Riwayat Harga Bitcoin (BTC), Mengapa Sangat Volatil?

Sebagai pelopor di lanskap cryptocurrency, Bitcoin (BTC) memiliki riwayat harga yang sangat volatil. Mengapa?

Sebagaimana diketahui, dari awal yang sederhana pada 2009 hingga puncak tertinggi pada 2021, crypto wahid dengan kapitalisasi terbesar ini terus memikat dan membingungkan para investor.

Melansir dari media finansial dan investasi di Investopedia, berikut ini riwayat harga Bitcoin (BTC).

sejarah harga BTC

Tahun-tahun Awal (2009-2015): Kelahiran dan Pertumbuhan Awal

Kisah Bitcoin dimulai dengan harga yang praktis nol pada tahun 2009, saat dunia diperkenalkan pada mata uang digital revolusioner ini.

Tonggak harga pertama yang signifikan datang pada tanggal 17 Juli 2010, ketika Bitcoin membuat debutnya dengan harga US$0,09 per koin. Dari sana, ini adalah gelombang kenaikan dan penurunan.

Pada April 2011, harga Bitcoin melonjak menjadi US$29,60, mencatatkan kenaikan sebesar 2.960 persen hanya dalam tiga bulan.

Namun, bulan madu tersebut berlangsung singkat, dan nilai Bitcoin jatuh menjadi US$2,05 kemudian dalam tahun tersebut.

Tahun 2012 relatif tenang, tetapi tahun 2013 merupakan tahun yang menonjol, dengan Bitcoin naik dari US$13,28 menjadi US$1.237,55 sebelum mengalami penurunan tajam.

Kenaikan dan Stagnasi (2016-2020): Dari Niche ke Dunia Utama

Tahun-tahun dari 2016 hingga 2020 melihat Bitcoin perlahan-lahan mendapatkan perhatian. Pada akhir tahun 2016, harganya telah melampaui angka US$900.

Namun, tahun 2017 yang menarik perhatian dunia ketika harga Bitcoin melonjak dari sekitar US$1.000 menjadi US$19.345,49 pada bulan Desember. Lonjakan tiba-tiba ini memicu kegilaan minat dari investor, pemerintah, ekonom, dan ilmuwan.

Namun, harga Bitcoin bergerak mendatar pada tahun 2018 dan 2019, diwarnai oleh sesekali ledakan aktivitas. Pada Juni 2019, harga singkatnya melampaui US$10.000 sebelum akhirnya berakhir di angka US$6.635,84.

Lonjakan Pandemi (2020) dan Momentum Besar Kriptokurensi (2021)

Tahun 2020 membawa peristiwa tak terduga dengan pandemi COVID-19, yang menyebabkan lockdown dan kebijakan pemerintah yang meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi global.

Bitcoin mendapat manfaat dari keadaan ini, memulai tahun dengan harga US$6.965,72 dan menutup November dengan angka US$19.157,16. Pada Desember, harganya mendekati angka US$29.000, menandai peningkatan luar biasa sepanjang tahun.

Namun, pada tahun 2021, Bitcoin menjadi pusat perhatian. Dalam waktu kurang dari sebulan, ia berhasil meraih harga yang lebih tinggi dari sebelumnya, melampaui angka $40.000 pada tanggal 7 Januari.

Pada pertengahan April, harga Bitcoin melonjak menjadi rekor tertinggi baru, melebihi US$60.000, bersamaan dengan pencatatan publik Coinbase.

Minat institusional memainkan peran kunci dalam kenaikan pesat ini, dengan Bitcoin mencapai puncak US$63.558 pada tanggal 12 April.

Gejolak di Tahun 2021 dan Setelahnya

Namun, volatilitas inheren pasar kripto segera terlihat. Pada musim panas tahun 2021, Bitcoin telah kehilangan hampir 50 persen dari nilainya, jatuh ke angka US$29.796 pada tanggal 19 Juli.

Lonjakan singkat pada bulan September membawa harga kembali ke angka $52.693, hanya untuk menghadapi penurunan signifikan lainnya. Pada tanggal 10 November 2021, Bitcoin mencapai rekor tertinggi sebesar $68.789 sebelum ditutup pada angka $64.995.

Ketika tahun 2021 berubah menjadi 2022, harga Bitcoin mengalami fluktuasi lebih lanjut. Ketakutan tentang inflasi dan munculnya varian Omicron dari COVID-19 membuat para investor waspada.

Mata uang kripto ini mengalami penurunan bertahap, dengan harga mencapai US$47.445 pada bulan Maret dan turun lebih lanjut menjadi US$28.305 pada tanggal 11 Mei.

Pada tanggal 13 Juni terjadi penurunan signifikan, ketika Bitcoin turun di bawah $23.000 untuk pertama kalinya sejak Desember 2020.

Pada akhir tahun 2022, Bitcoin telah kembali di bawah angka US$20.000, menandakan dimulainya “musim dingin kripto.”

Apa yang Mempengaruhi Harga Bitcoin?

Dalam catatan Investopedia, perihal riwayat harga Bitcoin yang gejolak tercermin dalam perjalanan cryptocurrency ini dari ketidakdikenalan hingga pengakuan global.

Nilai harga Bitcoin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sentimen investor, adopsi oleh masyarakat umum, peristiwa makroekonomi, dan dinamika penawaran dan permintaan.

Sementara harga Bitcoin mungkin terus mengalami volatil, ketahanannya dan kemampuannya untuk pulih dari kerugian menunjukkan daya tarik abadi dalam dunia aset digital. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait