Fenomena meme coin di dunia kripto telah menarik perhatian banyak pihak, terutama karena potensi keuntungan yang besar namun disertai risiko yang sangat tinggi.
Studi terbaru dari CoinWire mengungkapkan fakta mengejutkan tentang peran influencer dalam mempromosikan koin meme. Riset ini menemukan bahwa banyak figur kripto yang mempromosikan proyek meme coin yang akhirnya gagal total.
“Kami secara manual mengidentifikasi 377 influencer Twitter (X) dengan setidaknya 10.000 followers yang sering mempromosikan token meme. Kami kemudian menyusun daftar 1.567 meme coin yang telah dipromosikan dalam tiga bulan terakhir,” jelas riset tersebut.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana media sosial, khususnya X, memainkan peran penting dalam mempopulerkan meme coin yang sering kali tidak memiliki dasar fundamental yang kuat.
Meskipun banyak dari koin meme ini tidak memiliki teknologi atau inovasi yang signifikan, hype yang tercipta di media sosial mampu mendorong lonjakan harga yang cepat, yang sering kali tidak bertahan lama.
Fenomena Meme Coin
Meme coin, seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB), adalah token yang lebih sering didorong oleh tren internet dan sentimen komunitas daripada oleh aplikasi atau utilitas nyata dalam dunia kripto.
Dogecoin sendiri yang pertama kali muncul sebagai sebuah parodi pada tahun 2013 telah memicu gelombang penciptaan koin meme lainnya. Bahkan, Shiba Inu pernah masuk dalam daftar 10 besar kripto berdasarkan kapitalisasi pasar.
Meskipun demikian, keberhasilan token meme lebih banyak disebabkan oleh hype ketimbang oleh inovasi teknologinya. Meme coin menjadi menarik bagi investor karena harga mereka yang relatif murah, memungkinkan mereka untuk membeli token dalam jumlah besar dengan modal kecil.
Hal ini menciptakan kesan bahwa coin crypto dengan konsep meme terlihat undervalued, padahal pada kenyataannya, banyak dari token ini tidak didukung oleh fundamental yang solid atau tujuan yang jelas.
Kenyataan ini membawa investor pada situasi yang berisiko tinggi, di mana mereka bisa kehilangan investasi mereka dengan sangat cepat.
Peran Penting Media Sosial
Riset dari CoinWire juga mengungkapkan bahwa kebanyakan influencer kripto di platform X memiliki peran besar dalam mempopulerkan meme coin. Namun, sayangnya, promosi mereka justru seringkali membawa investor pada kerugian.
“76 persen influencer Twitter telah mempromosikan koin meme yang kini sudah mati. Bahkan, dua dari tiga meme coin yang mereka promosikan tidak bernilai. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar promosi yang dilakukan oleh influencer justru mengarah pada kegagalan bagi para investor,” ungkap riset tersebut.
Berdasarkan riset tersebut, setelah satu minggu, 80 persen token meme yang dipromosikan mengalami penurunan nilai hingga 70 persen. Angka ini semakin parah setelah sebulan, di mana 90 persen token tersebut kehilangan 80 persen dari nilainya. Bahkan, setelah tiga bulan, 86 persen meme coin yang dipromosikan mengalami penurunan drastis, dengan nilai mereka terjun hingga 10 kali lipat.
Fenomena ini menggambarkan bagaimana promosi yang terjadi dalam waktu singkat di media sosial mampu menciptakan lonjakan harga yang cepat, namun tanpa dukungan fundamental yang memadai, lonjakan harga ini hanya sementara.
Kevin Susanto, pengamat kripto dan CEO dari EnviGo!, dalam acara Indonesia Blockchain Week 2024 menyebutkan bahwa media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan proyek koin meme.
“Media sosial berkontribusi untuk menarik lebih banyak orang ke meme coin,” jelasnya, Selasa (19/11/2024).
Dilema Investor di Tengah Janji Manis Influencer
Meskipun meme coin menawarkan potensi keuntungan yang menggoda, risikonya juga sangat tinggi. Data lain pada studi CoinWire juga menunjukkan bahwa hanya sedikit influencer meme coin yang berhasil mempromosikannya.
“Hanya 1 persen influencer yang berhasil mempromosikan meme coin yang mengalami kenaikan 10x,” sebagaimana tercantum pada riset CoinWire.
Selain itu, fakta mengejutkan lainnya juga ditemukan, ternyata semakin besar jumlah followers seorang influencer, semakin buruk performa meme coin yang mereka promosikan.
Influencer kripto dengan basis pengikut yang besar cenderung mempromosikan token meme yang berakhir dengan kerugian besar, sementara influencer dengan pengikut lebih kecil cenderung lebih selektif dalam memilih aset kripto untuk dipromosikan.
“Influencer dengan lebih dari 200 ribu pengikut cenderung memiliki kinerja yang paling buruk. Promosi meme coin mereka menghasilkan sekitar 39 persen kerugian setelah satu minggu dan 89 persen kerugian setelah tiga bulan. Di sisi lain, influencer dengan kurang dari 50 ribu pengikut menunjukkan hasil yang lebih baik, dengan 25 persen keuntungan positif setelah satu minggu, dan promosi mereka akhirnya memberikan keuntungan 141 persen setelah tiga bulan,” ungkap temuan pada riset tersebut.
Riset tersebut juga menemukan bahwa meskipun promosi koin meme merugikan banyak investor crypto, para influencer tetap meraup keuntungan finansial yang besar.
“Rata-rata, seorang influencer menghasilkan US$399 per tweet, dengan setiap tweet mendapatkan hampir 15.000 tampilan,” jelas riset tersebut.
Pentingnya Edukasi dan Regulasi
Fenomena koin meme memberikan peluang investasi yang menggoda, namun sangat berisiko. Volatilitas harga yang tinggi dan kurangnya nilai intrinsik menjadikan meme coin sebagai aset yang rawan kerugian.
Oleh karena itu, edukasi kepada investor dan regulasi yang lebih ketat sangat diperlukan untuk mengurangi dampak buruk dari promosi yang dilakukan oleh influencer. Investor perlu memahami dengan lebih baik dinamika di balik token meme dan tidak hanya terpaku pada hype yang diciptakan di media sosial.
Pemahaman yang lebih dalam mengenai risiko ini dapat membantu menciptakan ekosistem yang lebih aman dan berkelanjutan dalam industri kripto. Regulasi yang jelas dapat melindungi investor dan mengurangi manipulasi pasar yang sering kali terjadi akibat promosi yang tidak bertanggung jawab. [dp]