Puncak Harga Bitcoin Rp2,7 Miliar? Ini Sinyalnya

Bitcoin (BTC) telah mengalami koreksi yang cukup mengejutkan sejak pertengahan Desember 2024, namun sinyal puncak harga Bitcoin masih terlihat dari beberapa metrik, menunjukkan titik untuk ATH baru.

Bitcoin saat ini tampak kembali membangun pemulihan harga, dengan data NFP yang sesuai ekspektasi (164.000 pekerjaan baru), dampaknya mungkin moderat. Dolar AS bisa tetap stabil atau sedikit menguat.

Bitcoin bisa mengalami sedikit tekanan jual jika dolar AS menguat, tetapi volatilitasnya bisa meningkat saat investor menilai kondisi pasar lebih lanjut, seperti pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS yang baru.

Trump yang kini pro-kripto, tampak akan membawa angin segar ke industri kripto AS dan global, juga dengan akan hadirnya Ketua SEC yang ramah kripto, Paul Atkins.

Nah, data yang disediakan oleh CryptoQuant mencakup sejumlah indikator utama yang dapat digunakan sebagai panduan membantu melihat kapan puncak harga Bitcoin terjadi dan siap berbalik arah ke bawah. Satu indikator menunjukkan pasar Bitcoin bisa berpuncak di atas US$160 ribu (Rp2,7 miliar) per BTC!

Realized Price dan Rasio MVRV

Dua indikator pertama yang kita sorot adalah Realized Price dan Rasio Market Value to Realized Value (MVRV). Realized Price merupakan rata-rata harga pembelian Bitcoin oleh semua investor.

Sedangkan rasio MVRV angka perbandingan antara harga pasar Bitcoin saat ini dengan nilai realisasinya. Misalnya ketika MVRV mencapai angka 4, ini menandakan terjadinya puncak pasar, karena menunjukkan adanya keuntungan besar yang belum direalisasikan oleh investor.

Secara historis, setiap kali angka MVRV mencapai nilai 4, hal itu menandakan puncak pasar jangka panjang (long-market top). Ketika MVRV menyentuh ambang ini, maka itu merupakan indikasi kuat untuk menjual Bitcoin.

Pasalnya, karena MVRV yang tinggi menunjukkan adanya jumlah keuntungan belum terealisasi yang signifikan di pasar, dan kemungkinan besar akan segera direalisasikan.

Mudahnya seperti ini dalam sebuah perumpamaan. Bayangkan Anda memiliki manggis yang Anda beli dengan harga rata-rata Rp10 ribu per buah, tetapi di pasar saat ini harganya sudah mencapai Rp50 ribu per buah.

Nah, jika sebagian besar orang memutuskan untuk menjual manggis mereka pada harga tersebut (Rp50 ribu per buah), maka harga akan turun drastis.

Jadi, rasio MVRV mirip seperti alarm yang memberi tahu kapan banyak orang mulai tergoda untuk menjual (dalam hal ini kapan menjual Bitcoin), terutama ketika potensi keuntungan yang terlalu tinggi untuk diabaikan.

Diakses pada 11 Januari 2025, data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa rasio MVRV berada di angka 2,5. Angka ini masih jauh dari indikasi investor ingin menjual Bitcoin mereka.

Dengan kata lain ini belum cukup besar untuk mendorong aksi jual besar-besaran, sebagai penanda puncak pasar, alias pasar masih berharap ada kenaikan lebih lanjut.

Rasio MVRV saat ini menunjukkan 2,5, masih jauh dari indikator investor menjual Bitcoin, yakni angka 4.
harga bitcoin
Grafik Realized Price menunjukkan saat ini harga Bitcoin bisa mencapai puncaknya di kisaran US$165.508 (upper band, berwarna merah).

Grafik Realized Price di atas menunjukkan saat ini harga Bitcoin bisa mencapai puncaknya di kisaran US$165.508 atau lebih dari Rp2,7 miliar dengan kurs saat ini. Patut dicatat, harga tertinggi sepanjang masa (ATH) Bitcoin ketika artikel ditulis terjadi pada Selasa (17/12/2024) di kisaran US$108.268.

Beberapa pekan sebelumnya pun beberapa pelaku pasar menilai memang Bitcoin masih berpotensi besar untuk mencetak rekor baru lagi. Beberapa di antaranya memproyeksikan bisa mencapai di atas US$200 ribu.

Harga Bitcoin Bisa Tembus US$200 Ribu? Ini Prediksinya!

Indeks Fear and Greed

Indeks fear and greed ini mencerminkan sentimen pasar. Angka di atas 80 menunjukkan dominasi keserakahan (greed) di pasar, yang biasanya terjadi ketika harga terus naik tanpa henti. Namun, ini juga sering menjadi tanda bahwa pasar sudah terlalu jenuh dan whale bersiap keluar dari pasar.

Anggap saja Anda berada di sebuah pasar lelang yang ramai. Ketika semua orang mulai menawar harga sangat tinggi karena keserakahan, pada titik tertentu, akan ada yang berhenti menawar karena merasa harga sudah terlalu mahal.

Saat itulah pasar mulai melambat, atau bahkan jatuh. Ketika indeks ini berada di angka 80 atau lebih, itu seperti semua orang di lelang sudah dalam hiruk pikuk yang pekat, tetapi cepat atau lambat akan ada yang mundur.

Intinya, Meskipun pasar mungkin masih naik saat tingkat greed tinggi, ini adalah momen untuk waspada, karena pasar cenderung menuju puncaknya.

“Secara umum, ketika indeks melebihi nilai 80, disarankan untuk berhati-hati. Meskipun pasar dapat terus naik di saat tingkat keserakahan tinggi, ini sering menjadi sinyal bahwa puncak pasar sudah dekat,” ungkap CryptoQuant.

Data per 11 Januari 2025, indeks sudah menunjukkan angka 70, yang menandakan pasar sedang greed, namun puncak pasar belum terlalu dekat.

Realized Cap

Realized Cap adalah total nilai Bitcoin berdasarkan harga terakhir saat dipindahkan. Indikator ini tumbuh selama fase bull dan menurun selama fase bear.

Ketika kapitalisasi ini berhenti tumbuh, artinya aliran uang baru ke pasar mulai melambat, yang dapat menyebabkan tekanan turun pada harga. Ini menandakan adanya aksi profit-taking alias menjual Bitcoin yang cukup besar

Bayangkan Anda sedang mengisi bak mandi dengan air. Selama air terus mengalir, bak akan penuh, seperti harga Bitcoin yang naik.

Tetapi, jika Anda mulai mengurangi aliran air atau menghentikannya, maka bak tidak akan terisi lebih banyak, atau bahkan mungkin mulai kosong jika ada kebocoran. Realized Cap menunjukkan “aliran air” ini—jika berhenti mengalir, pasar bisa berbalik arah.

Menurut CryptoQuant, indikator ini tidak selalu 100 persen akurat, tetapi cukup efektif untuk memberi sinyal kapan pasar mulai kehilangan momentumnya.

“Area-area ini ditandai dengan warna hijau dan merah pada grafik. Indikator ini tidak 100 persen akurat, tetapi cukup baik memberikan sinyal bagi trader,” sebutnya, menyiratkan indikator ini dapat digunakan untuk mengenal tanda-tanda puncak harga Bitcoin.

Terpantau pada data 11 Januari 2025, Realized Cap Bitcoin memang sedang tumbuh menanjak dimulai dari 11 Januari 2023 dan kini berada di atas harga BTC. Namun demikian belum ada tanda-tanda pasar sudah berada di puncak sebagai sinyal untuk investor kapan menjual Bitcoin mereka.

Coin Days Destroyed Bitcoin

Indikator Coin Days Destroyed ini mengukur aktivitas Bitcoin berdasarkan usia unit koin BTC yang dipindahkan. Ketika koin-koin lama yang sudah lama tidak aktif tiba-tiba dipindahkan, angka indikator Coin Days Destroyed akan melonjak. Lonjakan besar, terutama di atas 15-20 juta, sering kali menandakan bahwa investor lama mulai paham kapan menjual Bitcoin mereka.

Perumpamaan di sini, anggap saja Bitcoin lama seperti tabungan dalam celengan yang sudah bertahun-tahun tidak dibuka.

Ketika banyak orang mulai memecahkan celengan mereka dan mengambil uangnya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa harga saat ini sudah cukup menguntungkan untuk mencairkan tabungan tersebut. Jika aktivitas ini terjadi secara besar-besaran, itu menunjukkan bahwa pasar mungkin mendekati puncaknya.

Lonjakan pada indikator ini biasanya menjadi sinyal kuat bahwa investor besar sedang melakukan aksi ambil untung atau puncak harga Bitcoin sudah terjadi.

Data per 11 Januari 2025 angka Coin Days Destroyed sudah mencapai 9,7,1 juta. Sebagai perbandingan, data pada 3 April 2024, angka indikator menunjukkan 24,2 juta. Itu adalah bulan di mana harga sudah mulai luruh usai reli panjang sejak akhir Desember 2022.

harga bitcoin

BTC dan Indikator Inter-Exchange Flow Pulse (IFP)

Indikator Inter-Exchange Flow Pulse (IFP) memantau aliran Bitcoin antara bursa spot dan derivatif. Pergerakan Bitcoin ke bursa derivatif sering kali mencerminkan sentimen pasar. Peningkatan aliran Bitcoin ke bursa derivatif cenderung berhubungan dengan tren pasar bull, sementara penurunan aliran dapat mengindikasikan potensi tren bear.

IFP memberikan gambaran penting tentang bagaimana investor menggunakan Bitcoin mereka. Ketika volume Bitcoin yang besar dipindahkan ke bursa derivatif, itu menandakan niat untuk berpartisipasi dalam perdagangan berjangka, yang sering kali menjadi pendorong utama kenaikan harga di pasar kripto.

Sebaliknya, penarikan besar-besaran dari bursa derivatif ke dompet pribadi atau bursa spot bisa menjadi tanda bahwa investor mengurangi eksposur risiko mereka, mungkin karena mereka memprediksi penurunan harga, menyusul aksi menjual Bitcoin.

Bayangkan pasar Bitcoin seperti arena pacuan kuda, di mana para investor adalah penonton yang memasang taruhan. Jika banyak orang mulai memasukkan uang mereka ke arena taruhan (dalam hal ini, bursa derivatif), itu menunjukkan kepercayaan tinggi bahwa harga akan naik, mendorong lonjakan aktivitas di pasar.

Namun, jika penonton menarik uang mereka dan meninggalkan arena, ini adalah sinyal bahwa mereka memilih untuk “bermain aman,” yang dapat menyebabkan perlambatan di pasar.

Hingga 11 Januari 2022, tidak ada tanda signifikan dari peningkatan aliran Bitcoin ke bursa derivatif. Hal ini menunjukkan pasar masih dalam kondisi stabil tanpa tekanan ekstrem menuju bull atau bear.

Di atas itu semua, keputusan untuk kapan menjual Bitcoin tentu saja adalah keputusan yang sangat subjektif, bergantung pada strategi dan toleransi risiko masing-masing investor.

Namun, dengan menggunakan indikator seperti Realized Price, MVRV, Indeks Fear and Greed, Realized Cap, dan Coin Days Destroyed, Anda bisa lebih percaya diri dalam mengambil langkah dan cenderung tak bias.

Laksa sebuah kompas yang memandu Anda dalam perjalanan, indikator-indikator ini memberikan arah yang jelas, sehingga Anda dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjual, karena lebih mudah mengenali puncak harga Bitcoin. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait