Rekeningku.com Dukung Stablecoin USDT Versi TRC-20, Ini Penjelasannya

Rekeningku.com, salah satu bursa kripto di tanah air yang telah mendapatkan izin dari Bappebti, kini telah menghadirkan stablecoin USDT versi TRC-20.

Rekeningku.com Hadirkan USDT Versi TRC-20 

Dalam pengumuman resmi diketahui, para pengguna Rekeningku.com per tanggal 5 Mei, sudah dapat melakukan deposit dan withdrawal USDT melalui jaringan Ethereum (ERC-20) dan jaringan TRON (TRC-20).

“Hadirnya USDT versi jaringan TRON akan melengkapi kebutuhan pengguna serta memungkinkan mereka mendapatkan manfaat dari penggunaan TRC20,” ujar Direktur Rekeningku.com, Robby.

Para pengguna Rekeningku.com kini telah dapat melihat alamat wallet USDT dengan jaringan TRON mereka pada halaman wallet dengan mengklik “Deposit” pada halaman wallet USDT.

Untuk urusan penarikan, alias withdrawal, pengguna dapat masuk ke halaman wallet lalu mengklik “Witdraw.” Jangan lupa untuk memilih penggunaan jaringan TRON (TRC-20) ketika mengisi kelengkapan data penarikan USDT.

Apa Itu Stablecoin USDT?

USDT (USD Tether) adalah salah satu token stablecoin pertama yang nilainya dipatok dengan dolar AS, dengan rasio 1 berbanding 1. Token ini dikembangkan oleh bursa kripto Bitfinex, bersama dengan perusahaan Tether pada tahun 2014.

Sesuai namanya, harga dari token ini adalah stabil, yang artinya tidak akan mengalami kenaikan ataupun penurunan yang volatil seperti layaknya aset kripto biasa.

Pada Mei 2022, berdasarkan data dari CoinMarketCap, USDT adalah aset kripto terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan valuasi sebesar US$83,23 miliar.

Apa Itu TRC-20 dan Kelebihannya?

TRC-20 adalah standar token yang berdasarkan implementasi ke kontrak pintar yang berjalan di jaringan TRON.

Sama seperti halnya token yang dibangun di jaringan Ethereum yang disebut token ERC-20, maka token yang dibangun di jaringan TRON akan disebut token TRC-20.

Ini untuk memberikan identifikasi tersendiri bagi setiap token, agar pengguna mengetahui di jaringan manakah token ini dibuat dan akan menggunakan jaringan apa dalam pengirimannya.

Dan sekadar informasi, dalam lingkup blockchain, TRC-20 disebut juga sebagai “Ethereum Killer,” alias pesaing kuat untuk mengalahkan blockchain Ethereum.

Berikut adalah fitur dan kelebihan dari membangun token di jaringan TRC-20:

  • Token dapat di tukar (swap): Token dalam jaringan TRC-20 saat menggunakannya di dAapps (aplikasi terdesentralisasi), yang membuat transaksi lebih cepat,
  • Akses Tanpa Batas: Pengguna akan memiliki akses data tanpa batas, sehingga transfer data atau aset kripto dapat dilakukan dengan sangat nyaman,
  • Transparansi: Semua transaksi yang dilakukan dalam jaringan TRON akan bersifat publik, yang membuatnya mudah dilacak jika terjadi masalah,
  • Biaya rendah: Jika dibandingkan dengan transaksi yang terjadi di jaringan blockchain popular lainnya, seperti Ethereum, biaya gas atau transaksi di TRC-20 akan lebih rendah, alias murah,
  • Skalabilitas tinggi: Jaringan ini sangat skalabel dan memiliki kemampuan untuk memroses lebih dari 2.000 transaksi per detik (TPS),
  • Jaringan peer-to-peer: Jaringan bersifat P2P ini dapat diakses secara global, memungkinkan transaksi instan, mendukung banyak token dan juga menawarkan keamanan kelas atas.

Pada intinya, jaringan TRON menawarkan hal yang sama seperti Ethereum, tetapi dengan biaya yang lebih rendah, jaringan yang jarang sekali macet atau bermasalah, serta telah memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Dan stablecoin USDT adalah proyek token terbesar dan paling terkemuka yang dibangun di atas jaringan TRC-20.

TRON vs Ethereum

Sebagai jaringan utama yang kuat, TRON dan Ethereum memiliki kesamaan, yakni TRON juga memiliki mesin virtual seperti milik Ethereum, yang disebut Tron Virtual Machine (TVM).

TVM sama seperti Ethereum Virtual Machine (EVM), menggunakan bahasa pemrograman Solidity. Sehingga, token dan kontrak pintar di jaringan TRON telah kompatibel dengan jaringan Ethereum.

Yang membedakan adalah, di saat Ethereum masih menggunakan konsensus proof-of-work (PoW) yang membuat kinerjanya relatif lambat dan berbiaya mahal, TRON tidak begitu.

TRON menggunakan konsensus delegated proof-of-stake (DPoS), dengan hanya menggunakan 27 validator.

Konsensus ini memungkinan jaringan untuk menangani TPS yang lebih besar, dengan biaya yang tentu jauh lebih rendah.

Pasar Kripto Semakin Lesu, Ini Jawaban Bos Rekeningku.com

Dengan menilik keunggulannya, skalabilitas super dan biaya yang rendah, jaringan TRON lebih cocok untuk menangani dApps bervolume tinggi. Itu termasuk dengan game.

Namun, bukan berarti TRON tidak memiliki kritikan. Karena jumlah validatornya yang sedikit, jaringan ini dinilai terlalu terpusat jika dibandingkan konsensus PoW.

Ini memiliki sisi kurangnya sendiri, meski sangat unggul dalam urusan skalabilitas, keamanan dan biaya transaksi. Dan tentu saja, para pengembang perlu cermat memilih jaringan mana yang cocok untuk proyek mereka. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait