Perusahaan layanan keuangan Jepang SBI Group, melalui SBI Remit, bekerjasama dengan BitPesa memanfaatkan blockchain Bitcoin agar 500 ribu penggunanya bisa mengirim uang ke Afrika secara murah dan cepat, seperti dilaporkan Crypto Globe (27/09). SBI memiliki rekam jejak memakai teknologi blockchain untuk mengatasi tantangan pembayaran lintas negara.
Sebelumnya, transfer uang dari Jepang ke Africa mengandalkan rangkaian rumit perbankan dan pihak ketiga untuk memindahkan yen ke USD atau euro, lalu ke mata uang Afrika, di mana ada lebih dari 40 mata uang yang saat ini digunakan di benua tersebut.
Melalui sistem BitPesa, yang menggunakan blockchain Bitcoin, bersama dengan layanan lainnya untuk menciptakan trading pair berkecepatan tinggi, SBI Remit bisa menawarkan transfer yang cepat pada harga yang lebih rendah dari sebelumnya.
Protokol transfer uang sebelumnya membutuhkan waktu tunggu 24 jam hingga tujuh hari. Tetapi dengan sistem Bitcoin Bitpesa, pengiriman uang bisa diselesaikan dalam waktu satu saja saja. Menurut Direktur SBI Remit Nobuo Ando, BitPesa yang memiliki beberapa lisensi internasional, memudahkan perdagangan dan jual-beli antara Afrika dan Jepang dengan cara menambahkan lapisan akuntabilitas dan transparansi yang penting.
“Banyak perusahaan yang bertransaksi dengan negara-negara Afrika “menderita” karena biaya yang tinggi dan layanan yang lambat serta administrasi yang tidak akurat. Pasar inilah yang ingin kami garap, bersama BitPesa,” kata Nobuo.
Dengan layanan BitPesa itu pula, SBI berharap dapat masuk ke arus transaksi perdagangan Jepang-Afrika yang meliputi produk kosmetik, elektronik dan mobil bekas. Kemitraan tersebut adalah yang pertama yang menyediakan kurs langsung antara yen dan mata uang nasional Nigeria, Ghana, Moroko, Kenya, Senegal, Tanzania, Uganda dan Republik Kongo.
Sebelumnya, biaya pengiriman uang rata-rata 7 persen dari nilai transaksi, tetapi sering kali bahkan lebih tinggi, dengan waktu tunggu yang lama dan layanan yang lambat. Setelah meniadakan pihak ketiga dari proses tersebut menggunakan layanan BitPesa, biaya ini turun menjadi hanya 3 persen dari nilai transaksi dan lebih cepat.
Walau kemitraan ini adalah pertama kalinya SBI memakai Bitcoin, perusahaan tersebut memiliki rekam jejak yang menunjukkan minat tinggi terhadap blockchain dan kripto untuk membantu pengiriman uang lintas negara.
Pada 2016, SBI bekerjasama dengan Ripple, membentuk SBI Ripple Asia, sebuah organisasi yang melayani bank-bank di Asia mengeksekusi transaksi lintas batas secara realtime dengan biaya yang rendah. Awal tahun ini, SBI menggelontorkan dana 50 milyar yen untuk mendukung pengembangan startup blockchain dan kecerdasan buatan untuk 10 tahun ke depan.
Forbes melaporkan, SBI Group termasuk di 20 besar perusahaan aset digital bersama bitFlyer, Templum, R3, coolBitX, Veem dan memiliki bursa kriptonya sendiri, yakni SBI Virtual Currencies. [ed]