Teknologi terus berkembang cepat, menghadirkan peluang besar sekaligus risiko baru. Dari internet, kecerdasan buatan (AI), hingga teknologi blockchain, semua menghadapi tantangan keamanan yang semakin rumit.
Salah satu ancaman serius datang dari komputasi kuantum, yang diperkirakan dapat meruntuhkan sistem kriptografi modern dan mengancam ekosistem aset digital jika tidak segera diantisipasi.
Framework Quantum-Safe Masuk Meja SEC
Crypto Assets Task Force milik SEC Amerika Serikat baru saja menerima sebuah proposal penting terkait perlindungan aset digital dari ancaman komputasi kuantum pada Rabu (03/09/2025).
Dokumen berjudul Post-Quantum Financial Infrastructure Framework (PQFIF) ini disusun oleh Daniel Bruno Corvelo Costa dan kini tengah dipertimbangkan sebagai salah satu masukan strategis oleh SEC.
Isi proposal tersebut cukup tegas. Costa memperingatkan bahwa kemajuan komputer kuantum saat ini dapat meruntuhkan sistem yang selama ini melindungi aset digital dan jika ini berpotensi menimbulkan dampak yang sangat besar.
“Cryptographically relevant quantum computer (CRQC) dapat merusak keamanan dasar yang melindungi triliunan dolar aset, yang dapat menyebabkan risiko sistemik, kerugian besar bagi investor, dan erosi total kepercayaan pasar,” jelas proposal tersebut.
Framework PQFIF menawarkan peta jalan yang menekankan migrasi sistem kriptografi aset digital utama seperti Bitcoin dan Ethereum menuju standar baru yang lebih aman dan tahan terhadap serangan kuantum.
Selain itu, dokumen ini menyoroti ancaman strategi “Harvest Now, Decrypt Later”, di mana pihak jahat mengumpulkan data terenkripsi sejak dini untuk dibobol ketika teknologi quantum sudah matang. Ancaman ini bersifat jangka panjang dan tidak bisa diremehkan.
Bisakah Komputer Kuantum Terbaru dari Google Membobol Bitcoin?
Perlombaan Melawan “Q-Day”
Framework PQFIF merekomendasikan sejumlah mitigasi untuk menghadapi ancaman kuantum. Beberapa di antaranya adalah penilaian kerentanan otomatis pada platform aset digital, perlindungan prioritas untuk dompet institusional dan crypto exchange, serta migrasi yang menggabungkan kriptografi klasik dengan post-quantum.
Rencana ini juga mengadopsi standar resmi dari National Institute of Standards and Technology (NIST) yang telah dirampungkan pada 2024. Standar tersebut mencakup FIPS 203–205 serta HQC sebagai opsi cadangan untuk memperkuat fondasi keamanan aset digital.
Ancaman terbesar yang diantisipasi adalah munculnya “Q-Day”, yakni saat mesin quantum berhasil menembus enkripsi Bitcoin. Menurut proposal tersebut, momen ini bisa terjadi dalam waktu dekat ini dan bisa menimbulkan kekacauan.
“Beberapa analisis sekarang menunjukkan bahwa Q-Day bisa tiba seawal 2028, dengan Europol’s Quantum Safe Financial Forum mengeluarkan seruan mendesak untuk tindakan segera pada Februari 2025,” sebagaimana tertulis pada proposal PQIF.
Kripto Bersiap Hadapi Era Quantum
Peringatan ancaman quantum bukan sekadar teori. Pada Juli lalu, pengembang Bitcoin merilis Bitcoin Improvement Proposal (BIP) berjudul “Post Quantum Migration and Legacy Signature Sunset”, yang menyerukan penghentian skema tanda tangan lama yang rentan terhadap serangan kuantum.
Tahap awal rencana akan melarang pengguna mengirim dana ke address lama yang tidak aman. Lima tahun setelahnya, seluruh BTC yang tersimpan di alamat tersebut akan dibekukan permanen, sehingga tidak dapat dipindahkan. Langkah ini dinilai penting untuk memperkecil risiko serangan di masa depan.
Sejalan dengan itu, proposal PQFIF menekankan pentingnya membangun ekosistem kripto yang tahan terhadap ancaman quantum demi melindungi investor dan menjaga integritas jangka panjang pasar.
Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa perlombaan melawan waktu sudah dimulai—dan pertanyaan besarnya, apakah dunia kripto benar-benar siap menghadapi era kuantum yang semakin dekat? [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.