Ketika harga Bitcoin (BTC) terus menerus mencetak harga tertinggi sepanjang masa, sebagian investor yang sudah dalam posisi untung, mungkin tergoda untuk menjual dan bertanya berapa puncak harga Bitcoin dapat dicapai. Dan kapan pula waktu yang tepat menjualnya? Sebab, sejatinya Bitcoin saat ini memasuki fase price discovery alias masuk wilayah harga yang belum terpetakan sebelumnya.
Menurut Maartunn, Community Manager CryptoQuant.com, dalam catatannya belum lama ini, pertanyaan itu sangatlah wajar, terutama mengingat volatilitas pasar kripto.
Jawabannya, menurut Maartunn, dapat ditemukan melalui analisis data secara on-chain, yang memberikan gambaran berbasis data dan angka berdasarkan aktivitas transaksi di blockchain Bitcoin untuk membantu pengambilan keputusan secara lebih rasional.
Ini sama halnya sesaat untuk mengabaikan hiruk pikuk narasi crypto yang berseliweran, mulai dari Donald Trump yang pro-kripto, Elon Musk yang ditunjuk memimpin D.O.G.E, hingga hingar bingar meme coin yang sangat aduhai.
Nah, data yang disediakan oleh CryptoQuant mencakup sejumlah indikator utama yang dapat digunakan sebagai panduan membantu melihat kapan puncak harga Bitcoin terjadi dan siap berbalik arah ke bawah. Satu indikator menunjukkan pasar Bitcoin bisa berpuncak di US$140 ribu (Rp2,2 miliar) per BTC!
Realized Price dan Rasio MVRV
Dua indikator pertama yang disorongkan oleh Maartunn adalah Realized Price dan Rasio Market Value to Realized Value (MVRV). Realized Price merupakan rata-rata harga pembelian Bitcoin oleh semua investor.
Sedangkan rasio MVRV angka perbandingan antara harga pasar Bitcoin saat ini dengan nilai realisasinya. Misalnya ketika MVRV mencapai angka 4, ini menandakan terjadinya puncak pasar, karena menunjukkan adanya keuntungan besar yang belum direalisasikan oleh investor.
“Secara historis, setiap kali angka MVRV mencapai nilai 4, hal itu menandakan puncak pasar jangka panjang. Ketika MVRV menyentuh ambang ini, maka itu merupakan indikasi kuat untuk menjual Bitcoin. Pasalnya, karena MVRV yang tinggi menunjukkan adanya jumlah keuntungan belum terealisasi yang signifikan di pasar, dan kemungkinan besar akan segera direalisasikan,” tulis Maartunn.
Mudahnya seperti ini dalam sebuah perumpamaan. Bayangkan Anda memiliki apel yang Anda beli dengan harga rata-rata Rp5 ribu per buah, tetapi di pasar saat ini harganya sudah mencapai Rp20 ribu per buah.
Nah, jika sebagian besar orang memutuskan untuk menjual apel mereka pada harga tersebut (Rp20 ribu per buah), maka harga akan turun drastis. Jadi, rasio MVRV mirip seperti alarm yang memberi tahu kapan banyak orang mulai tergoda untuk menjual (dalam hal ini kapan menjual Bitcoin), terutama ketika potensi keuntungan yang terlalu tinggi untuk diabaikan.
Diakses pada 21 November 2024, data dari CryptoQuant per 19 November 2024, rasio MVRV berada di angka 2,6. Angka ini masih jauh dari indikasi investor ingin menjual Bitcoin mereka. Dengan kata lain ini belum cukup besar untuk mendorong aksi jual besar-besaran, sebagai penanda puncak pasar, alias pasar masih berharap ada kenaikan lebih lanjut.
Patut dicatat, harga tertinggi sepanjang masa Bitcoin ketika artikel ditulis terjadi pada Rabu (20/11/2024) malam di kisaran US$94.938.
Beberapa pekan sebelumnya pun beberapa pelaku pasar menilai memang Bitcoin masih berpotensi besar untuk mencetak rekor baru lagi. Beberapa di antaranya memproyeksikan bisa mencapai di atas US$100 ribu.
Indeks Fear and Greed
Indeks fear and greed ini mencerminkan sentimen pasar. Angka di atas 80 menunjukkan dominasi keserakahan (greed) di pasar, yang biasanya terjadi ketika harga terus naik tanpa henti. Namun, ini juga sering menjadi tanda bahwa pasar sudah terlalu jenuh dan whale bersiap keluar dari pasar.
Anggap saja Anda berada di sebuah pasar lelang yang ramai. Ketika semua orang mulai menawar harga sangat tinggi karena keserakahan, pada titik tertentu, akan ada yang berhenti menawar karena merasa harga sudah terlalu mahal. Saat itulah pasar mulai melambat, atau bahkan jatuh. Ketika indeks ini berada di angka 80 atau lebih, itu seperti semua orang di lelang sudah dalam hiruk pikuk yang pekat, tetapi cepat atau lambat akan ada yang mundur.
Maartunn menjelaskan bahwa meskipun pasar mungkin masih naik saat tingkat greed tinggi, ini adalah momen untuk waspada, karena pasar cenderung menuju puncaknya.
“Secara umum, ketika indeks melebihi nilai 80, disarankan untuk berhati-hati. Meskipun pasar dapat terus naik di saat tingkat keserakahan tinggi, ini sering menjadi sinyal bahwa puncak pasar sudah dekat,” imbuhnya.
Data per 19 November 2024, indeks sudah menunjukkan angka 90, yang menandakan pasar sedang extreme greed dan puncak pasar sudah dekat.
Realized Cap
Realized Cap adalah total nilai Bitcoin berdasarkan harga terakhir saat dipindahkan. Indikator ini tumbuh selama fase bull dan menurun selama fase bear. Ketika kapitalisasi ini berhenti tumbuh, artinya aliran uang baru ke pasar mulai melambat, yang dapat menyebabkan tekanan turun pada harga. Ini menandakan adanya aksi profit-taking alias menjual Bitcoin yang cukup besar
Bayangkan Anda sedang mengisi bak mandi dengan air. Selama air terus mengalir, bak akan penuh, seperti harga Bitcoin yang naik. Tetapi jika Anda mulai mengurangi aliran air atau menghentikannya, maka bak tidak akan terisi lebih banyak, atau bahkan mungkin mulai kosong jika ada kebocoran. Realized Cap menunjukkan “aliran air” ini—jika berhenti mengalir, pasar bisa berbalik arah.
Menurut Maartunn, indikator ini tidak selalu 100 persen akurat, tetapi cukup efektif untuk memberi sinyal kapan pasar mulai kehilangan momentumnya.
“Area-area ini ditandai dengan warna hijau dan merah pada grafik. Indikator ini tidak 100 persen akurat, tetapi cukup baik memberikan sinyal bagi trader,” sebutnya, menyiratkan indikator ini dapat digunakan untuk mengenal tanda-tanda puncak harga Bitcoin.
Terpantau pada data 16 November 2024, Realized Cap Bitcoin memang sedang tumbuh menanjak dimulai dari 11 Januari 2023 dan kini berada di atas harga BTC. Namun demikian belum ada tanda-tanda pasar sudah berada di puncak sebagai sinyal untuk investor kapan menjual Bitcoin mereka.
Coin Days Destroyed Bitcoin
Indikator Coin Days Destroyed ini mengukur aktivitas Bitcoin berdasarkan usia unit koin BTC yang dipindahkan. Ketika koin-koin lama yang sudah lama tidak aktif tiba-tiba dipindahkan, angka indikator Coin Days Destroyed akan melonjak. Lonjakan besar, terutama di atas 15-20 juta, sering kali menandakan bahwa investor lama mulai paham kapan menjual Bitcoin mereka.
Perumpamaan di sini, anggap saja Bitcoin lama seperti tabungan dalam celengan yang sudah bertahun-tahun tidak dibuka. Ketika banyak orang mulai memecahkan celengan mereka dan mengambil uangnya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa harga saat ini sudah cukup menguntungkan untuk mencairkan tabungan tersebut. Jika aktivitas ini terjadi secara besar-besaran, itu menunjukkan bahwa pasar mungkin mendekati puncaknya.
Maartunn menegaskan bahwa lonjakan pada indikator ini biasanya menjadi sinyal kuat bahwa investor besar sedang melakukan aksi ambil untung atau puncak harga Bitcoin sudah terjadi.
Data per 19 November 2024 angka Coin Days Destroyed sudah mencapai 15,1 juta. Sebagai perbandingan, data pada 3 April 2024, angka indikator menunjukkan 24,2 juta. Itu adalah bulan di mana harga sudah mulai luruh usai reli panjang sejak akhir Desember 2022.
BTC dan Indikator Inter-Exchange Flow Pulse (IFP)
Indikator Inter-Exchange Flow Pulse (IFP) memantau aliran Bitcoin antara bursa spot dan derivatif. Pergerakan Bitcoin ke bursa derivatif sering kali mencerminkan sentimen pasar. Peningkatan aliran Bitcoin ke bursa derivatif cenderung berhubungan dengan tren pasar bull, sementara penurunan aliran dapat mengindikasikan potensi tren bear.
IFP memberikan gambaran penting tentang bagaimana investor menggunakan Bitcoin mereka. Ketika volume Bitcoin yang besar dipindahkan ke bursa derivatif, itu menandakan niat untuk berpartisipasi dalam perdagangan berjangka, yang sering kali menjadi pendorong utama kenaikan harga di pasar kripto.
Sebaliknya, penarikan besar-besaran dari bursa derivatif ke dompet pribadi atau bursa spot bisa menjadi tanda bahwa investor mengurangi eksposur risiko mereka, mungkin karena mereka memprediksi penurunan harga, menyusul aksi menjual Bitcoin.
Bayangkan pasar Bitcoin seperti arena pacuan kuda, di mana para investor adalah penonton yang memasang taruhan. Jika banyak orang mulai memasukkan uang mereka ke arena taruhan (dalam hal ini, bursa derivatif), itu menunjukkan kepercayaan tinggi bahwa harga akan naik, mendorong lonjakan aktivitas di pasar. Namun, jika penonton menarik uang mereka dan meninggalkan arena, ini adalah sinyal bahwa mereka memilih untuk “bermain aman,” yang dapat menyebabkan perlambatan di pasar.
Hingga 17 November 2024, tidak ada tanda signifikan dari peningkatan aliran Bitcoin ke bursa derivatif. Maartunn mencatat bahwa hal ini menunjukkan pasar masih dalam kondisi stabil tanpa tekanan ekstrem menuju bull atau bear.
Di atas itu semua, keputusan untuk kapan menjual Bitcoin tentu saja adalah keputusan yang sangat subjektif, bergantung pada strategi dan toleransi risiko masing-masing investor. Namun, dengan menggunakan indikator seperti Realized Price, MVRV, Indeks Fear and Greed, Realized Cap, dan Coin Days Destroyed, Anda bisa lebih percaya diri dalam mengambil langkah dan cenderung tak bias.
Maartunn menekankan pentingnya memahami pola ini, bahwa setiap indikator memiliki batasannya, tetapi ketika mereka digunakan secara bersama, kita memiliki alat yang sangat efektif untuk menjadi trader yang lebih baik.
Seperti sebuah kompas yang memandu Anda dalam perjalanan, indikator-indikator ini memberikan arah yang jelas, sehingga Anda dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjual, karena lebih mudah mengenali puncak harga Bitcoin. [ps]