BlackRock mendukung stablecoin UStb dengan mengizinkan token RWA reksadana BUILD sebagai underlying asset-nya. Pasar token Real-World Asset (RWA) kini bernilai US$12,4 miliar, dengan blockchain Solana di peringkat ke-3 sebagai “rumahnya”. Pada tahun 2030 nilai pasar RWA bisa mencapai US$16 triliun.
Pada 26 September 2024 lalu, Ethena Labs mengumumkan rencana peluncuran stablecoin terbaru mereka, disebut UStb. Stablecoin ini ber-underlying asset berupa token RWA BUILD besutan BlackRock.
“UStb akan disokong oleh BUILD milik BlackRock dengan bermitra dengan Securitize,” sebut Ethena Labs.
Di unggahan berbeda, Securitize mengatakan BUILD adalah token reksadana bernilai surat utang Pemerintah AS terbesar saat ini, yakni US$522 juta.
“Ini memastikan memberikan nilai fondasi yang aman terhadap stablecoin UStb,” jelas Securitize, di mana protokol mereka yang digunakan dalam penerbitan token BUILD itu.
Dinamika terkini itu menggambarkan rencana jangka BlackRock di dunia blockchain dan kripto, khususnya di sektor tokenisasi RWA, usai ETF Spot Bitcoin besutan mereka hadir di bursa efek AS sejak Januari 2024.
Sebelumnya pada Mei 2024, BlackRock (pengelola dana investasi US$10 triliun) mengucurkan dana investasi ke Securitize senilai US$47 juta. Ini menyiratkan use case yang semakin sangat besar terhadap teknologi blockchain dan sektor-sektor terkait aset kripto lainnya. Use case yang meningkat menjadi dasar dari kapitalisasi pasar kripto yang tinggi pula di masa depan.
Keunggulan Teknologi Blockchain Mendorong Tokenisasi RWA US$12,43 Miliar
Keunggulan teknologi blockchain dan peningkatan adopsi terhadapnya semakin membawa revolusi besar dalam dunia keuangan tradisional. Ini tercermin dari pasar tokenisasi aset dunia nyata (Real World Assets/RWA) yang membuncah, dengan pemain besar yang semakin banyak.
Menurut data terbaru dari RWA.xyz, nilai total RWA secara on-chain mencapai US$12,43 miliar, dengan pertumbuhan signifikan sebesar 0,59 persen dalam 30 hari terakhir. Selain itu, jumlah pemegang aset meningkat menjadi 63.283, menunjukkan adopsi yang kian meluas.
Bandingkan dengan nilai RWA pada tahun 2019 yang baru mencapai US$53.800. Angka itu setara dengan rata-rata kenaikan tahunan dari tahun 2019 hingga 2024 adalah sekitar 1.082 persen per tahun.
Angka terkini itu memang tidak termasuk pasar sektor stablecoin (lebih dari US$172,58 miliar), selaras dengan konsensus definisi RWA yang terbatas pada token kripto yang underlying asset-nya berupa “aset dunia nyata”.
Secara umum, kripto Real World Assets (RWA) adalah aset digital (melalui proses tokenisasi menggunakan smart contract dan berjalalan di blockchain) yang merepresentasikan nilai aset ataupun produk keuangan/investasi tradisional. Contoh RWA meliputi properti real estate, reksadana (funds) surat utang perusahaan, surat utang negara (treasury bond) saham, komoditas seperti emas, dan instrumen keuangan lain seperti private credit dan lain sebagainya.
Dalam konteks ini BUILD besutan BlackRock yang diluncurkan sejak Maret 2024 adalah salah satu contoh token RWA yang merepresentasikan produk reksadana mereka, yakni BlackRock USD Institutional Digital Liquidity Fund.
Tujuan dari tokenisasi RWA adalah agar aset-aset tersebut menjadi lebih likuid, lebih mudah diakses, dan lebih efisien untuk diperdagangkan secara digital dan dengan pecahan fraksional. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, RWA membawa keuntungan perihal transparansi, keamanan, dan aksesibilitas global yang tidak dimiliki oleh pasar tradisional.
Dengan penggunaan blockchain, investor dapat membeli, menjual, atau memindahkan aset dengan mudah, kapan saja, di mana saja. Ini merupakan perubahan besar yang membawa likuiditas dan transparansi ke dalam pasar tradisional yang sebelumnya tertutup dan sering kali tidak efisien.
Likuiditas pada ujungnya memungkinkan investor atau pemilik aset untuk menjual atau menukar aset dengan cepat, memberikan fleksibilitas dalam mengakses dana atau menyesuaikan portofolio dengan kondisi pasar yang berubah.
Malaysia saja belum lama ini, menyiapkan panggung untuk tokenized obligation dengan bekerjasama dengan Khazanah Nasional. Mereka bersiap untuk meneliti, mengembangkan dan akan mengujicoba “obligasi digital” itu dengan memanfaatkan smart contract dan pengaturan kustodian agar proses transaksi menjadi lebih sederhana.
Di Indonesia juga terdapat program sandbox di OJK, di mana beberapa startup dan perusahaan boleh mengajukan proyek ujicoba mereka terkait blockchain. Salah satunya adalah dari Nanovest untuk obligasi surat utang negara, IDDB.
Sub-Sektor RWA
Tokenisasi RWA melibatkan representasi digital dari aset fisik yang diperdagangkan di blockchain. Ada beberapa sub-sektor RWA yang beroperasi, berdasarkan data dari RWA.xyz, meliputi Private Credit, US Treasury Debt, Commodities, Institutional Funds, Non-US Government Debt, Corporate Bonds, dan Stocks.
Private Credit
Private Credit adalah pinjaman yang diberikan oleh entitas non-bank kepada perusahaan atau individu, sering kali melalui mekanisme privat seperti fund atau investor institusional. Berbeda dengan pinjaman tradisional yang biasanya diperoleh dari bank, private credit cenderung lebih fleksibel dalam hal struktur dan persyaratan pinjaman, namun sering kali disertai tingkat bunga yang lebih tinggi karena risikonya lebih besar. Tokenisasi private credit memungkinkan pinjaman ini untuk lebih mudah diakses oleh investor, dengan transparansi yang lebih tinggi dan peningkatan likuiditas. Data dari RWA.xyz, RWA private credit adalah yang terbesar yang mencapai US$8,8 miliar.
US Treasury Debt
US Treasury Debt adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk membiayai belanja negara, termasuk untuk mengatasi defisit anggaran. Aset ini dianggap sangat aman karena didukung oleh pemerintah AS. RWA berasas surat utang AS memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam instrumen ini melalui platform blockchain, yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi perdagangan, serta menambah lapisan transparansi dalam pemantauan dan pelacakan. Salah satu penerbit terbesar di sub-sektor ini adalah BlackRock lewat BUILD, dengan raihan dalam 30 hari terakhir mencapai 2,13 persen dengan nilai US$513,26 juta. Di bawah BlackRock ada Franklin Templeton, lalu Ondo USDY.
Commodities
Commodities atau komoditas adalah barang fisik seperti minyak, emas, perak, gandum, dan kopi yang diperdagangkan di pasar global. Tokenisasi komoditas memungkinkan komoditas fisik ini untuk dipecah menjadi unit digital yang lebih kecil dan diperdagangkan di blockchain, sehingga memberikan kesempatan bagi lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam pasar yang biasanya memerlukan modal besar. Tokenisasi lewat sektor RWA juga membantu dalam meningkatkan likuiditas dan efisiensi dalam perdagangan komoditas.
Institutional Funds
Institutional Funds adalah dana ataupun reksadana yang dikelola oleh lembaga keuangan besar seperti dana pensiun, dana abadi, dan perusahaan asuransi. Dana ini biasanya memiliki investasi dalam jumlah besar dan berfokus pada strategi investasi jangka panjang. Tokenisasi dana institusional memungkinkan sebagian dari portofolio besar ini untuk dipecah menjadi token yang dapat diperdagangkan, memungkinkan akses oleh investor yang lebih kecil dan meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan aset.
Non-US Government Debt
Non-US Government Debt adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah di luar Amerika Serikat. Ini termasuk obligasi yang diterbitkan oleh negara-negara berkembang atau maju untuk membiayai kebutuhan anggaran mereka. Tokenisasi utang pemerintah non-AS memungkinkan instrumen keuangan ini diperdagangkan di blockchain, mempermudah akses global, serta meningkatkan likuiditas dan transparansi bagi investor.
Corporate Bonds
Corporate Bonds adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan untuk mengumpulkan dana dari investor guna mendanai proyek, memperluas bisnis, atau memenuhi kewajiban keuangan lainnya. Obligasi ini biasanya menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah karena risiko yang lebih tinggi. Dengan tokenisasi dalam konteks RWA, corporate bonds menjadi lebih likuid dan mudah diperdagangkan di blockchain, memungkinkan investor dari berbagai skala untuk berpartisipasi dalam pasar ini dengan lebih efisien.
Stocks
Stocks atau saham mewakili kepemilikan sebagian dari sebuah perusahaan dan memberikan hak kepada pemegang saham atas bagian keuntungan perusahaan. Tokenisasi saham memungkinkan saham perusahaan dipecah menjadi unit digital dan diperdagangkan di blockchain, yang dapat meningkatkan likuiditas dan mempermudah akses bagi investor global. Tokenisasi juga memungkinkan saham untuk diperdagangkan dengan lebih cepat dan dengan biaya lebih rendah dibandingkan sistem tradisional.
Blockchain Solana di Peringkat ke-3 dalam Tokenisasi RWA
Teknologi blockchain yang digunakan untuk RWA menawarkan keuntungan transparansi, kecepatan, dan keamanan dalam transaksi. Selain itu, pemilik aset dapat mengelola kepemilikan mereka dengan lebih efisien, karena blockchain memberikan rekam jejak yang jelas dan tak terbantahkan dari setiap transaksi yang terjadi.
Data dari RWA.xyz terungkap, di blockchain Ethereum, total nilai RWA yang ter-tokenisasi mencapai US$2.846,97 juta, meningkat sebesar 4,82 persen dalam 30 hari terakhir.
Beberapa blockchain utama yang digunakan untuk tokenisasi RWA antara lain Ethereum, Stellar, Solana, dan Polygon. Ethereum masih memimpin dengan total nilai tokenisasi terbesar (US$2.846,97 juta), sementara Solana menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 102,60 persen dalam 30 hari terakhir, dan berada di peringkat ke-3.
Hal ini menandakan bahwa platform ini semakin dipercaya untuk mendukung proses tokenisasi aset dunia nyata. Selain itu, platform blockchain seperti Arbitrum dan Avalanche juga mulai menarik perhatian investor dengan pertumbuhan yang signifikan, di mana Arbitrum meningkat sebesar 84,12 persen.
Data ini menyiratkan use case besar terhadap blockchain ini dari pasar tradisional, dan tentu saja menggambarkan potensi peningkatan permintaan terhadap native crypto masing-masing blockchain.
Dari segi issuer, penerbit besar seperti BlackRock Financial Management, Paxos, dan Tether Holdings turut mempercepat adopsi RWA. BlackRock, misalnya, memiliki total penerbitan RWA sebesar US$513,26 juta, naik 2,13 persen dalam 30 hari terakhir. Penerbitan dari Paxos juga meningkat sebesar 7,11 persen, menegaskan bahwa semakin banyak lembaga keuangan besar yang menggunakan blockchain untuk membawa aset fisik mereka ke dunia digital di RWA. Tether Holdings, dengan total penerbitan sebesar US$498,12 juta, mengalami kenaikan sebesar 5,61 persen, menunjukkan bahwa minat terhadap tokenisasi aset terus meningkat di kalangan institusi.
Masa Depan RWA dan Blockchain
Tokenisasi RWA merupakan salah satu aplikasi blockchain yang paling menjanjikan dan berpotensi mengubah pasar keuangan tradisional secara drastis. Dengan nilai aset yang terus meningkat dan semakin banyaknya penerbit yang terlibat, sektor ini berada di jalur pertumbuhan yang kuat. Minat terhadap tokenisasi aset dunia nyata semakin besar, terutama dengan adanya inovasi di blockchain yang memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam pengelolaan aset.
Ke depannya, adopsi RWA diperkirakan akan terus berkembang, seiring dengan meningkatnya kepercayaan terhadap teknologi blockchain dan semakin banyaknya penerbit besar yang bergabung. Teknologi ini tidak hanya menawarkan cara baru untuk berinvestasi, tetapi juga memberikan solusi untuk masalah likuiditas dan aksesibilitas yang telah lama menjadi tantangan di pasar keuangan tradisional.
Potensi RWA US$10-16 Triliun
Awal bulan ini, sebuah laporan dari perusahaan kripto Chainlink menemukan nilai aset token saat ini hampir US$120 miliar (jika digabungkan dengan nilai pasar stablecoin-Red), dengan Ethereum sebagai kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, memegang 58 persen dari semua token RWA. Kabar teranyar, Chainlink memperkirakan nilai pasar RWA bisa mencapai US$10 triliun pada tahun 2030.
Pada tahun 2022, Boston Consulting Group memproyeksikan nilai total tokenisasi aset tidak likuid secara global akan mencapai US$16 triliun pada tahun 2030. Aset tidak likuid mencakup berbagai jenis investasi yang sulit untuk dijual atau diperdagangkan, seperti real estate, karya seni, atau aset pribadi lainnya. Jadi, tokenisasi dapat meningkatkan likuiditas aset-aset ini dengan mengubahnya menjadi token digital yang lebih mudah diperdagangkan di pasar blockchain di RWA, sehingga membuka akses bagi lebih banyak investor dan meningkatkan efisiensi perdagangan.
Sementara pada tahun 2021, Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa US$867 triliun siap terdisrupsi oleh tokenisasi. Ini menunjukkan bahwa ada potensi nilai sebesar US$867 triliun yang dapat terdisrupsi atau diubah oleh proses tokenisasi. Ini berarti bahwa banyak aset tradisional, seperti saham, obligasi, dan komoditas, serta aset fisik yang lebih sulit diperdagangkan, dapat ditransformasikan menjadi bentuk digital yang lebih likuid dan efisien. Proses ini dapat mengubah cara aset ini diperdagangkan dan diinvestasikan, serta menciptakan peluang baru untuk inovasi dalam sektor keuangan.
Pada 26 September 2024 Guggenheim Treasury Services, yang merupakan anak perusahaan dari Guggenheim Capital, mengumumkan melakukan tokenisasi sebesar US$20 juta dalam bentuk commercial paper di blockchain Ethereum.
Commercial paper adalah instrumen utang jangka pendek yang tidak terjamin, digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek mereka. Produk versi digital itu adalah yang pertama dari commercial paper dan telah mendapatkan peringkat kredit tertinggi dari Moody’s, yaitu P-1, yang menunjukkan kualitas kredit yang sangat baik.
Sementara itu, konsultan Oliver Wyman memperkirakan bahwa nilai pasar RWA dapat mencapai US$14 triliun pada tahun 2030.
Perusahaan manajemen “Big Three,” Boston Consulting Group, menerbitkan laporan optimis tentang token sekuritas pada tahun 2022, memprediksi bahwa token sekuritas akan menjadi peluang bisnis senilai US$16 triliun pada tahun 2030. Namun, firma Big Three lainnya, McKinsey & Company, tidak sependapat dan memperkirakan kapitalisasi pasar total aset tertokenisasi hanya US$2 triliun pada tahun 2030.
RWA mencerminkan keunggulan teknologi blockchain dengan meningkatkan likuiditas dan transparansi aset nyata. Melalui tokenisasi, RWA memungkinkan akses yang lebih mudah bagi investor, mengurangi biaya transaksi, dan menciptakan pasar yang lebih efisien. Teknologi ini membuka peluang baru dalam investasi dan pengelolaan aset di era digital. RWA di blockchain bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga merupakan langkah besar menuju masa depan keuangan yang lebih terbuka dan inklusif. [ps]