Sebelum Samsung Electronics resmi mengumumkan Samsung Blockchain Wallet, sejumlah pihak berspekulasi pemaduan (integration) kripto pada perangkat Galaxy S10 tersebut akan ditenagai Samsung Pay.
Pada akhir Januari 2019, The Korea Herald melaporkan, Samsung akan memadukan dompet kripto ke ponsel Galaxy S10. Berita tersebut muncul sebulan sebelum peluncuran resmi Samsung Blockchain Wallet pada 21 Februari.
Sejumlah sumber berkata kepada The Korea Herald, bahwa Samsung Pay, sebuah aplikasi pembayaran digital yang digunakan oleh lebih dari 10 juta pengguna, adalah teknologi di balik dompet kripto dalam Galaxy S10. Hadirnya ponsel Samsung tersebut dapat mempopularkan sistem dompet kripto di Korea, sebut seorang sumber.
Pada awal Maret, tiga pekan setelah rilisnya Samsung Blockchain Wallet, Donga melaporkan, Samsung Pay melihat pemaduan kripto sebagai langkah untuk menambah jumlah penggunanya secara global. Baru-baru ini, Samsung Pay memperpanjang masa transaksi bagi pengguna luar negeri dan memadukan layanan pembayaran internasional demi mengejar pasar layanan keuangan global. Penambahan dompet kripto dalam Samsung Pay disebut akan mendorong popularitasnya sebagai platform pembayaran.
Sejak awal, Samsung Pay memang bersaing dengan aplikasi pembayaran digital lainnya seperti Apple Pay dan KakaoPay di bidang inovasi dan pengembangan teknologi. Demi meningkatkan daya saingnya, Samsung menghadirkan dompet kripto dan juga telah melakukan banyak akuisisi.
Pada tahun 2015, Samsung Pay mengakuisisi LoopPay senilai US$250 juta. Akuisisi ini berarti pengguna Samsung Pay dapat memroses pembayaran dengan memindai ponsel menggunakan terminal point of sale (PoS). Fitur ini memberikan Samsung Pay keunggulan dibanding pesaingnya.
Melihat suksesnya Samsung melakukan akuisisi dan pemaduan teknologi baru, sejumlah analis di Korea Selatan memprakirakan Samsung Pay akan memimpin di sektor kripto. Saat ini, dikabarkan Ether (ETH) dapat dipakai di Samsung Blockchain Wallet, dan kripto lainnya akan diintegrasikan dalam waktu dekat.
“Jumlah pengguna Samsung Pay telah bertumbuh sebesar 58 persen dari 2017 hingga 2018, atau sebanyak 6,6 juta pengguna. Mirip dengan pemaduan Bitcoin oleh Square Cash, pemaduan kripto oleh Samsung Pay bisa menarik minat kaum millennial dan pengguna aset digital, sehingga lebih menggenjot jumlah pengguna,” sebut Donga.
Sejak Square Cash mengintegrasikan Bitcoin pada akhir 2017, valuasi perusahaan tersebut melonjak sebesar 516 persen, menjadikannya raksasa di bidang pembayaran digital. Pada April 2018, Samsung Pay menangani volume transaksi senilai US$18 milyar. Pakar industri berpendapat integrasi kripto oleh Samsung Pay akan mendorong adopsi masal kripto terutama oleh peritel.
Kendati demikian, seorang sumber berkata kepada Donga, meskipun Samsung Blockchain Wallet dapat meningkatkan aksesibilitas kripto, hal tersebut tidak akan meningkatkan adopsi di tingkatan peritel, swalayan, kafe ataupun restoran secara signifikan. [ccn.com/ed]