Jaksa Federal AS di New York sedang menyelidiki apakah pendiri platform FTX Sam Bankman-Fried terkait dalam manipulasi pasar hingga menyebabkan Terra LUNA runtuh.
Reportase New York Times menyampaikan, Jaksa sedang menyelidiki apakah Sam Bankman mengendalikan harga dua cryptocurrency, TerraUSD dan LUNA, untuk menguntungkan entitas yang dia kendalikan termasuk FTX dan Alameda Research.
“Penyelidikan kini masih dalam tahap awal, namun belum jelas apakah jaksa telah menentukan kesalahan Sam Bankman, atau kapan mereka mulai melacak perdagangan TerraUSD dan Luna,” demikian surat kabar itu melaporkan, Rabu (7/12/2022).
Seorang juru bicara kantor pengacara Manhattan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar dari awak media.
TerraUSD (UST) dan Terra (LUNA) adalah dua token asli dari jaringan Terra, sebuah proyek blockchain yang dikembangkan oleh perusahaan Terra Labs di Korea Selatan.
TerraUSD (UST) adalah stablecoin algoritmik yang berasal dari jaringan blockchain Terra. TerraUSD dirancang untuk mempertahankan pasaknya terhadap dolar AS melalui jaringan arbitrase, yang membeli dan menjual cryptocurrency Terra, LUNA.
TerraUSD kehilangan pasaknya terhadap dolar AS pada bulan Mei lalu setelah Terraform Labs membanjiri pasar dengan token Luna untuk menopang pasak 1:1 UST-ke-dolar.
Pada minggu berikutnya, stablecoin yang dulunya kuat jadi tergelincir lebih jauh dari pasaknya, memotong harga token Luna menjadi sepersekian sen.
Times mengutip narasumber anonim, bahwa penurunan drastis itu dipicu oleh derasnya pesanan jual untuk TerraUSD yang berasal dari FTX.
“Pada saat yang sama, FTX telah menjatuhkan harga LUNA, untuk menghasilkan keuntungan besar,” tutur narasumber tersebut.
Tahun 2022 diwarnai dua skandal kripto besar, yang diawali dengan keruntuhan Terra LUNA dan bangkrutnya platform kripto FTX beserta perusahaan rekanannya, yang dimiliki Sam Bankman.
Keruntuhan LUNA adalah karena stablecoin algoritmik TerraUSD atau UST gagal mempertahankan nilai tukar US$ 1, yang menyebabkan ambruknya koin luna serta menyapu bersih kekayaan hingga US$ 40 miliar.
Skandal LUNA ini kemudian menyebabkan kebangkrutan pada sejumlah nama besar termasuk 3 Arrow Capital, Voyager dan Celcius.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Pendiri Terraform Labs Do Kwon mengakui bahwa keruntuhan Terra LUNA adalah murni kesalahannya.
Dilansir dari Daily Hodl, Do Kwon telah mengungkapkan pengakuan tersebut dalam sebuah wawancara bersama Laura Shin di Podcast Unchained.
“… Untuk ratusan ribu bahkan jutaan yang menggunakan mata uang Terra [dan] ekosistem Terra yang semuanya dibangun di atas stabilitas UST (USTC), saya memiliki tanggung jawab itu sepenuhnya dan itu tidak mudah,” ucap Do Kwon.
Sam Bankman Didesak Hadiri Dua Sidang di AS
Sebelumnya, Reuters melaporkan, bahwa regulator di seluruh dunia, termasuk di Bahama tempat FTX berbasis dan di Amerika Serikat, sedang menyelidiki peran eksekutif puncak FTX termasuk Bankman-Fried dalam keruntuhan bursa tersebut pada November lalu.
Pertukaran crypto itu kemudian mengajukan kebangkrutan bulan lalu setelah krisis likuiditas yang membuat setidaknya US$1 miliar dana pelanggan lenyap.
Reuters mengutip dari narasumber anonim, bahwa Jaksa Federal di New York meminta perincian tentang komunikasi apa pun yang dilakukan perusahaan semacam itu dengan perusahaan crypto dan para eksekutifnya, termasuk Bankman-Fried.
Pertarungan hukum antara Amerika Serikat dan pemerintah Bahama saat ini sedang berlangsung untuk menentukan negara mana yang memiliki yurisdiksi atas kasus FTX.
Bankman-Fried telah didesak untuk menghadiri sidang Komite Jasa Keuangan DPR pada 13 Desember 2022.
Keesokan harinya, 14 Desember, SBF juga masuk agenda dipanggil ke sidang Komite Perbankan Senat.
Hingga berita dituliskan, masih belum jelas apakah Bankman-Fried berencana menghadiri kedua sidang tersebut.
Kerajaan bisnis yang dibangun oleh Sam Bankman telah runtuh pada November lalu setelah penarikan besar-besaran membuat pertukaran crypto FTX, kekurangan dana US$ 8 milyar, memaksa perusahaan untuk menghentikan penarikan dana dan akhirnya mengajukan kebangkrutan.
Getahnya kemudian ikut menyebar ke seluruh industri, menimbulkan ketidakstabilan di perusahaan kripto lainnya dan menyebarkan ketidakpercayaan yang meluas.
FTX merupakan bursa kripto dan menerbitkan koin native FTT, sedangkan Alemeda Research adalah perusahaan trading kripto. Keduanya merupakan sister company yang dimiliki oleh Sam Bankman-Fried.
Dua minggu sejak keruntuhan FTX dan 11 hari sejak perusahaan mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11, pejabat dari AS dan Bahama berbicara untuk membawa Sam Bankman-Fried (SBF) ke AS untuk ditanyai terkait perannya dalam kejatuhan perusahaan. Demikian laporan dari Bloomberg
“Otoritas Amerika dan Bahama telah mendiskusikan kemungkinan membawa Sam Bankman-Fried ke AS untuk diinterogasi, menurut tiga orang yang mengetahui masalah ini,” tulis kontributor Bloomberg Katanga Johnson, Lydia Beyoud, dan Annie Massa. [ab]