Rebound atau Breakdown? Harga BTC Dekati Titik Kritis!

Kebijakan tarif AS baru yang diumumkan oleh Trump serta respons dari berbagai negara atas keputusan tersebut memicu gejolak di pasar global. Bitcoin pun tak luput dari tekanan. Harga BTC kembali melemah, menciptakan kekhawatiran di kalangan investor dan trader. Lantas, apakah ini hanya sebuah koreksi singkat, atau justru awal dari breakdown?

Harga BTC Tertahan di Zona Rentan

Berdasarkan analisis harga BTC yang diungkapkan oleh RLinda pada 5 April, saat ini harga aset tersebut tengah bergerak di wilayah yang rawan. Setelah sempat mencoba menembus resistance tren jangka menengah, Bitcoin mengalami false breakout dan gagal mempertahankan momentum.

“BTC sedang membentuk pola konsolidasi setelah false breakout dari resistance. Di tengah gejolak pasar global, Bitcoin terlihat cukup tangguh, namun saya tidak akan terlalu cepat merasa optimis,” tulisnya.

Analisis Pergerakan Harga BTC - RLinda
Analisis Pergerakan Harga BTC – RLinda

Secara teknikal, BTC saat ini bergerak dalam kisaran US$81.200 hingga US$88.800, dengan zona konsolidasi lokal antara US$81.200 dan US$85.600. Selama harga Bitcoin masih tertahan di bawah garis resistance utama, tekanan jual cenderung lebih dominan.

Tekanan tersebut tidak datang tanpa alasan. Gejolak di pasar global turut memperburuk sentimen. Bursa saham, kontrak berjangka, dan forex mengalami tekanan hebat setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif baru. 

Dampaknya langsung terasa di pasar kripto: dalam hitungan jam, harga BTC anjlok dari US$84.800 ke US$81.200. Ketegangan meningkat saat China merespons dengan tarif balasan, yang kembali mengguncang BTC ke level US$81.600.

Meskipun secara relatif harga Bitcoin tampak lebih kuat dibandingkan indeks-indeks utama lainnya, pasar kripto secara keseluruhan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang meyakinkan. 

Dominasi BTC Naik, Tapi Altcoin Terpuruk

Selain analisis harga BTC berdasarkan indikator teknikal, RLinda juga menyoroti kenaikan dominasi Bitcoin. Berdasarkan data dari TradingView, dalam sepekan terakhir dominasinya tercatat naik sekitar 1,13 persen dan kini kembali menyentuh level 62 persen.

Dominasi Bitcoin Meningkat - Tradingview
Dominasi Bitcoin Meningkat – Tradingview

Menurutnya, meskipun dominasi meningkat, hal ini bukanlah pertanda positif. Justru sebaliknya, lonjakan dominasi di tengah kondisi pasar kripto yang melemah menunjukkan bahwa altcoin semakin tertekan dan terus mencetak titik terendah baru.

Ia memaparkan bahwa saat ini ada dua skenario utama yang mungkin terjadi. Pertama, harga kemungkinan akan melakukan retest terhadap resistance di atas US$85.000. Jika penolakan terjadi, harga Bitcoin bisa kembali turun ke support level krusial di sekitar US$81.000.

“Kemungkinan harga akan kembali menguji resistance, atau zona penting di US$85.590 sebelum berbalik arah dan mengalami penurunan. Atau, fokus bisa tertuju pada pemicu di US$81.187—jika level ini ditembus, bisa memicu pergerakan impulsif,” jelasnya.

Jika support level tersebut jebol, harga BTC berpotensi melanjutkan penurunan bertahap ke US$78.170, kemudian US$73.500, dan dalam skenario yang lebih ekstrim bisa menyentuh US$66.000. 

Apa yang Harus Dilakukan Investor dan Trader?

Menghadapi situasi pasar yang tidak menentu, ia menyarankan agar investor dan trader menghindari keputusan impulsif. Strategi menunggu di area yang lebih rendah atau menanti sinyal breakout lebih rasional daripada memaksakan entry saat pergerakan Bitcoin belum stabil.

“Membeli dalam jangka menengah dapat dipertimbangkan setelah harga Bitcoin mencapai target utama di kisaran US$73.000–US$66.000, atau setelah keluar dari descending channel dan berhasil bertahan di atas US$88.840,” tambahnya.

4 Prediksi Harga Bitcoin Terkini Menurut Para Ahli

Untuk saat ini, sebelum ada konfirmasi yang jelas—baik berupa resistance breakout maupun support breakdown—RLinda menyarankan agar trader dan investor tetap berhati-hati. Risiko penurunan lanjutan masih terbuka lebar, terutama jika tekanan dari pasar global terus berlanjut. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait