Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan peluncuran resmi mata uang kripto nasionalnya, Petro, seperti dilansir Bitcoinist, Minggu (07/10). Selain itu, pemerintah Venezuela berkata pembuatan paspor kini harus dibayar menggunakan Petro.
Menurut RT News, public sale Petro berlangsung mulai 5 November 2018, delapan bulan setelah pre-sale pada Februari. Bagi Presiden Maduro, kripto yang diterbitkan negara ini adalah bagian vital dari rencana pemulihan ekonomi pemerintahannya.
Melalui cuitannya di Twitter, presiden Venezuela tersebut menggambarkan Petro sebagai alat yang dapat memperkuat kebangkitan ekonomi negaranya. Ia juga berkata kripto yang penuh kontroversi itu akan menyebabkan pergeseran paradigma di tokenomics (ekonomi token) secara global. Menurut Presiden Maduro, Petro akan menghadirkan bentuk-bentuk baru pertukaran uang, perdagangan, dan pembiayaan.
Menurut pihak berwenang di Venezuela, Petro adalah alat untuk mengkonsolidasi stabilitas perekonomian dan kemerdekaan finansial Venezuela, sekaligus sebagai visi global dan ambisi menciptakan sistem keuangan internasional yang lebih bebas, seimbang dan adil.
Petro Venezuela dikabarkan didukung oleh sumber daya mineral negara tersebut, termasuk minyak, gas alam, berlian dan emas. Ketika pertama kali diumumkan, setiap keping Petro disebut dijamin dengan satu barel minyak. Diperkirakan Venezuela menyimpan lima milyar barel cadangan minyak mentah. Namun kenyataan sebaliknya ditemukan oleh Reuters pada bulan lalu melalui laporan investigasinya. Tulis, Reuters, tidak ada aktivitas penambangan minyak yang signifikan di Venezuela.
Dalam perkembangan terkait, warga Venezuela yang ingin mendapatkan paspor kini harus membayar dengan kripto terbitan negara tersebut. Tindakan ini merupakan usaha terbaru demi meningkatkan status Petro sebagai mata uang sah di Venezuela. Pada pertengahan April, Presiden Maduro memerintahkan semua institusi pemerintah mulai menerima Petro.
Menurut South China Morning Post, pembuatan paspor Venezuela kini berharga dua Petro (US$115 atau 7.200 bolivar). Jumlah ini senilai empat bulan upah minimum di negara tersebut, sehingga menjadi satu lagi hambatan bagi warga yang ingin pindah dari negara tersebut di tengah kesulitan ekonomi yang melandanya.
Di saat pemerintah Venezuela mencoba menemukan kegunaan bagi kripto nasionalnya, para kritik berkata tidak ada bukti tentang keberadaan Petro di Venezuela. Sebuah laporan oleh Reuters yang dirilis akhir Agustus mengungkapkan uang digital tersebut sulit ditemukan dimanapun.
Berkomentar kepada BBC, Alex Tapscott dari Blockchain Research Institute berpendapat tidak ada satupun klaim pemerintah Venezuela tentang Petro yang bisa didukung oleh informasi yang tersedia di industri kripto. Reaksi komunitas kripto pun berkisar antara heran dan marah.
Tapscott menekankan pemerintah berkata setiap unit Petro didukung minyak, tetapi tidak ada bukti sama sekali dan hampir tidak ada informasi teknis tentang hal itu. Ia berkata ada perkembangan yang lebih penting di perekonomian Venezuela, yaitu perdagangan Bitcoin dalam bolivar melambung tinggi sejak awal tahun. Hal ini disebabkan warga Venezuela yang ingin melindungi nilai kekayaannya ditengah laju inflasi yang mencapai 13.860 persen menurut estimasi IMF. [ed]