Dalam langkah yang mengejutkan namun ditunggu-tunggu oleh komunitas kripto, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mengumumkan niatnya untuk meninjau ulang sejumlah pedoman yang selama ini menjadi acuan dalam membuat regulasi kripto.
SEC Rombak Regulasi Kripto
Langkah ini bukanlah kebetulan semata. Keputusan tersebut muncul sebagai respons langsung terhadap Executive Order 14192: Unleashing Prosperity Through Deregulation yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump pada Januari lalu.
Perintah eksekutif ini menegaskan komitmen pemerintahan Trump untuk melonggarkan kerangka hukum yang dibuat untuk peraturan kripto, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka ruang lebih luas bagi inovasi
Sebagai tindak lanjut, langkah ini turut didukung oleh Department of Government Efficiency (D.O.G.E) di bawah pimpinan Elon Musk, yang mendorong lembaga-lembaga federaluntuk menyederhanakan kebijakan kripto dan mengadopsi pendekatan yang lebih adaptif.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Sementara SEC Mark Uyeda menyampaikan bahwa peninjauan yang dilakukan bertujuan untuk menyelaraskan pedoman yang ada dengan arah kebijakan dan prioritas baru lembaga tersebut.
“Tujuan dari peninjauan ini adalah untuk mengidentifikasi pernyataan-pernyataan staf yang perlu diubah atau dicabut agar selaras dengan prioritas lembaga saat ini,” jelas Uyeda dalam pernyataan resminya, Sabtu (05/04/2025).
Revisi pada Pondasi Lama: Howey Test dan Warisan Hinman
Salah satu fokus utama dalam revisi regulasi kripto adalah kerangka kerja SEC dalam menentukan apakah suatu aset diklasifikasikan sebagai sekuritas. Selama bertahun-tahun, SEC mengandalkan Howey Test, acuan hukum berusia puluhan tahun yang digunakan untuk menilai status aset kripto.
Akhir Ketidakpastian? SEC Buka Pembahasan Soal Regulasi Kripto
Panduan ini semakin diperkuat oleh pidato Bill Hinman pada Juni 2018, yang menekankan pentingnya tingkat desentralisasi dalam menentukan apakah suatu aset kripto termasuk sekuritas.
“Jika jaringan tempat token atau koin itu berfungsi sudah cukup terdesentralisasi—di mana pembeli tidak lagi secara wajar mengharapkan adanya pihak tertentu yang menjalankan peran manajerial atau usaha inti—maka aset tersebut mungkin tidak termasuk dalam kategori kontrak investasi,” jelasnya saat itu, Kamis (14/06/2018).
Namun, seiring berkembangnya teknologi blockchain, banyak pihak menilai pendekatan ini sudah usang. Dalam konteks modern, cara kerja cryptocurrency semakin kompleks dan dinamis, sehingga peraturan kripto yang didasarkan pada prinsip lama dianggap tidak lagi relevan.
Kasus Ripple (XRP), di mana SEC berselisih pendapat mengenai status token sebagai sekuritas, menjadi salah satu contoh nyata benturan antara regulasi kripto yang lama dan realitas baru industri ini.
Menurut analis kripto Jesus Martinez, penghapusan kerangka lama ini bisa menjadi titik balik besar bagi regulasi kripto di AS. Ia menyoroti bagaimana kebijakan kripto yang ketat justru menyulitkan partisipasi masyarakat dalam proyek kripto seperti launchpads atau operasi nodes.
“Sudah terlalu lama aturan-aturan ini menyakiti investor ritel. Kita perlu memprioritaskan warga Amerika Serikat, dan ini langkah besar ke arah sana,” kata Martinez, Minggu (06/04/2025).
Menuju Regulasi yang Lebih Adaptif dan Inklusif
Selain fokus pada status aset digital, SEC juga akan mengkaji beberapa dokumen lainnya, termasuk peraturan kripto yang mengatur pasar futures serta peringatan risiko dari Divisi Pemeriksaan terkait ketidakpastian regulasi kripto dan ancaman keamanan siber.
Poin penting lain adalah evaluasi ulang terhadap peran bank negara dan perusahaan sebagai kustodian aset digital sesuai dengan SEC’s Custody Rule. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak entitas untuk aktif dalam layanan crypto custody, yang selama ini didominasi oleh institusi besar.
Langkah luas ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma dalam bagaimana cara pemerintah AS—melalui SEC—memahami dan merespons pertumbuhan industri kripto yang sangat pesat.
Alih-alih mempertahankan pendekatan konservatif yang kaku dan sudah usang, regulator di AS tampaknya mulai membuka ruang untuk regulasi kripto yang lebih fleksibel dan responsif. [dp]