Sebab Musabab ETH Jatuh ke US$185

Pada Minggu, 9 September 2018, harga ETH, jatuh ke titik terendah tahun ini di US$185. Walaupun ETH pernah memantul di atas US$200 setelah kepulihan Bitcoin dari US$6190 ke US$6450, sejak Juli harga ETH menurun lebih cepat dibanding kripto lainnya, seperti dilansir CCN.com.

Di penghujung 2017, harga ETH menembus US$1500 dan investor token ERC20 yang menggunakan protokol Ethereum meraup untung 10 hingga 100 kali lipat dari harga awal pada initial coin offering (ICO) mereka. Investor token-token seperti EOS, Ontology, ICON, Zilliqa, dan 0x mendapatkan untung yang masif di akhir 2017, tatkala pasar kripto sedang berada di puncaknya.

Akan tetapi, selama beberapa bulan terakhir, harga token ERC20 sangat jatuh harganya dibandingkan Bitcoin, yang juga mengalami penurunan harga sebesar 70% terhadap dolar AS. Ontology dan ICON mengalami penurunan sebesar 75 hingga 80% terhadap Bitcoin, yang bermakna kedua token ini turun harganya lebih dari 95% terhadap dolar.

Sebagian besar analis menyebut penurunan harga ETH disebabkan banyak proyek blockchain ERC20 yang menjual ETH mereka. Proyek-proyek ini menggalang dana senilai jutaan dolar dalam ETH pada masa token sales mereka.

Ketika harga ETH mulai jatuh dan pasar kripto mulai masuk bear market, para analis berkata bahwa proyek-proyek ERC20 mulai menjual simpanan ETH mereka, sehingga menyebabkan ETH menukik turun nilainya dibanding kripto besar lainnya.

Cukup terbukti bahwa proyek ERC20 yang panik menjual ETH dalam jumlah besar punya andil besar menyebabkan harga ETH terus menurun. Awal minggu ini, Joey Krug, pencipta Augur, sebuah blockchain untuk protokol pasar prediksi yang dibangun di atas Ethereum, memberikan respons terhadap beberapa kritik yang disampaikan investor komunitas kripto tentang keputusan Augur menjual ETH pada nilai US$0,7 untuk mendapatkan dana tunai demi operasional usaha mereka.

“Augur menjual keseluruhan ETH yang digalangnya saat penjualan token tidak lama setelah ICO mereka selesai untuk mendanai proyeknya. Ia juga menambahkan bahwa Augur bukanlah hedge fund, tetapi proyek untuk menciptakan sistem desentralistik yang rumit,” kata Krug.

Jika Augur menjual simpanan ETH-nya ketika harga ETH mencapai US$1000 di akhir 2017, alih-alih mendapatkan US$700 ribu, Augur justru mampu meraup satu milyar dolar AS. Tetapi, seperti ditekankan Krug, investor di pasar ICO tidak memberikan modal kepada proyek blockchain untuk melindungi nilai investasi mereka, melainkan untuk memaksimalkan sumber daya demi menciptakan sebuah protokol atau aplikasi terdesentralisasi yang sukses.

Linda Xie, penasihat 0x dan pendiri Scalar Capital, mengatakan bahwa timnya telah menganjurkan proyek-proyek blockchain agar menguangkan simpanan ETH mereka untuk mendanai usaha mereka.

“Anda dan tim Augur sudah melakukan hal yang tepat dan saya sudah menganjurkan proyek lain untuk melakukan hal yang sama. Cukup mudah untuk menjalankan sebuah proyek dengan mengacu pada harga yang tinggi di masa lalu. Jadi, harga ETH bisa saja turun dan bukannya naik saat Anda sedang menjalankan proyek Anda,” ujar Xie.

Penjualan ETH secara masif yang dimulai pelaku ICO terjadi karena mereka tidak ingin kelewatan reli besar seperti yang dialami Augur di tahun 2016. Tetapi sangat sulit untuk memrediksi titik puncak dan titik bawah sebuah aset. Selain itu, para investor tidak menanam dana jutaan dolar agar proyek ERC20 bisa berinvestasi dan berdagang di pasar kripto.

Langkah yang dilakukan Augur, Xie, serta para investor, akselerator dan proyek keren lainnya untuk mencegah proyek blockchain bertindak selayaknya hedge fund, kiranya mampu mencegah tren menurun bagi ETH di masa depan. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait