SoftBank kembali menunjukkan ketertarikannya pada dunia kripto dengan menginvestasikan US$50 juta ke Cipher Mining, perusahaan yang bergerak di bidang pusat data komputasi berkinerja tinggi (HPC). Investasi ini dilakukan dengan pembelian sekitar 10,4 juta saham Cipher.
Dana segar tersebut akan digunakan untuk mempercepat pengembangan pusat data HPC yang dimiliki Cipher Mining. CEO Cipher Mining, Tyler Page, menyebut investasi ini datang di waktu yang tepat.
“Kami sangat gembira menyambut SoftBank sebagai investor penting di Cipher. Investasi ini hadir di saat yang krusial dalam lintasan pertumbuhan Cipher, karena Perusahaan terus menarik perhatian atas jaringan situs dan solusi inovatifnya di pusat data berskala industri. Fokus SoftBank pada inovasi dalam teknologi dan pengembangan AI sejalan dengan visi kami untuk memantapkan diri sebagai pemimpin dalam pengembangan pusat data HPC,” ujar Page, dilansir dari siaran pers perusahaannya.
Dengan investasi ini, Cipher Mining semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam sektor HPC. Keefe, Bruyette, & Woods Inc. bertindak sebagai penasihat keuangan dalam transaksi ini, sementara Latham & Watkins LLP berperan sebagai penasihat hukum.
Ekspansi ke Dunia Virtual, Gelontorkan Dana ke The Sandbox
Tak berhenti di Cipher Mining, perusahaan ini juga melakukan langkah besar di sektor metaverse. Pada November 2024, SoftBank memimpin putaran pendanaan Seri B senilai US$93 juta untuk The Sandbox.
Bagi yang belum tahu, The Sandbox adalah game platform berbasis NFT yang memungkinkan pengguna menciptakan dunia virtual dan memonetisasi kontennya.
Keputusan SoftBank untuk menggelontorkan dana ke The Sandbox semakin menegaskan minat mereka terhadap teknologi blockchain dan dunia virtual.
Dengan potensi besar dalam ekonomi digital, langkah ini sejalan dengan tren industri yang semakin mengarah pada integrasi teknologi blockchain dengan dunia hiburan dan properti digital.
Dampak dari Keterlibatan SoftBank di Dunia Kripto
Investasi SoftBank di berbagai proyek berbasis blockchain dan kripto menandakan bahwa perusahaan ini melihat potensi jangka panjang di industri ini. Namun demikian, tidak semua langkah mereka selalu berjalan mulus.
SoftBank sempat mengalami dampak dari runtuhnya FTX, salah satu bursa kripto terbesar yang mengalami kebangkrutan pada akhir 2024.
SoftBank termasuk di antara investor institusional yang terimbas oleh kejatuhan FTX. Bersama dengan investor lain seperti Tiger Global Management dan BlackRock, SoftBank menghadapi kerugian yang tak sedikit akibat investasi mereka di bursa yang sempat menjadi raksasa di dunia kripto ini.
Meskipun demikian, perusahaan ini tampaknya tetap optimis dengan investasi mereka di sektor kripto dan blockchain.
Bagi para pelaku industri dan investor, langkah SoftBank ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar kripto dan blockchain masih menyimpan potensi besar. Namun, seperti yang terlihat dari kasus FTX, risiko tetap ada.
Apakah SoftBank akan terus melaju di jalur ini atau mengambil langkah lebih hati-hati di masa depan? Itu masih menjadi pertanyaan yang menarik untuk diikuti. [st]