Berita mengenai risalah FOMC bulan ini oleh para pembuat kebijakan The Fed AS baru saja dirilis, dan mengungkap bahwa bank tersebut terbagi dalam pandangan mengenai perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pasar kripto, forex, saham AS, dan obligasi AS tidak mengalami reaksi yang signifikan terhadap berita tersebut, dengan nada yang secara umum sudah diharapkan, dikutip dari Cryptonews.
Beberapa pejabat The Fed dalam beberapa minggu terakhir menyatakan mereka mendukung kebijakan yang lebih ketat, sementara yang lain, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, memberi isyarat bahwa mendukung jeda dalam kenaikan suku bunga.
Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,0-5,25 persen setelah pertemuan pada 2-3 Mei lalu.
Hasil risalah FOMC tersebut menjadi kenaikan suku bunga kesepuluh secara berturut-turut dan telah meningkatkan suku bunga AS sebesar 5 persen dalam waktu hanya 14 bulan.
The Fed mulai secara agresif menaikkan suku bunga sejak Maret yang lalu untuk menahan tekanan harga di AS yang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
Kemudian terjadi pergeseran kebijakan yang ketat ini telah membuat pasar saham dan kripto mengalami penurunan signifikan pada tahun 2022.
“Beberapa peserta mencatat bahwa jika perekonomian berkembang sesuai dengan proyeksi saat ini, maka kebijakan yang lebih ketat setelah pertemuan ini mungkin tidak diperlukan,” ungkap minute rapat yang diterbitkan pada Rabu (24/5/2023).
“Beberapa peserta mengomentari bahwa, berdasarkan harapan mereka bahwa kemajuan dalam mengembalikan inflasi ke tingkat 2% mungkin terus berlangsung dengan kecepatan yang tidak dapat diterima,” ungkapnya.
“Kemudian, pengetatan kebijakan tambahan kemungkinan akan diperlukan pada pertemuan mendatang,” lanjut pernyataan tersebut.
Pasaran suku bunga masa depan AS saat ini memperkirakan sekitar 30 persen kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 14 Juni, yang sama dengan angka sehari sebelumnya, menurut CME’s Fed Watch Tool.
Data Berkutnya Menjadi Kunci Apakah risalah FOMC Menaikkan Suku Bunga Lagi atau Menghentikan Sementara
“Dalam kata lain, banyak pembuat kebijakan Federal Reserve ingin dapat merespons data yang masuk dan jika data inflasi dan pasar tenaga kerja mendatang menunjukkan hasil yang baik,” ungkap minute rapat.
“Jika hal tersebut terjadi maka kemungkinan lebih banyak yang akan mendukung kenaikan suku bunga, sedangkan jika data tersebut mengejutkan secara negatif, kemungkinan lebih banyak yang akan mendukung jeda dalam kenaikan suku bunga,” tambahnya.
Para trader akan memantau data inflasi inti PCE bulan April yang akan dirilis pada Jumat ini, sebelum data lowongan kerja bulan April, hasil survei ISM bulan Mei, dan laporan pekerjaan resmi bulan Mei, yang semuanya akan dirilis minggu depan.
Data Indeks Harga Consumer Price Index (CPI) yang akan dirilis pada tanggal 13 Juni akan menjadi elemen terakhir dalam puzzle data bagi The Fed menjelang pertemuan bulan depan.
Secara khusus untuk pasar kripto, aset utama seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) akan performa lebih baik dalam lingkungan di mana ekspektasi ketatnya kebijakan The Fed sedang melonggar daripada meningkat.
Memang, data yang kuat dan pidato hawkish dari The Fed (para pembuat kebijakan yang mendukung kebijakan ketat dan menentang ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga di tahun ini) telah memberi tekanan pada kripto dalam beberapa minggu terakhir.
Bitcoin, saat ini diperdagangkan di sekitar level US$26.000, turun lebih dari 15 persen dibandingkan dengan level tertinggi tahun ini di atas US$31.000.
Sedangkan Ether, saat ini diperdagangkan sedikit di bawah US$1.800, turun sejumlah serupa dari level tertinggi tahun ini di kisaran US$2.100-an.
Potensi Default AS Menjadi Katalisator Kemungkinan Keuntungan
Satu faktor tak terduga yang dapat mengubah segalanya dari risalah FOMC bagi The Fed, ekonomi, dan pasar kripto dalam beberapa minggu mendatang adalah jika Kongres tidak dapat mencapai kesepakatan untuk meningkatkan batas utang.
Hal ini dapat mengakibatkan default pemerintah AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Negosiasi antara Demokrat dan Republikan, yang ingin memaksa pemerintah untuk melakukan pemotongan pengeluaran sebagai imbalan dukungan untuk meningkatkan batas utang terus berlangsung.
Ini bukan kali pertama Kongres mendekati batas waktu terkait dengan peningkatan batas utang, jadi asumsi pasar saat ini adalah bahwa kesepakatan terakhir akan tercapai.
Namun, pada hari Rabu, ekonom JP Morgan mengatakan bahwa kemungkinan pemerintah AS kehabisan uang sebelum kesepakatan tercapai saat ini sekitar 25 persen dan meningkat.
Default pemerintah AS, bahkan jika segera diperbaiki (misalnya, dengan mencapai kesepakatan untuk segera melunasi pinjaman yang tidak dibayar), dapat memiliki konsekuensi serius bagi pemerintah AS, ekonomi AS, dan tatanan keuangan global.
Kemampuan pemerintah AS untuk meminjam mungkin akan rusak secara permanen (misalnya, suku bunga menjadi lebih tinggi struktural).
Kemudian, krisis kredit dalam sistem perbankan AS yang dimulai sejak Maret saat bank-bank regional mulai kolaps mungkin akan memburuk.
Lalu, segala pemangkasan pengeluaran yang harus disetujui oleh pemerintah akan berarti pengencangan kebijakan fiskal, yang akan membebani pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Seluruh peristiwa tersebut juga akan melemahkan kepercayaan terhadap dolar AS dan tatanan keuangan berbasis mata uang fiat secara lebih luas. Tentu ini menjadi masalah dari risalah FOMC tersebut.
Hal itu akan mendorong permintaan besar terhadap alternatif uang keras seperti emas dan juga Bitcoin. [az]