Leslar Metaverse menjadi sorotan investor kripto tanah air saat Pendirinya, Rizky Billar, diduga melakukan KDRT terhadap istrinya, Lesti Kejora.
Suara Riau melaporkan bahwa sang istri, yang juga merupakan seorang penyanyi dangdut ternama, telah melaporkan sang suami ke Polres Jakarta Selatan, yang diduga ketahuan selingkuh dan berlanjut dengan KDRT. Laporan telah dibenarkan oleh AKP Nurma Dewi.
“Saudari L datang ke Polres Jakarta Selatan untuk melaporkan kasus yang dialaminya, menurut beliau itu adalah KDRT yang dilakukan oleh suaminya sendiri,” kata AKP Nurma Dewi.
Dengan cepat, berita ini menyebar di sosial media, seperti Twitter, Instagram dan TikTok, yang kian memanas dan menjadi trending topic.
Pada saat penulisan, Rizky Billar pun telah terancam dipenjara dengan waktu hukuman maksimal 15 tahun penjara. Suami istri ini pun banyak dirumorkan akan berpisah karena kasus tersebut.
Rizky Billar dan Nasib Leslar Metaverse Pasca Kasus KDRT
Dalam kaca mata investor kripto, proyek metaverse yang diusung oleh Rizky Billar, Leslar Metaverse, langsung menjadi sorotan.
Sekadar informasi, Leslar Metaverse adalah proyek kripto yang digagas oleh Lesti Kejora dan Rizky Billar, dengan menggandeng Rudi Salim. Ini adalah proyek dunia digital masa depan dengan tema cyber future.
Token asli dari proyek tersebut adalah Leslarverse (LLVERSE). Di masa penjualan perdana, token ini telah terjual sebanyak 6 ribu holder senilai US$16 juta.
“Di dunia metaverse ini, pengguna juga dapat mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, berkompetisi hingga membeli sebuah properti digital”, tulis postingan di akun Instagram Leslar Universe.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga token Leslar telah merosot lebih dari 13 persen dalam 24 jam terakhir, dengan peningkatan volume transaksi sebesar 5 ribu persen lebih dalam periode waktu yang sama.
Data tersebut menunjukkan respon negatif dari para investor terkait kasus KDRT tersebut, yang diperkirakan akan berdampak buruk bagi proyek karena Pendiri terancam dipenjara.
Ini mirip seperti fundamental dari ekosistem Terra 2.0, karena Pendirinya Do Kwon juga terancam dipenjara.
Dengan itu, harga token Leslar telah merosot lebih dari 50 persen sejak membentuk ATH di bulan Mei 2022.
Secara teknikal, harga token masih cenderung bearish, tidak mengalami pemulihan seperti beberapa token utama karena merosotnya indeks dolar AS baru-baru ini.
Tanpa adanya dukungan fundamental, harga token pun diperkirakan dapat terus merosot. Sehingga, menjauh dari token Leslar Metaverse mungkin dapat menjadi pilihan yang bijak sembari mengamati perkembangan kasus tersebut. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.