Ripple Labs Inc., perusahaan teknologi blockchain yang dikenal melalui aset digital XRP, resmi mengajukan permohonan pendirian bank nasional kepada Office of the Comptroller of the Currency (OCC) di AS. Namun pemain lama, perbankan tradisional ramai-ramai menghadang rencana ini.
Dokumen pengajuan dengan nama “Ripple National Trust Bank” itu diajukan pada 2 Juli 2025, dan volume 1 dari aplikasinya dipublikasikan ke publik pada hari Sabtu (2/8/2025) melalui situs resmi OCC.
Pengajuan ini menandai langkah signifikan Ripple untuk memperoleh status institusi keuangan nasional yang diakui secara federal, dengan fokus utama pada kustodian aset digital, pengelolaan stablecoin RLUSD, serta infrastruktur tokenisasi.
“Proposal Ripple ingin menjadi bank tidak akan beroperasi sebagai lembaga keuangan tradisional, seperti menerima simpanan atau menyalurkan pinjaman. Layanan utamanya hanya ditujukan untuk skema business-to-business (B2B) dan tidak menyasar konsumen ritel,” sebut Ripple.
Langkah ini sekaligus mempertegas arah strategis Ripple dalam memperluas jangkauan keuangan digital, khususnya melalui stablecoin RLUSD.
Meskipun pengajuan dokumen ini tidak menyebut secara eksplisit keterlibatan XRP, sejumlah pihak menilai hal ini dilakukan untuk menjaga jarak dari status hukum XRP yang masih menjadi perdebatan di pengadilan Amerika Serikat.
Ripple Bangun Pondasi Bank dengan Tim Eksekutif Kelas Dunia
Volume 1 dari aplikasi yang kini tersedia publik memberikan sejumlah informasi tentang rencana operasional dan struktur organisasi Ripple National Trust Bank.
Dokumen tersebut mengonfirmasi bahwa Ripple tidak akan terikat pada regulasi Community Reinvestment Act (CRA) karena tidak menerima simpanan atau memberikan pinjaman, serta tidak diwajibkan untuk melayani nasabah perorangan.
Dalam struktur kepemimpinan yang diajukan, Ripple melibatkan sejumlah tokoh keuangan senior, antara lain John McDonald dari Standard Custody, John Zavaglia dari Departemen Keuangan AS, serta Stuart Alderoty yang menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum Ripple.
Selain itu, terdapat juga nama Timothy Keaney dan David Puth yang diajukan sebagai Anggota Dewan Pengarah.
Sebagian dokumen yang menyangkut program insentif saham untuk eksekutif senior disegel dalam volume 2 dan belum dipublikasikan.
Namun, indikasi adanya rencana penerbitan saham privat memberikan sinyal bahwa Ripple kemungkinan tengah menyiapkan langkah-langkah keuangan strategis jangka panjang, termasuk potensi ekspansi bisnis melalui pendanaan internal atau eksternal.
Dapat Penolakan dari 42 Bank dan Asosiasi Perbankan
Meski langkah ini dinilai ambisius, Ripple menghadapi penolakan dari sejumlah institusi keuangan besar. Sebanyak 42 bank yang tergabung dalam Bank Policy Institute bersama beberapa asosiasi perbankan AS mengajukan keberatan resmi terhadap pengajuan Ripple.
Mereka menyoroti kekhawatiran akan kurangnya kejelasan regulasi, serta waktu periode komentar publik yang dinilai terlalu singkat, yaitu hanya sekitar dua setengah minggu.
Regulasi OCC mensyaratkan bahwa setelah periode komentar ditutup, pengajuan harus dievaluasi dalam jangka waktu maksimal 90 hari kerja, dan jika disetujui, Ripple diwajibkan untuk melaksanakan transaksi awal dalam waktu tiga bulan, serta memulai operasional penuh dalam waktu enam bulan.
Dalam kondisi tertentu, proses ini dapat dipercepat melalui mekanisme “emergency clause” bila dianggap mendesak oleh The Fed.
Pengajuan Ripple sejalan dengan tren yang ditempuh beberapa perusahaan aset digital lain seperti Circle dan BitGo, yang juga berupaya mendapatkan lisensi federal untuk mengelola stablecoin dan layanan penyimpanan aset digital.
Jika disetujui, Ripple National Trust Bank akan menjadi salah satu institusi kripto pertama yang berhasil mendapatkan status perbankan nasional di bawah pengawasan penuh pemerintah AS.
Saat ini, OCC masih dalam tahap peninjauan aplikasi dan mempertimbangkan seluruh masukan publik. Belum ada keterangan resmi dari pihak Ripple mengenai estimasi waktu persetujuan atau peluncuran operasional bank digital tersebut.
Namun, publikasi dokumen volume 1 telah membuka peluang bagi analis dan pelaku industri untuk memahami arah kebijakan Ripple dalam sektor keuangan digital ke depan. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.