QolaQ Foundation mengumumkan kehadirannya sebagai platform berbasis blockchain yang memanfaatkan arsitektur Web3 & smart contract untuk menyediakan Mutual Aid Platform (MAP) yang pertama dan inklusif mampu menghubungkan individu secara global agar dapat saling memberi dan menerima bantuan untuk bisa mengakses fasilitas kesehatan sesuai esensi dasar asuransi. QolaQ berfokus pada dua program yaitu penyakit kritis dan program jiwa.
Sebagai salah satu karya anak bangsa di bidang teknologi digital, adanya inovasi yang mampu menghubungkan individu secara global untuk saling bantu satu sama lain dalam keadaan sulit menjadikan QolaQ sebagai solusi akses kesehatan bagi masyarakat Indonesia yang tidak dapat menjangkau asuransi konvensional sekaligus jawaban atas keraguan adakah proteksi yang adil dan transparan.
Berbasis teknologi blockchain dan bersifat terdesentralisasi, sehingga memungkinkan setiap anggota QolaQ memberikan suara (vote) untuk pengambilan keputusan klaim dari anggota lainnya. Kecanggihan QolaQ juga terdapat dalam sistem transaksi, karena dibangun berbasis smart contract Soroban sehingga tidak ada lagi struktur biaya, seperti biaya agen, premi, dan pemrosesan klaim. Biaya-biaya ini nilainya sangat signifikan sehingga sering menjadi kendala masyarakat untuk berasuransi.
COO & Co-Founder QolaQ, Lifedoory Hatumessen mengatakan bahwa kehadiran QolaQ diilhami oleh esensi dasar asuransi, yaitu kebersamaan (mutuality) dan kebebasan (freedom) Kebersamaan dalam asuransi yang dimaksud adalah menjaga satu sama lain dari risiko yang bersifat merugikan diri sendiri dan orang lain, bertujuan untuk menghidupkan kembali niat untuk saling bantu antara satu dengan yang lain saat dibutuhkan.
Namun, QolaQ bukanlah perusahaan asuransi dan tidak didukung oleh perusahaan asuransi. QolaQ tidak melakukan penerbitan polis, tidak ada pengumpulan biaya premi, biaya agen, dan biaya pemrosesan klaim.
“QolaQ adalah platform ‘Saling Bantu’ (mutual aid). Kami ingin menghidupkan kembali semangat budaya kearifan lokal, yakni prinsip gotong royong. Prinsip ini kami terapkan dalam mekanisme voting untuk pengambilan keputusan klaim bagi sesama anggota komunitas sehingga proses klaim dipastikan tidak bersifat sepihak, tetapi partisipatif dan transparan,” sebut Lifedoory dalam keterangan persnya belum lama ini.
Lifedoory menjelaskan dengan cara kerja “pay-when-needed” di QolaQ menjadi sangat sederhana, yakni anggota hanya akan membayar ketika ada klaim yang sudah disetujui melalui proses voting. Kemudian, setelah resmi terdaftar maka para anggota dapat terhubung satu sama lain secara global untuk saling bantu saat dibutuhkan.
Jika ada anggota yang di diagnosa suatu penyakit, dapat mengajukan klaim bantuan dengan menyertakan dokumen pendukung klaim. Nantinya, sesama anggota memiliki kesempatan mengelola dan mengaktifkan seluruh proses end-to-end secara transparan dalam proses klaim, untuk memberikan suara dalam menentukan apakah klaim diterima atau tidak.
Inovasi proses klaim dengan cara vote ini adalah hasil kemitraan QolaQ dengan Rey, startup insurance technology (insurtech) yang akan bekerjasama dengan QolaQ dalam menyediakan dashboard administrasi kesehatan. Dashboard administrasi kesehatan yang disediakan oleh Rey bertujuan untuk membantu anggota dalam menentukan hasil final klaim. Jika hasil klaim disetujui maka anggota yang mengajukan dapat menerima bantuan.
CTO & Co-Founder Rey, Bobby Siagian mengatakan Rey berperan sebagai penyedia dashboard administrasi kesehatan. Setiap hasil klaim akan diproses melalui dashboard administrasi kesehatan. Dashboard administrasi kesehatan akan membantu para anggota dalam memeriksa klaim yang diajukan, sehingga anggota dapat melihat proses penilaian secara transparan.
QolaQ Didukung Stellar Development Foundation
QolaQ sebagai mutual aid platform berbasis Web3 didukung oleh Stellar Development Foundation, organisasi non-profit yang berfokus membangun infrastruktur blockchain dan teknologi Web3 yang memungkinkan pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan aman dengan harga terjangkau yang dapat dilakukan di seluruh dunia.
Melalui Stellar Community Fund (SCF) sudah banyak mendanai berbagai proyek Web3 yang inovatif dengan visi membangun dan mengembangkan proyek yang bersifat inklusif dan bermanfaat untuk kemanusiaan (humanitarian aid). Termasuk inisiasi bantuan kemanusiaan konflik di Ukraina akibat perang dengan Rusia yang berkolaborasi dengan International Rescue Committee (IRC).
QolaQ juga termasuk dalam ekosistem Stellar Community Fund dan telah mendapatkan pendanaan sekitar US$150 ribu. Mengenai pendanaan, QolaQ juga telah berhasil mendapatkan pendanaan awal sebesar US$500 ribu dari berbagai institusional investor. Saat ini, QolaQ sedang dalam proses penggalangan dana untuk pendanaan awal (seed funding) hingga US$1 juta serta tengah mengumpulkan pendanaan dari sumber investor lainnya.
Menutup penjelasannya, Lifedoory optimis QolaQ dapat mewujudkan visinya menjadi jembatan global para Anggota. Ia menargetkan QolaQ dapat menjaring lebih dari 30.000 anggota hingga akhir tahun 2024. Dalam upaya menciptakan jaringan global yang inklusif ini, QolaQ terbuka untuk WNA yang tinggal di Indonesia atau negara lain. Saat ini, sudah ada 10 ribu jumlah orang dari lebih dari 130 negara yang masuk dalam daftar tunggu (waiting list) untuk menjadi anggota QolaQ. [ps]