Aria Protocol berhasil mengamankan pendanaan sebesar US$15 juta dalam kombinasi putaran seed dan strategic funding.
Pendanaan ini dipimpin oleh Polychain Capital dan Neoclassic Capital, dengan partisipasi Story Protocol Foundation serta sejumlah mitra strategis lainnya. Dengan struktur investasi berbentuk ekuitas dan token warrants, perusahaan kini bernilai US$50 juta.
Pendanaan tersebut ditujukan untuk memperkuat ekspansi tim, pengembangan teknologi, dan penambahan kemitraan dengan artis global.
Aria juga akan mengembangkan fitur baru seperti lisensi remix yang bisa diprogram, pembagian pendapatan secara on-chain, hingga perluasan tokenisasi intellectual property (IP) ke sektor lain seperti film, seni dan televisi.
“Dengan mengubah IP menjadi token yang likuid dan dapat dipertukarkan dengan logika lisensi tertanam, Aria menciptakan jalur pembentukan modal yang melindungi integritas kreatif dan menghargai partisipasi,” ujar co-Founder dan Chief IP Officer Aria Protocol Labs Inc, David Kostiner, dalam siaran pers.
Token APL Hadirkan Royalti Musik Global
Langkah terbaru ini adalah kelanjutan dari langkah Aria Protocol yang sebelumnya telah meluncurkan token IP pertama bernama APL (Aria Premiere Launch) pada Februari 2025.
Token APL merepresentasikan royalti musik dari sejumlah artis internasional seperti Justin Bieber, Miley Cyrus, BLACKPINK dan BTS. Hak musik tersebut diperoleh melalui akuisisi senilai US$10,95 juta lewat StakeStone LiquidityPad.
Pemegang token APL dapat melakukan staking untuk mendapatkan eksposur terhadap royalti musik asli. Model ini menjadikan token sebagai instrumen investasi baru yang menghasilkan imbal hasil dari aset yang sebelumnya sulit diakses publik.
Melalui mekanisme tersebut, Aria membuka peluang bagi investor ritel maupun institusi untuk berpartisipasi dalam pasar royalti musik yang selama ini eksklusif.
Platform ini dibangun di atas blockchain Story, sebuah layer-1 yang dirancang khusus untuk mendukung tokenisasi IP dengan logika lisensi, atribusi dan distribusi royalti secara transparan.
“Aria menunjukkan apa yang mungkin terjadi ketika IP yang secara historis kurang likuid dibawa ke on-chain dengan cara yang terprogram dan menghormati hak. Mereka sedang membangun masa depan keuangan IP dan modal kreatif,” ujar CEO Story, SY Lee.
Model Bisnis dan Rencana Ekspansi
Aria telah menyiapkan sejumlah sumber pendapatan dari biaya origination untuk peluncuran token baru, biaya transaksi di pasar sekunder, hingga biaya manajemen untuk IP vault dan produk terstruktur.
Beberapa produk tambahan seperti Aria Prime juga tengah disiapkan. Untuk mendorong adopsi awal, perusahaan menghapus biaya origination pada peluncuran perdana.
Saat ini Aria memiliki tim sekitar 10 orang, namun dengan tambahan dana US$15 juta perusahaan berencana memperluas kapasitas pegawainya.
Fokus mereka adalah mempercepat pengembangan infrastruktur tokenisasi sekaligus memperluas cakupan ke berbagai sektor IP. Dengan dukungan investor besar dan mitra industri hiburan, Aria menempatkan diri sebagai pionir dalam menjembatani dunia musik global dengan teknologi blockchain.
Pendanaan baru ini diharapkan memperkuat posisi Aria dalam menciptakan ekosistem IP on-chain yang lebih terbuka, dinamis dan dapat diakses.
Upaya tersebut menandai langkah signifikan dalam membawa royalti musik dan aset kreatif lain ke ranah digital terprogram, membuka peluang bagi seniman, investor, serta industri hiburan untuk berinteraksi dengan cara baru yang lebih transparan. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.