Perusahaan telekomunikasi Turkcell, yang berbasis di Istanbul, meluncurkan sistem blockchain untuk manajemen identitas. Solusi manajemen identitas tersebut bertujuan memberikan pengguna kendali atas informasi pribadi mereka dan menjamin privasi sesuai dengan hukum yang tertera di General Data Protection Regulation (GDPR).
Dalam solusi identitas saat ini, pengguna harus menciptakan beberapa akun untuk platform berbeda atau menggunakan data pribadi yang pernah diberikan pengguna kepada pihak ketiga. Akun-akun yang berbeda tersebut berarti pengguna harus menghafal rincian setiap akun yang dibuat, sedangkan data yang dipegang pihak ketiga berarti pengguna harus menyerahkan data pribadi ke pihak yang tidak terlibat dalam proses login.
Sementara itu, solusi manajemen identitas yang ditawakan Turkcell menyimpan informasi yang dibutuhkan untuk verifikasi pengguna dalam sebuah jaringan blockchain dan mengeliminasi verifikasi identitas.
Turkcell juga memperlihatkan contoh kasus sumbangan berbasis blockchain yang menggunakan solusi manajemen identitas untuk memverifikasi penerima sumbangan memang benar-benar membutuhkannya.
Tujuan Turkcell adalah mengembalikan kepercayaan di sektor sumbangan dengan sebuah solusi verifikasi yang aman. Solusi tersebut mencakup pengalaman end-to-end (hulu ke hilir) di mana pelanggan bisa berdonasi melalui platform komunikasi BiP dan menggunakan PayCell sebagai media pembayaran.
“Menggunakan teknologi blockchain sangat penting untuk meningkatkan pengalaman pelanggan saat menggunakan solusi dan layanan digital kami. Hal ini menjadi prioritas utama dalam rancangan layanan kami,” kata Serkan Ozturk, Wakil Presiden Eksekutif Turkcell.
Saat ini, Turkcell membagi jaringan blockchainnya dengan Lifecell dan BeST, mitra operator Lifecell yang berbasis di Belarus. Turkcell sedang berdiskusi dengan kelompok studi dan operator lain untuk memperluas jaringannya.
Didirikan pada tahun 1994, Turkcell adalah operator digital yang bermarkas di Turki dan beroperasi di sembilan negara. Pada tahun 2019, laba bersih perusahaan tersebut bernilai 2 miliar lira Turki (sekitar US$377 juta), sementara pertumbuhan labanya mencapai 21 persen.
Blockchain memang semakin diadopsi oleh sektor telekomunikasi secara global. Perusahaan multionasional terbesar di Spanyol, Telefonica, bermitra dengan Microsoft untuk mengembangkan inovasi digital menggunakan blockchain dan kecerdasan buatan. Kolaborasi ini dikabarkan akan mencakup perbaikan teknologi yang mengutamakan pelanggan dan melanjutkan pekerjaan yang sudah dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut.
Selain di Spanyol, operator nirkabel terbesar di Korea Selatan, SK Telecom, bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia, Deutsche Telekom yang berbasis di Jerman, untuk mengembangkan solusi identitas seluler berbasis blockchain yang bisa digunakan untuk kendali akses dan kesepakatan kontrak. [cointelegraph.com/ed]