Kamar Dagang dan Industri El Salvador mengatakan, bahwa sebagian warga El Salvador, termasuk di dalamnya pengusaha dan konsumen enggan pakai Bitcoin. Presiden Nayib Bukele sudah meminta bantuan Bank Pembangunan Amerika Tengah untuk urusan teknis.
Pejabat Kamar Dagang Carmen Irene Alas menyebutkan, fakta itu berdasarkan jajak pendapat yang digelarnya belum lama ini kepada sejumlah pengusaha dan konsumen di negara Amerika Tengah itu.
Carmen memang tak menjelaskan berapa jumlah total para responden yang terlibat dalam jajak pendapat itu.
“Sekitar 93,2 persen responden jajak pendapat tidak setuju dengan kewajiban pembayaran gaji pakai Bitcoin. Seharusnya itu bersifat pilihan. Sementara itu 82,5 persen tidak tertarik menerima Bitcoin sebagai dana kiriman dari luar negeri (remitansi-Red),” kata Irene, dilansir dari media lokal, ElSalvador.com.
Kelompok pengusaha El Salvador di jajak pendapat itu mengaku sangat prihatin dengan penetapan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender).
Bitcoin Semakin Disambut di El Salvador, Tapi Remitansi Masih Kecil
“Pasalnya, berdasarkan undang-undang yang sudah disahkan itu, untuk pembayaran menggunakan Bitcoin bersifat wajib,” kata Irene lagi.
Responden mengakui, pun kelak tetap wajib menggunakan Bitcoin, 51,6 persen di antaranya akan langsung menukarnya menjadi dolar AS untuk memenuhi belanja dan kebutuhan rutin. Ini sangat masuk akal, karena terkait dengan fluktuasi harga Bitcoin yang tinggi.
Terkait potensi investasi, hanya 10,9 persen pengusaha yang yakin Bitcoin bisa meningkatkan investasi di El Salvador.
Selebihnya, 47,8 persen justru yakin penerapannya tidak akan berdampak apa-apa terhadap investasi.
“Mereka juga yakin, Bitcoin tidak akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi negara,” kata Irene.
Presiden Kamar Dagang, Jorge Hasbún, bersikeras bahwa peraturan tersebut harus jelas dan transparan, sehingga semua warga mengetahui bagaimana transaksi Bitcoin sebaiknya dilakukan.
“Penting untuk menjawab keraguan warga, karena ini terkait masalah isi kantong rakyat. Dan penting pula melibatkan sektor lain yang terkena dampaknya. Kami memahami bahwa ketidakpastian adalah penyebab utama dan musuh penciptaan lapangan kerja”, jelas Hasbún.
Sebagai catatan, mata uang yang sah di El Salvador adalah dolar AS yang berlaku sejak tahun 2001.
Jadi, setelah disahkannya “undang-undang Bitcoin” pada 8 Juni 2021 lalu, maka El Salvador punya 2 mata uang resmi, yakni Bitcoin dan dolar AS.
Di titik ini, El Salvador adalah negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai bentuk uang, sebagaimana yang ditekankan oleh sang penciptanya, Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 sebagai uang elektronik.
Rincian teknis memang belum kunjung terbit sejak ketuk palu di parlemen itu. Namun, Presiden El Salvador Nayib Bukele sudah meminta kesediaan Bank Pembangunan Amerika Tengah untuk membantu negaranya. [vins]