Rp3,6 Kuadriliun Hilang! Nasib Altcoin di Tengah Dominasi BTC

Dalam dua minggu terakhir, nasib altcoin mengalami guncangan besar dengan penurunan kapitalisasi sebesar US$234 miliar, atau setara Rp3,6 kuadriliun, berdasarkan laporan dari GlassNode. Beberapa hari bahkan mencatatkan penurunan yang lebih besar dari rata-rata, menandai salah satu devaluasi terbesar dalam sejarah altcoin.

Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mencolok antara pergerakan Bitcoin dan rotasi modal ke altcoin yang biasanya terjadi dalam siklus pasar sebelumnya.

Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak proyek altcoin, terutama dalam mencapai adopsi luas atau menemukan kesesuaian produk dengan pasar. Beberapa proyek yang sebelumnya memiliki potensi besar kini kesulitan mempertahankan daya tariknya di tengah volatilitas yang semakin meningkat.

Dominasi Bitcoin Semakin Menguat

Di sisi lain, dominasi Bitcoin dalam pasar kripto terus meningkat, mencapai hampir 60 persen pada Februari 2025. Secara historis, altseason, periode di mana altcoin mengalami lonjakan harga, biasanya terjadi ketika dominasi Bitcoin turun di bawah 50 persen.

Namun, dengan dominasi BTC yang tetap tinggi, peluang bagi altcoin untuk bangkit kembali dalam waktu dekat tampaknya semakin kecil.

Kondisi ini menambah tekanan bagi investor altcoin yang mengharapkan perputaran modal dari Bitcoin ke altcoin seperti yang terjadi di masa lalu. Sebaliknya, arus modal tampaknya lebih condong bertahan di aset yang dianggap lebih stabil, seperti Bitcoin, di tengah ketidakpastian yang melanda pasar.

Pemegang Bitcoin Memilih Simpanan Jangka Panjang

Lebih lanjut lagi, data on-chain menunjukkan bahwa cadangan Bitcoin di bursa terus menurun dan telah mencapai sekitar 2,4 juta BTC per 6 Februari 2025.

Tren ini mengindikasikan bahwa semakin banyak pemegang Bitcoin yang memilih untuk memindahkan aset mereka ke dompet pribadi, mengurangi likuiditas di bursa dan berpotensi memperpanjang tekanan jual pada altcoin.

Hal ini mengingatkan pada fenomena sebelumnya di mana pemegang jangka panjang lebih memilih untuk menyimpan Bitcoin mereka dibandingkan memperdagangkannya. Akibatnya, nasib altcoin yang sebelumnya mengandalkan pergerakan modal spekulatif harus menghadapi kenyataan bahwa arus likuiditas kini lebih terkonsentrasi di aset utama.

Apa Dampaknya bagi Pasar?

Jika tren ini berlanjut, nasib altcoin yang belum memiliki adopsi luas atau model bisnis yang solid kemungkinan besar akan mengalami koreksi lebih lanjut. Investor yang masih bertahan di pasar altcoin disarankan untuk lebih selektif dalam memilih proyek yang memiliki fundamental kuat dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Sementara itu, Bitcoin tampaknya tetap menjadi pilihan utama bagi banyak investor yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian pasar. Dengan dominasi BTC yang tinggi dan cadangan di bursa yang terus berkurang, altcoin harus menemukan cara baru untuk menarik minat pasar jika ingin kembali bersaing.

Pada akhirnya, meskipun pasar altcoin sedang berada dalam fase yang sulit, sejarah telah membuktikan bahwa inovasi baru sering muncul dari masa-masa sulit seperti ini. Namun, bagi investor, kehati-hatian dan riset yang mendalam tetap menjadi kunci untuk menghadapi gejolak pasar ke depan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait