Robert Kiyosaki mengakui bahwa dirinya menukar emas dan perak miliknya demi bisa membeli Bitcoin sebanyak yang ia mampu. Hal itu ia sampaikan di akun Youtube-nya, The Rich Dad Channel, Minggu (26/01/2025). Ia pun meyakini harga kripto itu akan menjadi US$250 ribu pada tahun 2025.
Hal yang ia sampaikan ini sebenarnya sekadar penegasan, sebab di akun X pribadinya ia tak jarang menyampaikan pandangan positifnya terhadap Bitcoin sebagai kelas aset baru yang menjanjikan. Bahkan pada November 2024 lalu ia berkata akan membeli Bitcoin di harga berapapun dengan sasaran hingga 100 BTC.
Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal Rich Dad Poor Dad, mengumumkan langkah investasinya. Ia mengaku menjual aset perak dan emasnya untuk meningkatkan investasinya di Bitcoin.
Kiyosaki mengungkapkan bahwa ia telah menyimpan perak sejak 1964, ketika harganya hanya sekitar 10 sen per ons. Saat ini, harga perak mencapai sekitar US$30 per ons, tetapi Kiyosaki percaya bahwa Bitcoin memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar sebagai perlindungan terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang fiat (seperti dolar AS).
Beralih dari Perak dan Emas ke Bitcoin
Selama bertahun-tahun, Kiyosaki dikenal sebagai pendukung logam mulia seperti perak dan emas. Baginya, aset tersebut telah menjadi tempat penyimpanan nilai yang andal di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi. Namun, ia sekarang melihat Bitcoin sebagai solusi modern yang lebih relevan.
Kiyosaki menjelaskan bahwa peralihan dari aset fisik ke digital adalah bagian dari perubahan besar dalam sistem keuangan global. Bitcoin menawarkan keuntungan unik dibandingkan logam mulia. Sebagai aset digital, Bitcoin tidak memerlukan biaya penyimpanan fisik, tidak rentan terhadap pencurian, dan didukung oleh teknologi blockchain yang terdesentralisasi.
Bitcoin Sebagai Lindung Nilai Inflasi
Menurut Kiyosaki, salah satu alasan utama ia memilih Bitcoin adalah tekanan inflasi yang masif akibat utang pemerintah, terutama di Amerika Serikat. Ia menyoroti pencetakan uang besar-besaran oleh pemerintah, dengan triliunan dolar baru dicetak setiap 90 hari, yang secara langsung merusak daya beli dolar AS.
Bitcoin, di sisi lain, memiliki suplai terbatas sebesar 21 juta koin, menjadikannya aset yang tahan inflasi. Kiyosaki melihat ini sebagai perlindungan yang lebih kuat untuk kekayaannya dibandingkan dengan perak atau emas, yang meskipun bernilai, tidak memiliki karakteristik deflasi seperti Bitcoin.
“Itulah sebabnya, setelah bertahun-tahun menyimpan dan memiliki emas dan perak, sekarang saya memutuskan menukarnya menjadi Bitcoin. Saya berusaha secepatnya mengalihkan dua logam mulia itu ke Bitcoin, karena saya percaya harga kripto itu akan menjadi US$250 ribu pada tahun 2025,” jelasnya di video itu.
Adopsi Institusi Kian Meluas
Langkah investor gaek ini juga didorong oleh meningkatnya adopsi Bitcoin oleh institusi. Ia menyebut nama-nama besar seperti Michael Saylor, CEO MicroStrategy, yang telah menginvestasikan miliaran dolar perusahaannya dalam Bitcoin sebagai aset cadangan di perusaahan. Hal ini, menurut Kiyosaki, menunjukkan bahwa Bitcoin bukan lagi aset spekulatif, melainkan instrumen keuangan utama yang diakui secara luas.
Pasar Melemah, MicroStrategy Justru Tambah Investasi Bitcoin
Generasi dan Perubahan Paradigma
Kiyosaki mencatat bahwa banyak orang dari generasinya, khususnya Baby Boomers, masih enggan beralih ke aset digital. Mereka cenderung tetap bergantung pada emas, perak, atau obligasi, meskipun nilai aset-aset ini terus tergerus oleh inflasi. Di sisi lain, generasi muda lebih terbuka terhadap inovasi seperti Bitcoin, yang mereka pandang sebagai masa depan keuangan.
Siap-Siap Hadapi Badai Ekonomi: Robert Kiyosaki Kembali Sarankan Beli Bitcoin!
Bagi Kiyosaki, Bitcoin bukan hanya investasi, tetapi juga komponen penting dalam strategi keuangan jangka panjang untuk melindungi kekayaan dari risiko sistemik. Ia percaya bahwa Bitcoin mewakili paradigma baru yang mengatasi kelemahan sistem keuangan tradisional. Dengan langkahnya menjual perak untuk Bitcoin, Kiyosaki memberikan pesan jelas bahwa ia melihat Bitcoin sebagai peluang yang lebih menjanjikan dibandingkan aset tradisional.
Keputusan ini mencerminkan keyakinannya pada Bitcoin sebagai aset masa depan yang tidak hanya mampu melindungi kekayaan, tetapi juga menawarkan potensi pertumbuhan yang tak tertandingi dalam lanskap ekonomi global yang terus berubah. [ps]