Ripple telah mengidentifikasi tiga faktor kunci yang mendorong percepatan adopsi aset digital oleh institusi keuangan global.
Dalam postingan resminya, perusahaan blockchain tersebut menyebut penyimpanan inti (core safekeeping), penerbitan stablecoin dan tata kelola (governance) sebagai pilar utama yang memperkuat kepercayaan institusi terhadap aset digital.
Analisis ini disampaikan Ripple seiring meningkatnya minat bank dan lembaga keuangan dalam mengintegrasikan layanan berbasis blockchain.
“Dengan 10 persen aset dunia yang diperkirakan akan ditokenisasi pada tahun 2030, kita menyaksikan pembangunan infrastruktur keuangan masa kini. Bank-bank yang membangun kerangka kerja kustodian kripto yang kuat saat ini adalah yang pertama memasarkan layanan aset digital, sementara bank-bank yang menunggu harus mengejar ketertinggalan,” ungkap tim Ripple.
Tiga Pilar Utama Adopsi Institusi versi Ripple
Menurut laporan resmi Ripple, pendorong pertama adalah core safekeeping. Fasilitas ini berfokus pada perlindungan dan pengelolaan kunci privat aset digital, yang menjadi pondasi kepercayaan institusional.
Penyimpanan yang aman dipandang penting untuk memitigasi risiko peretasan serta menjamin keberlangsungan operasional keuangan berbasis aset digital.
Pendorong kedua adalah penerbitan stablecoin. Ripple menilai kemampuan institusi dalam mencetak dan mengelola stablecoin berperan penting dalam memperluas ekosistem pembayaran global. Stablecoin berbasis dolar AS dan euro, seperti RLUSD dan EURCV, disebut mampu menghadirkan efisiensi sekaligus transparansi transaksi lintas batas.
Sementara itu, governance atau tata kelola menjadi faktor ketiga. Ripple menekankan bahwa tata kelola yang modern dan berbasis blockchain akan memperkuat kepatuhan serta menyederhanakan manajemen back-office.
Dengan automasi, bank dan lembaga keuangan dapat mengurangi beban operasional sekaligus meningkatkan akurasi dalam mengelola transaksi aset digital.
Ekspansi Bisnis dan Langkah Strategis
Selain menyoroti pendorong utama, Ripple juga memperluas cakupan bisnisnya melalui akuisisi strategis. Pada Agustus 2025, perusahaan mengumumkan pembelian platform stablecoin Rail senilai sekitar US$200 juta.
Kesepakatan ini ditargetkan rampung pada kuartal keempat tahun ini dan akan memperkuat infrastruktur penerbitan serta distribusi RLUSD.
Sebelumnya, pada April 2025, Ripple telah mengakuisisi broker kripto Hidden Road dengan nilai transaksi mencapai US$1,25 miliar. Akuisisi tersebut dilakukan untuk memperluas layanan prime brokerage sekaligus meningkatkan interoperabilitas stablecoin RLUSD di pasar global.
Dari sisi regulasi, Ripple juga mengambil langkah besar dengan mengajukan national bank charter di AS dan permohonan akun master di The Fed. Langkah ini dipandang sebagai upaya perusahaan untuk memperoleh legitimasi hukum lebih kuat serta memperluas akses ke sistem pembayaran tradisional.
Kapitalisasi Pasar dan Prospek ke Depan
Hingga saat ini, stablecoin RLUSD yang diterbitkan Ripple tercatat memiliki kapitalisasi pasar di kisaran US$470 juta hingga US$611 juta. Angka ini menandai tingkat adopsi yang signifikan di kalangan pengguna institusional dan menunjukkan potensi pertumbuhan lebih lanjut.
Dengan kombinasi strategi kustodian, penguatan infrastruktur stablecoin dan langkah regulasi yang agresif, Ripple menargetkan posisinya sebagai pemain utama dalam pasar aset digital institusional. Perusahaan menilai, institusi yang bergerak lebih cepat dalam mengadopsi teknologi ini akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan.
Melalui strategi tersebut, Ripple menegaskan bahwa transformasi keuangan berbasis blockchain tidak lagi bersifat spekulatif, melainkan menjadi bagian nyata dari infrastruktur global yang tengah dibangun. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.