SEC Naik Banding, Ripple Tetap Siap Hadapi Tantangan

Pada 2 Oktober 2024, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) secara resmi mengajukan banding atas putusan dalam gugatan hukum mereka melawan Ripple Labs, yang dibagikan oleh mantan Jaksa Federal James K. Filan.

Gugatan yang telah berlangsung sejak Desember 2020 ini mencakup tuduhan bahwa penjualan koin XRP oleh Ripple merupakan penjualan sekuritas yang tidak terdaftar.

Namun, putusan penting pada tahun 2023 oleh Hakim Analisa Torres memberikan hasil yang membingungkan. Hakim Torres menyatakan bahwa penjualan XRP di pasar sekunder, seperti melalui bursa kripto, tidak dapat dianggap sebagai penjualan sekuritas.

Meskipun demikian, penjualan langsung kepada investor institusi oleh pendiri Ripple tetap dikategorikan sebagai penjualan sekuritas.

Alasan di Balik Banding SEC

Keputusan hakim tersebut dinilai oleh banyak pihak sebagai kemenangan besar bagi Ripple dan industri kripto secara keseluruhan.

Dalam putusan tersebut, Hakim Torres menjelaskan bahwa XRP tidak memenuhi semua kriteria dalam Howey Test, yang digunakan untuk menentukan apakah suatu aset keuangan adalah kontrak investasi atau tidak.

Kegagalan XRP untuk memenuhi tes ini membuatnya tidak dianggap sebagai sekuritas dalam konteks penjualan sekunder.

Namun, SEC berpendapat bahwa putusan ini salah, terutama terkait penjualan di pasar sekunder. Menurut mereka, penjualan XRP di bursa harus tetap dianggap sebagai penjualan sekuritas yang tidak terdaftar.

Oleh karena itu, SEC memutuskan untuk mengajukan banding untuk menantang putusan tersebut dan mencari kejelasan hukum yang lebih lanjut.

Implikasi bagi Ripple dan Industri Kripto

Banding yang diajukan oleh SEC ini memiliki dampak besar, tidak hanya bagi Ripple tetapi juga bagi seluruh ekosistem kripto. Jika SEC berhasil memenangkan banding, ini dapat membuka jalan bagi pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap aset kripto lainnya, terutama terkait dengan penjualan di bursa.

Sebaliknya, jika putusan sebelumnya dipertahankan, hal ini dapat memberikan kepastian hukum yang lebih besar bagi industri kripto di AS dan memperkuat posisi Ripple di pasar.

CEO Ripple, Brad Garlinghouse, menegaskan bahwa Ripple siap untuk menghadapi proses hukum ini selama yang diperlukan.

” Meskipun kami akan berjuang di pengadilan selama yang kami perlukan, mari kita perjelas, status XRP sebagai non-sekuritas adalah hukum yang berlaku saat ini dan itu tidak berubah bahkan dalam menghadapi banding yang salah arah,”ujar Garlinghouse dalam sebuah tweet.

Garlinghouse juga menekankan bahwa keputusan banding ini dapat menambah panjang perjalanan hukum yang telah berlangsung hampir empat tahun ini.

Penundaan Rilis Produk Ripple dan Potensi Dampak Pasar

Selain dampak hukum, banding ini juga dapat memperlambat langkah Ripple dalam mengembangkan produk dan layanan baru yang berbasis XRP. Salah satu contohnya adalah XRP Trust yang diajukan oleh perusahaan investasi Bitwise baru-baru ini.

Produk investasi itu dirancang untuk menyediakan opsi investasi berbasis XRP bagi investor institusional.

Namun, dengan adanya banding dari SEC, ada kemungkinan bahwa persetujuan dari SEC untuk trust ini akan tertunda, sehingga memperlambat adopsi XRP oleh investor besar.

Di pasar, harga XRP mengalami tekanan setelah pengajuan banding oleh SEC. Penurunan harga ini mencerminkan ketidakpastian yang dirasakan oleh investor terkait prospek masa depan Ripple dan XRP.

Meski begitu, komunitas kripto tetap optimis bahwa Ripple akan terus maju dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri kripto global.

Proses banding ini kemungkinan akan memakan waktu berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun, sebelum mencapai keputusan final.

SEC akan membawa kasus ini ke Pengadilan Banding Sirkuit ke-2 AS, yang akan meninjau kembali argumen dari kedua belah pihak.

Jika pengadilan banding mendukung putusan sebelumnya, ini akan memperkuat posisi Ripple di pasar, sementara jika putusan dibatalkan, Ripple mungkin menghadapi tantangan hukum yang lebih berat.

Namun, hasil akhir dari kasus ini kemungkinan tidak akan dicapai sebelum tahun 2026, memperpanjang ketidakpastian bagi Ripple dan industri kripto.

Para ahli hukum memprediksi bahwa proses hukum ini akan tetap menjadi sorotan utama karena dampaknya terhadap regulasi kripto di masa depan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait