Saham vs Crypto: Mana yang Lebih Untung di Tahun 2025?

Dalam beberapa tahun terakhir, perbandingan antara saham dan crypto semakin sering dibicarakan, terutama di kalangan investor muda. Keduanya menawarkan peluang yang menarik, tapi juga tantangan yang berbeda. 

Nah, lewat artikel ini, kita akan coba membahas bagaimana performa saham vs crypto belakangan ini, serta melihat lebih dalam karakter dan profil risikonya.

Saham vs Crypto

Sebelum masuk ke pembahasan performa antara saham crypto dan saham, penting untuk terlebih dahulu memahami dasar yang digunakan dalam analisis ini. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mewakili kinerja semua saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia, dengan bobot dan daftar saham mengacu pada IDX INDEX FACT SHEET edisi Maret 2025. 

Sementara itu, aset kripto diwakili oleh Indeks CoinMarketCap 100 (CMC100), yang melacak 100 proyek cryptocurrency teratas berdasarkan peringkat CoinMarketCap, tidak termasuk stablecoin dan asset-backed tokens, dengan data pembobotan yang diakses pada 27 April 2025.

Apa Itu Coinmarketcap?

Metodologi perhitungan performa antara saham dan kripto dalam artikel ini dilakukan dengan membandingkan harga historis dari kedua jenis aset, baik untuk performa indeks secara keseluruhan maupun untuk aset-aset dengan bobot terbesar di dalamnya. 

Dengan dasar ini, mari kita lihat bagaimana perbandingan kinerja antara saham vs crypto sepanjang setahun terakhir.

Ringkasan Performa Saham dan Crypto Pada Tahun 2025

Dalam setahun terakhir, performa saham lewat indeks IHSG masih mencatatkan pelemahan, dengan penurunan 6,83 persen secara tahunan dan 5,83 persen sejak awal tahun. Dari posisi puncaknya, IHSG kini sudah terkoreksi lebih dari 18 persen.

Di sisi lain, cryptocurrency lewat indeks CMC100 justru menunjukkan pertumbuhan tahunan 25,65 persen, meski tahun ini sempat tergelincir 10,52 persen. Namun, secara jarak ke all-time high, kinerja crypto vs saham sama-sama masih belum kembali ke rekor terbaiknya.

Bursa Saham Indonesia vs Market Crypto

Aset 1Y YTD From ATH ATH Now
IHSG -6.83 persen -5.83 persen -18.44 persen 7,910.556 6,678.915
CMC100 25.65 persen -10.52 persen -23.51 persen 234.54 179.4

Dalam satu tahun terakhir, kinerja saham di Indonesia lewat IHSG masih menunjukkan tekanan. Secara tahunan (1Y), IHSG tercatat turun 6,83 persen. Sejak awal tahun (YTD) pun belum ada perbaikan berarti, dengan koreksi sebesar 5,83 persen. 

Bahkan jika dibandingkan dengan rekor tertingginya di angka 7.910,556, IHSG saat ini masih tertinggal jauh, berada di level 6.678,915 atau turun sekitar 18,44 persen dari puncaknya.

Sementara itu, pasar kripto lewat indeks CoinMarketCap 100 justru memperlihatkan cerita berbeda. Dalam hitungan setahun ke belakang, CMC100 berhasil tumbuh 25,65 persen.

Namun, volatilitas tetap terasa di tahun ini, terbukti dari performa YTD yang justru turun 10,52 persen. Dari sisi jarak ke ATH, CMC100 juga masih tertinggal 23,51 persen dari rekor 234,54 dan saat ini berada di level 179,4.

Secara umum, terdapat perbedaan mendasar antara saham dan kripto. Saham cenderung lebih stabil namun masih belum sepenuhnya pulih, sementara cryptocurrency menunjukkan pertumbuhan tahunan yang positif, meskipun disertai fluktuasi tajam.

Performa Aset Terbesar Saham vs Crypto

Kalau kita zoom in ke aset-aset dengan bobot terbesar, terlihat jelas perbedaan karakter antara saham dan kripto.

Ticker Bobot 1Y YTD From ATH
BBRI 9.55 persen -27.38 persen -8.33 persen -42.02 persen
BBCA 8.49 persen -12.02 persen -11.11 persen -21.46 persen
BMRI 7.13 persen -29.50 persen -14.04 persen -35.10 persen
BYAN 5.41 persen 4.86 persen -1.48 persen -19.56 persen
TLKM 4.28 persen -14.47 persen -4.06 persen -46.39 persen

Di IHSG, lima saham dengan bobot terbesar justru banyak yang tertekan. BBRI sebagai pemimpin dengan bobot 9,55 persen anjlok 27,38 persen dalam setahun terakhir, dengan YTD minus 8,33 persen, dan masih jauh 42,02 persen dari rekor tertingginya.

BBCA dan BMRI, dua bank besar lainnya, juga sama-sama melemah tajam, dengan koreksi tahunan yang masing-masing mencapai 12,02 persen dan 29,50 persen. 

Sementara itu, BYAN jadi satu-satunya saham besar yang masih positif, naik 4,86 persen dalam satu tahun. TLKM sendiri juga ikut tertekan dengan penurunan tahunan 14,47 persen.

Ticker Bobot 1Y YTD From ATH
BTC 69.93 persen 48.26 persen 0.65 persen -13.83 persen
ETH 8.18 persen -44.83 persen -46.16 persen -63.32 persen
XRP 4.78 persen 326.89 persen 6.25 persen -42.45 persen
BNB 3.17 persen 0.91 persen -8.20 persen -24.32 persen
SOL 2.88 persen 5.62 persen -21.20 persen -49.40 persen

Di sisi lain, untuk kripto, Bitcoin (BTC) yang punya bobot dominan 69,93 persen justru mencatatkan pertumbuhan kuat 48,26 persen dalam setahun, bahkan sudah hampir mendekati puncaknya dengan jarak hanya 13,83 persen dari ATH. 

XRP malah tampil spektakuler, melesat 326,89 persen dalam satu tahun. Meski begitu, tidak semua altcoin sejalan: Ethereum (ETH) justru turun tajam 44,83 persen dalam periode yang sama, begitu juga Solana (SOL) yang merosot 21,20 persen di tahun berjalan.

Kesimpulannya, di antara aset utama dalam dunia saham dan crypto, seperti Bitcoin dan XRP, keduanya menunjukkan momentum yang jauh lebih positif dibandingkan saham-saham besar di IHSG. Meski begitu, volatilitas tetap menjadi cerita utama di pasar kripto.

Profil Risiko Crypto vs Saham

Dalam memilih jenis aset untuk investasi, saham dan crypto memiliki profil risiko yang berbeda. Saham (IHSG) cenderung punya profil risiko moderat. Fluktuasinya memang ada, apalagi dalam jangka pendek, tapi umumnya lebih stabil dibandingkan dengan cryptocurrency. 

Walaupun IHSG sedang lesu, dengan penurunan tahunan -6,83 persen, kejatuhannya relatif lebih terkendali. Saham utama seperti BBRI, BBCA, dan BMRI memang turun cukup dalam, tapi karena didukung faktor fundamental perusahaan, sifat koreksinya tidak terlalu ekstrim seperti aset spekulatif. 

Saham dan crypto menawarkan karakteristik yang berbeda; saham tampaknya lebih cocok bagi investor yang mengutamakan kestabilan jangka panjang, meskipun tetap harus siap menghadapi siklus yang dinamis dalam kondisi ekonomi saat ini.

Kripto (CMC100) punya profil risiko tinggi. Pergerakannya sangatlah volatil, dalam satu tahun terakhir bisa melonjak 25,65 persen, tapi YTD bisa langsung minus 10,52 persen. Aset seperti XRP bisa terbang lebih dari 300 persen dalam setahun, tapi ETH bisa anjlok 44 persen juga dalam periode yang sama. Faktor penggeraknya juga lebih banyak dari sentimen pasar, spekulasi, perubahan regulasi, sampai isu teknologi. 

Aset kripto lebih cocok untuk investor generasi muda yang siap menghadapi fluktuasi ekstrem dengan harapan imbal hasil besar, tapi tentu risikonya juga setara besarnya.

Tabel Komparasi Performa Saham vs Crypto

Aspek Saham (IHSG) Kripto (CMC100)
Profil Risiko Moderat Tinggi
Fluktuasi Harga Relatif stabil Sangat volatil
1Y Performansi -6,83 persen +25,65 persen
Faktor Penggerak Fundamental perusahaan, ekonomi Sentimen pasar, spekulasi, teknologi, regulasi
Cocok untuk Investor konservatif – moderat Investor agresif

Aset kripto menawarkan karakter investasi yang berbeda. Saham lebih stabil dan cocok untuk yang mencari pertumbuhan jangka panjang dengan risiko moderat. 

Sebaliknya, investasi crypto menawarkan potensi imbal hasil tinggi, tapi dengan volatilitas besar, cocok untuk investor berprofil risiko agresif yang siap menghadapi gejolak harga. 

Jadi, setelah mengetahui perbedaan antara saham vs crypto, mana aset yang lebih sesuai dengan profil risikomu? [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait