PYUSD Lolos dari Jerat SEC, PayPal Siap Maju Tanpa Gangguan

Keputusan mengejutkan datang dari AS pekan ini. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akhirnya mengakhiri penyelidikan terhadap stablecoin milik PayPal, PYUSD.

Sejak awal kemunculannya pada Agustus 2023, PYUSD memang sudah menjadi sorotan, terlebih karena PayPal adalah pemain besar yang sebelumnya dikenal di sektor pembayaran digital, bukan kripto.

Maka ketika SEC mengirimkan subpoena pada November 2023, banyak pihak menduga ini bisa menjadi awal dari tekanan hukum yang lebih berat terhadap stablecoin baru tersebut.

Namun kenyataannya justru sebaliknya. Pada Februari 2025, PayPal mendapat kabar bahwa SEC tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut. Dan kini, lewat dokumen resmi pada akhir April, informasi tersebut diumumkan ke publik.

PayPal Akhirnya Bernapas Lega, PYUSD Siap Melaju

Bagi PayPal dan mitranya, Paxos, ini seperti angin segar di tengah kabut ketidakpastian regulasi. Tidak ada denda, tidak ada pembatasan tambahan, dan yang lebih penting, tidak ada hambatan hukum yang bisa memperlambat perkembangan PYUSD ke depan.

Di sisi lain, ini juga menandakan satu hal penting, di mana SEC mungkin mulai menyadari bahwa pendekatan keras terhadap semua proyek stablecoin tidak selalu efektif. Terutama jika stablecoin itu diterbitkan oleh perusahaan mapan seperti PayPal yang sudah diawasi ketat dari sisi finansial.

Lebih lanjut lagi, berakhirnya penyelidikan ini memberi ruang lebih besar bagi PYUSD untuk berkembang. Dalam waktu yang berdekatan dengan kabar ini, PayPal langsung tancap gas. Pada 23 April 2025, mereka meluncurkan program loyalitas khusus bagi pengguna PYUSD di AS.

Iming-imingnya? Imbal hasil tahunan sebesar 3,7 persen untuk setiap pengguna yang menyimpan PYUSD lewat aplikasi PayPal atau Venmo. Lumayan juga, mengingat bunga tabungan tradisional biasanya hanya seujung kuku.

Langkah Strategis Terbaru, Tapi Dominasi Pasar Masih Jauh

Sehari setelahnya, mereka menggandeng Coinbase dalam kolaborasi menarik. Dengan kemitraan ini, pengguna bisa menukar PYUSD dengan dolar AS secara 1:1 di platform Coinbase, bahkan tanpa biaya tambahan.

Jadi buat pengguna aktif yang suka berpindah antar platform, ini jelas menghemat biaya dan waktu. Seolah PayPal ingin mengatakan bahwa mereka serius main di ruang ini.

Meski begitu, jalannya PYUSD masih panjang. Pasar stablecoin saat ini masih dikuasai dua raksasa lama, yakni Tether (USDT) dan USD Coin (USDC).

Sampai April 2025, kapitalisasi pasar PYUSD baru mencapai sekitar US$880 juta. Bandingkan dengan USDT yang sudah melampaui US$148,5 miliar. Gap-nya besar dan tentu tidak bisa dikejar dalam semalam.

Tapi jika PayPal konsisten dengan strategi mereka, fokus ke integrasi lintas platform, insentif pengguna, dan tentu saja, transparansi regulasi, PYUSD punya peluang.

Namun demikian, kita juga perlu melihat dampaknya secara lebih luas. Penutupan penyelidikan ini bukan hanya kemenangan untuk PayPal. Ini juga bisa menjadi titik balik pendekatan regulasi SEC terhadap stablecoin.

Apalagi, SEC sebelumnya juga menghentikan penyelidikan terhadap beberapa perusahaan kripto lain, seperti Robinhood Crypto dan Coinbase. Apakah ini sinyal bahwa regulator mulai membuka ruang dialog lebih besar dengan industri? Bisa jadi.

Beberapa pihak bahkan mengaitkan ini dengan perkembangan di Kongres AS, yang belakangan mendorong rancangan undang-undang baru untuk stablecoin pembayaran.

Salah satunya, RUU yang dikenal dengan nama GENIUS, sedang digodok agar menciptakan kerangka hukum khusus bagi penerbit stablecoin yang memang bertujuan mendukung sistem keuangan digital.

Di tengah semua perubahan ini, langkah PayPal seolah mengingatkan satu hal penting, jika ingin bermain di dunia kripto dengan tenang, pastikan punya fondasi regulasi yang kuat. Dan ya, jangan lupa sediakan bonus menarik buat pengguna, karena kadang loyalitas juga bisa dibeli, selama bunganya masuk akal. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait