus Halving BTC 5 November 2020. Sumber: Indikator Bitcoin Halving Cycle Profit via Tradingview.
Profit taking Bitcoin pada siklus Halving BTC 9 Juli 2016 dan puncak harga Bitcoin.
Profit taking Bitcoin pada siklus Halving BTC 9 Juli 2016.

Siklus Halving 2024 dan Prediksi Puncak Harga Bitcoin

Siklus halving terbaru yang terjadi pada 19 April 2024 menunjukkan pola yang sejauh ini mirip dengan siklus sebelumnya. Setelah mengalami kenaikan sebesar 73 persen dari US$62.971 ke US$109.398 dalam 273 hari, Bitcoin diperkirakan akan mencapai periode awal profit pada 27 Januari 2025 (para grafik, indikator sudah menerakan tanggal ini). Dengan melihat tren dari siklus sebelumnya, potensi kenaikan setelah periode ini dapat menjadi indikasi kuat bagi investor untuk mempersiapkan strategi profit-taking yang optimal.

Jika pola yang terjadi pada 2020 berulang, di mana harga naik sebesar 123 persen dari titik awal profit hingga ke puncak, maka puncak harga Bitcoin berpotensi mencapai US$244.000 pada puncak siklus kali ini. Namun, jika kita mempertimbangkan potensi lonjakan yang lebih agresif seperti pada siklus 2016, di mana kenaikan mencapai 1.438 persen dari titik awal profit, maka puncak harga Bitcoin bisa jauh lebih tinggi.

Meskipun skenario seperti itu cukup optimistis, pendekatan yang lebih moderat mengindikasikan bahwa harga Bitcoin berpeluang mencapai kisaran US$240.000 hingga US$300.000 pada puncaknya, yang diperkirakan terjadi sekitar awal November 2025.

Periode akhir profit-taking optimal diperkirakan berakhir pada awal November 2025, sebagai tanda puncak harga Bitcoin dan awal dari bear market panjang.

Potensi Koreksi Hingga US$60 Ribu dan Peluang Entri

Setelah mencapai puncak harga Bitcoin, kripto besar ini berpotensi mengalami koreksi besar seperti yang terjadi dalam dua siklus sebelumnya. Pada siklus 2016 dan 2020, harga terkoreksi sebesar 75 persen setelah mencapai puncaknya. Jika pola ini berulang, maka dari kisaran US$250.000, harga Bitcoin bisa turun hingga ke level sekitar US$62.500 dalam satu tahun setelah puncak terjadi. Koreksi ini dapat terjadi secara bertahap, dimulai dengan penurunan sekitar 30 persen setelah fase profit-taking optimal, sebelum akhirnya jatuh ke titik terendah dalam periode koreksi yang lebih panjang.

Berdasarkan pola waktu dari siklus sebelumnya, koreksi besar kemungkinan akan terjadi sekitar akhir 2025 hingga awal 2026, dengan titik terendahnya terjadi antara November 2026 hingga Januari 2027. Pada periode itu, Bitcoin diperkirakan akan berada di kisaran US$60.000 hingga US$70.000, menjadikannya sebagai peluang akumulasi optimal bagi investor jangka panjang yang ingin masuk sebelum siklus halving berikutnya.

Saat ini, harga Bitcoin pada 26 Februari 2025 berada di US$88.900, masih dalam jalur kenaikan menuju puncaknya. Namun, seperti yang telah terjadi pada siklus sebelumnya, volatilitas tinggi tetap menjadi faktor utama yang perlu diperhitungkan dalam strategi investasi. Dengan memahami pola siklus halving, investor dapat lebih bijak dalam menentukan waktu terbaik untuk mengambil profit dan kembali masuk ke pasar saat koreksi besar terjadi.

Kelemahan Proyeksi Ini

Meskipun analisis ini didasarkan pada data historis dari siklus halving sebelumnya, tidak ada jaminan bahwa pola yang sama akan berulang dengan tingkat akurasi yang tinggi. Faktor eksternal seperti regulasi pemerintah, perkembangan teknologi, dan dinamika pasar global dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin secara signifikan. Selain itu, keterlibatan institusi besar dan adopsi yang lebih luas di tingkatan negara dapat menyebabkan pola yang berbeda dari siklus sebelumnya. Oleh karena itu, investor harus selalu mempertimbangkan risiko dan tidak hanya mengandalkan pola historis dalam mengambil keputusan investasi.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa siklus kali ini akan sepenuhnya menyerupai siklus sebelumnya, pola historis menunjukkan bahwa puncak harga Bitcoin cenderung mengalami lonjakan besar sebelum akhirnya terkoreksi dalam.

Dengan memperkirakan puncak harga Bitcoin di kisaran US$240.000 hingga US$300.000 pada November 2025 dan titik terendah di sekitar US$60.000 hingga US$70.000 pada akhir 2026 atau awal 2027, investor dapat merancang strategi yang lebih matang dalam menghadapi siklus pasar ini. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait