Meski dunia investasi kripto seringkali dipenuhi oleh optimisme berlebihan, kenyataan di baliknya jauh lebih kompleks.
Dalam video berjudul “10 Fakta yang Investor Kripto Sangkal untuk Percayai,” analis Lark Davis mengajak para investor untuk melihat fakta-fakta yang sering diabaikan demi bisa bertahan, bahkan sukses, di pasar yang sangat tidak terduga ini.
10 Fakta Kejam di Balik Investasi Kripto
1. Adopsi Massal Belum Terjadi
Meski jumlah pemilik kripto global meningkat tajam, dari 583 juta di Januari 2024 menjadi 659 juta di akhir tahun, itu baru mencakup sekitar 8 persen dari populasi dunia.
Dengan kata lain, adopsi massal masih belum sepenuhnya terjadi. Lark menyarankan agar investor memosisikan diri lebih awal, bahkan jika harus menunggu hingga satu dekade.
2. Solana vs Ethereum: Persaingan yang Tak Bisa Diabaikan
Di sisi lain, Davis menyampaikan bahwa Solana berpotensi menggantikan Ethereum di masa depan. Hal ini berdasarkan performa teknis yang lebih cepat, biaya transaksi yang lebih rendah dan pertumbuhan ekosistem yang sangat aktif.
“Solana menang di hampir semua metrik on-chain,” ujar Lark Davis.
Ethereum, meskipun masih menjadi pemain besar, tetapi masih bergulat dengan isu skalabilitas dan biaya tinggi.
3. Mayoritas Akan Jadi Exit Liquidity
Fakta menyakitkan lainnya adalah bahwa sebagian besar investor akan menjadi exit liquidity, mereka membeli saat harga tinggi dan menjual saat rugi. Menurut Davis, yang mampu meraih keuntungan adalah mereka yang tahu kapan harus keluar, bukan hanya yang tahan lama memegang aset.
4. Institusi Telah Mengubah Permainan
Lebih lanjut lagi, pasar kripto tak lagi hanya dikuasai investor ritel. Keterlibatan institusi besar seperti Wall Street telah mengubah pola pergerakan pasar.
Siklus empat tahunan Bitcoin yang sebelumnya dianggap sakral kini tak lagi sepenuhnya relevan, apalagi dengan hadirnya ETF dan stabilitas harga yang meningkat.
5. Pasar Selalu Mengejutkan
Pasar kripto memiliki kebiasaan bertindak di luar ekspektasi. Ketika semua orang mengantisipasi Bitcoin naik, yang terjadi bisa saja sebaliknya. Davis mengingatkan untuk selalu siap dengan berbagai skenario, dan tidak terjebak pada bias konfirmasi atau bias terbaru.
6. Token Terlalu Banyak, Pembeli Terlalu Sedikit
Hingga akhir 2024, jumlah token kripto telah menembus angka 36 juta. Davis memperkirakan jumlah ini bisa mencapai 100 juta pada akhir 2025 jika laju pertumbuhan tetap sama. Dengan terlalu banyak token dan pembeli yang terbatas, investor harus jauh lebih selektif.
7. Mayoritas Bukanlah Pengecualian
Mimpi menjadi miliuner kripto memang menggoda, tapi realitas berkata lain. Berdasarkan data ONJ, hanya ada sekitar 172.000 miliuner kripto dari ratusan juta investor. Strategi, kesabaran dan manajemen risiko adalah kunci,bukan sekadar keberuntungan.
8. Usaha Tidak Bisa Ditinggalkan
Namun demikian, Davis menekankan pentingnya kerja keras. Mereka yang menang adalah yang terus belajar, mengasah kemampuan, memahami strategi DeFi, hingga meneliti token dengan cermat. Jika tidak, kita hanya akan menjadi karakter latar di kisah sukses orang lain.
9. Jangan Terlalu Setia, Jadilah Fleksibel
Alih-alih memegang satu token dalam waktu lama, investor perlu bersikap fleksibel. Hampir semua aset kripto, kecuali Bitcoin, lebih cocok untuk perdagangan jangka pendek. Menurut Davis, jika kita tidak mengambil untung saat waktunya tiba, maka uang itu akan diambil oleh mereka yang melakukannya.
10. Pasar Tidak Peduli pada Perasaan
Fakta terakhir yang sulit diterima adalah bahwa pasar tidak peduli dengan kepercayaan atau harapan kita. Yang penting hanyalah likuiditas dan momentum.
“Teknologi bagus hanya akan bertahan sejauh ini, narasi yang menggerakkan pasar,” ujar Davis.
Oleh karena itu, memahami aliran modal jauh lebih penting daripada sekadar menjadi loyal pada proyek tertentu.
Dengan semua kenyataan pahit ini, Lark Davis berharap setidaknya para investor bisa menjadi sedikit lebih baik setiap harinya. Karena di pasar yang keras ini, menjadi lebih pintar satu persen saja setiap hari sudah bisa membuat perbedaan besar di masa depan. [st]