Samsung dan Salesforce mengucurkan dana investasi ke Digital Asset, perusahaan sektor mata uang kripto. Namun, tak disebutkan berapa besaran dana itu.
Kucuran itu guna meningkatkan adopsi smart contract pada teknologi blockchain (DLT/Decentralized Ledger Technology), yang saat ini sedang dikembangkan oleh Digital Asset.
“Dana itu akan digunakan untuk mempercepat adopsi bahasa pemrograman smart contract, DAML untuk lintas industri,” sebut Yuval Rooz, CEO Digital Asset, 4 Februari 2020 lalu.
DAML adalah generasi baru smart contract yang dikembangkan oleh Digital Asset sejak tahun 2019.
Smart contract itu khusus diterapkan pada proses bisnis, yang secara digital memverifikasi dan menguatkan kontrak/perjanjian antara dua atau lebih pihak.
Perusahaan berskala besar, bahkan startup bisa menggunakannya dan mengembangkan sesuai dengan kebutuhannya.
Apa itu Smart Contract?
Kriptografer Nick Szabo yang pertama kali menggagas smart contract pada tahun 1990-an.
Saat itu, ia mendefinisikan smart contract sebagai cara untuk membentuk dan mengamankan jaringan komputer dengan menggabungkan protokol dengan user interface (tampak visual).
Szabo memandang adanya potensi penggunaan smart contract di berbagai bidang yang melibatkan perjanjian/kontrak, seperti sistem kredit, pemrosesan pembayaran dan manajemen hak konten.
Dalam konteks mata uang kripto (aset kripto), smart contract dimaknai sebagai aplikasi atau program yang berjalan di blockchain. Lazimnya, ia berfungsi sebagai kontrak digital yang diberlakukan oleh seperangkat aturan tertentu.
Aturan-aturan ini sudah ditentukan sebelumnya dengan kode komputer, yang direplikasi dan dieksekusi oleh semua node (simpul) di jaringan blockchain.
Jadi, smart contract memungkinkan dua pihak yang membuat “kontrak perjanjian” melalui blockchain, tanpa harus tahu atau saling percaya (trust the code).
Mereka dapat yakin bahwa jika kondisinya tidak terpenuhi, maka kontrak tidak akan dieksekusi.
Selain itu, penggunaan smart contract dapat menghilangkan kebutuhan perantara, mengurangi biaya operasional secara signifikan.
Walaupun blockchain Bitcoin telah mendukung smart contract selama bertahun-tahun, ia kalah popular oleh smart contract blockchain Ethereum. [DigitalAsset/Binance/red]