Resesi Amerika Bisa Terjadi, Tapi Tak Seburuk Tahun 1980-an

Resesi Amerika bisa terjadi tahun ini, tetapi tidak seburuk skenario resesi tahun 1980-an. Hal itu diutarakan Randall Kroszner, mantan Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve dan Profesor Ekonomi di Sekolah Bisnis Universitas Chicago.

Menurut ahli strategi Bank of America, pelaku pesar memberikan peluang 80 persen resesi ringan akan terjadi, sedangkan resesi berat diberikan peluang 30 persen.

Resesi Amerika Bisa Terjadi

Melalui Wall Street Journal, senator Elizabeth Warren menulis Federal Reserve beresiko memicu resesi besar bila terus meningkatkan suku bunga dengan laju saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Kroszner berkata peluang resesi memang membesar, tetapi tidak akan menjadi resesi seburuk tahun 1980-an. Pasalnya, ia melihat Federal Reserve telah mengambil pelajaran dari masa lalu.

Laju inflasi tahunan saat ini berada pada angka 9,1 persen, tertinggi sejak tahun 1981. The Fed menerapkan strategi meningkatkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi.

“The Fed melakukan kekeliruan pada tahun 1980-an. Ketika inflasi meningkat, suku bunga turut dinaikkan, tetapi ketika inflasi menurun, The Fed menurunkan suku bunga,” jelas Koszner, dikutip dari Fortune.

Ia melanjutkan, ketika inflasi benar-benar meroket, The Fed terpaksa meningkatkan suku bunga hingga melebihi 10 persen. Pada tahun 1981, suku bunga mencapai 19 persen.

Peningkatan terbaru pekan lalu membuat suku bunga The Fed berada di angka 2,5 persen. Kali ini, The Fed akan terus mempertahankan suku bunga tinggi demi memastikan inflasi menurun secara konsisten, tambah Kroszner.

Pejabat The Fed berkata mereka mengutamakan menekan inflasi dibanding menghindari resesi. Kendati demikian, Kroszner berkata bank sentral tersebut harus tetap berhati-hati mengendalikan suku bunga demi mencegah membesarnya tingkat pengangguran atau kelesuan pasar.

Ekonomi AS mengalami tingkat pengangguran yang rendah dan bursa tenaga kerja yang kuat di tengah suku bunga meningkat. Hal itu menyebabkan ahli ekonomi berkata resesi yang terjadi bersifat ringan.

Di sisi lain, suku bunga tinggi dapat melemahkan bursa tenaga kerja. Selain itu, ekonomi AS menghadapi permasalahan rantai pasokan global, biaya energi tinggi, perang Rusia Ukraina serta ketegangan geopolitik di Asia yang berdampak terhadap pasar global.

Tingkat pengangguran AS berada pada angka 3,6 persen. The Fed memprediksi angka tersebut tidak akan melebihi 4 persen, tetapi Kroszner menduga pengangguran akan melebihi persentase itu.

Ekonomi yang rentan dapat mendorong tingkat pengangguran mencapai 6 persen lebih, pungkas Kroszner. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait