Sah! Akhirnya sebagian tambang Bitcoin di wilayah Xinjiang, Tiongkok dilarang beroperasi lagi. Provinsi itu adalah wilayah utama tambang kripto, selain Sichuan.
Larangan itu datang dari otoritas Kota Changji, salah satu wilayah besar tambang Bitcoin di Xinjiang.
Larang dimulai terhadap semua aktivitas tambang di Pusat Industri Zhandong, terhitung mulai 9 Juni 2021.
Qinghai shuts down crypto miners too.
But it's a far less important mining region. Only 0.26% as of April 2020.
The Xinjiang Zhundong deal may be more serious than it looks, even though it's just one industrial park. But consider the gigawatts capacity there. https://t.co/AvJxXEgr1t pic.twitter.com/jYzjbIQRCf
— Wolfie Zhao (@WolfieZhao) June 9, 2021
Pusat industri itu adalah area seluas 15.500 km persegi yang menjadi rumah bagi berbagai industri produksi batu bara termasuk pembangkit listrik berbasis batu bara.
Ia juga menampung beberapa fasilitas penambangan Bitcoin terbesar di negara ini karena kapasitas energi bahan bakar fosil yang tinggi.
Tambang Bitcoin asal Tiongkok adalah yang terbesar di dunia sejak aset kripto itu dilahirkan oleh Satoshi Nakamoto.
Dominasi globalnya mencapai 65 persen, berdasarkan besaran hash rate. Di dalam negeri, Xinjiang nomor satu menjelang akhir tahun lalu (35,7 persen), mengalahkan wilayah Sichuan (9,66 persen).
Xinjiang adalah target utama penambang, sebagai tempat alternatif ketika musim kering tiba yang menghambat pasokan listrik di Sichuan yang menggunakan tenaga air.
Artinya, ketika musim kering, pasokan listrik di Sichuan menjadi terkendala dan menyebabkan listrik tak stabil dan harga menjadi lebih mahal.
Para penambang memang hijrah dari Sichuan ke Xinjiang jelang akhir tahun lalu, karena Xinjiang adalah satu provinsi yang berkembang dari segi industri.
Masalahnya pembangkit listrik di Xinjiang masih menggunakan tenaga batubara yang tidak ramah lingkungan.
Pun lagi menurut aparat setempat, seperti di Inner Mongolia, banyak pengelola tambang Bitcoin mencuri listrik, bahkan pabrik yang punya pembangkit listrik sendiri malah menjualnya ke pengelola tambang BTC.
Sahnya penutupan operasional di Xinjiang adalah ujung dari penerbitan peraturan baru pada beberapa pekan lalu, bahwa aktivitas tambang Bitcoin dan kripto lain tunduk pada peraturan industri Tiongkok, dilansir dari CryptoBriefing.
Dampak larangan sudah mulai mempengaruhi total hash rate penambangan. Di Antpool misalnya sudah turun turun 25 persen.
Red Li, salah seorang pengamat tambang Bitcoin mengatakan, bahwa separuh dari mesin tambang Antpool berada di Xinjiang.
Kini kabar tak mengennakkan datang dari Sichuan. Pemerintah setempat segera akan melakukan hal serupa.
Jauh sebelum ini, tekanan terhadap aktivitas penambangan Bitcoin sudah terasa. Bahkan sejumlah pengelola sudah mulai memindahkan mesin-mesin mereka ke wilayah Amerika Utara dan Eropa Tengah.
Harga Bitcoin Semakin Terguncang
Pelarangan itu selaras dengan semakin terguncangnya harga Bitcoin dan aset kripto lain.
Sejumlah analis, misalnya PlanB memproyeksikan koreksi berikutnya, karena MA50 berpotensi menyilang ke bawah MA200.
Analis lain juga berpendapat serupa, pada awal Juni 2021 lalu. Pun jika bergerak di bawah US$20 ribu per BTC, maka dapat pulih dengan cepat. [red]