Riot Tambang 470 Bitcoin di Februari, Tapi Ada Kendala!

Riot Platforms, perusahaan penambangan Bitcoin ternama, mencatat produksi sebesar 470 Bitcoin (BTC) pada Februari 2025. Nilai produksi tersebut setara dengan sekitar US$39,6 juta, berdasarkan harga pasar saat itu, setara dengan Rp 574,20 miliar.

Namun, meskipun terjadi peningkatan 12 persen dibandingkan Februari tahun sebelumnya, hasil ini menunjukkan penurunan 11 persen dari Januari 2025.

Faktor yang Mempengaruhi Produksi Riot 

Beberapa faktor menjadi penyebab fluktuasi produksi ini. Salah satunya adalah pemeliharaan terencana yang mempengaruhi jumlah Bitcoin yang berhasil ditambang selama bulan tersebut.

Selain itu, cuaca dingin ekstrem menyebabkan kenaikan harga listrik, yang mengakibatkan peningkatan pembatasan daya bagi Riot Platforms. Akibatnya, aktivitas penambangan perusahaan mengalami gangguan.

Di sisi lain, Februari adalah bulan dengan jumlah hari yang lebih sedikit dibandingkan bulan lainnya, yang turut berdampak pada total hasil penambangan.

“Terlepas dari faktor-faktor yang berdampak pada total produksi, peningkatan berkelanjutan dalam pemanfaatan dan efisiensi operasional di seluruh fasilitas kami berarti bahwa Bitcoin yang diproduksi per hari hanya turun 1 persen pada bulan Februari, dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujar CEO Riot, Jason Les.

Peningkatan Hash Rate dan Efisiensi

Pada akhir Februari 2025, Riot melaporkan total hash rate yang di-deploy sebesar 33,6 exahash per detik (EH/s). Angka ini tetap stabil dibandingkan Januari tetapi mengalami kenaikan 171 persen dibandingkan Februari tahun sebelumnya. Rata-rata hash rate operasional juga naik 246 persen dalam setahun, mencapai 29,4 EH/s.

Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan ini terus mengembangkan kapasitas dan efisiensi penambangan mereka. Dengan peningkatan skala operasional ini, perusahaan diharapkan dapat mengatasi tantangan eksternal seperti pembatasan daya dan lonjakan harga listrik di masa mendatang.

Biaya Listrik dan Kredit Energi

Biaya listrik tetap menjadi faktor utama dalam profitabilitas operasi penambangan BTC. Riot melaporkan biaya listrik all-in sebesar 3,6 sen per kilowatt-jam (kWh) untuk Februari. Angka ini naik 7 persen dari Januari, tetapi masih lebih rendah 8 persen dibandingkan Februari tahun sebelumnya.

Selain itu, Riot memperoleh kredit daya senilai US$2,8 juta pada bulan tersebut. Meskipun terjadi penurunan 33 persen dari Januari, kredit ini masih menunjukkan pertumbuhan 196 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini mencerminkan strategi Riot dalam mengoptimalkan efisiensi energi dan memanfaatkan insentif yang tersedia.

“Produksi Februari dipengaruhi oleh pemeliharaan terencana, pembatasan yang meningkat karena harga listrik yang lebih tinggi akibat cuaca yang lebih dingin, dan bulan yang lebih pendek,” ujar Jason.

Fokus pada AI dan Komputasi Performa Tinggi

Selain penambangan BTC, Riot Platforms semakin serius dalam mengembangkan kapabilitas di sektor komputasi performa tinggi (HPC) dan kecerdasan buatan (AI). Jason Les menegaskan bahwa ekspansi ke bidang ini menjadi prioritas utama perusahaan.

Fasilitas Corsicana yang sedang dikembangkan memberikan peluang besar bagi Riot untuk mengakses hingga 1,0 gigawatt daya pada tahun 2026. Lokasinya yang berdekatan dengan pusat data utama di Dallas, Texas, memberikan keuntungan strategis dalam ekspansi ke sektor AI dan HPC.

Masa Depan Riot dan Langkah Strategis

Riot Platforms terus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas cakupan operasionalnya. Dengan investasi pada infrastruktur dan strategi diversifikasi ke sektor AI serta komputasi performa tinggi, perusahaan ini berharap dapat mengamankan posisi lebih kuat dalam industri yang terus berkembang.

Selain itu, Riot juga akan berpartisipasi dalam berbagai acara investor pada Maret 2025, termasuk Konferensi Teknologi Global Cantor Fitzgerald di New York dan Konferensi Tahunan ke-37 Roth di California.

Langkah ini menunjukkan komitmen Riot dalam memperluas jaringan serta menarik lebih banyak investor untuk mendukung rencana ekspansi mereka di masa depan.

Dengan segala tantangan yang dihadapi, Riot tetap optimis menghadapi dinamika industri. Efisiensi operasional yang terus meningkat, diversifikasi bisnis, serta strategi pemanfaatan energi yang lebih optimal akan menjadi kunci utama bagi Riot dalam menjaga daya saingnya di sektor penambangan Bitcoin dan teknologi digital lainnya. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait