Komisi Sekuritas dan Bursa AS, SEC secara tidak sengaja membuat data informasi pribadi beberapa penambang crypto bocor. Sebuah pengungkapan yang melanggar undang-undang privasi federal. Demikian dilansir dari Washington Examiner, belum lama ini.
Sebelumnya, SEC telah lama menginvestigasi sebuah organisasi berbasis blockchain, Green yang mengklaim membuat jaringan listrik terdesentralisasi selama beberapa tahun.
Bagian dari penyelidikan itu termasuk menjangkau konsumen tentang pembelian produk mereka dari Green dan menanyakan tentang pengalaman mereka.
Kebocoran terjadi ketika regulator keuangan secara tidak sengaja melampirkan nama dan alamat email lebih dari 650 orang dalam email ke perusahaan blockchain.
“Sementara anggota Green telah bekerja sama dengan SEC untuk menjawab semua pertanyaan yang relevan, agensi tersebut secara tak sengaja membocorkan nama dan email lebih dari 650 orang pada 6 Januari ketika gagal untuk mengirim Blind Carbon Copy (BCC) semua 650 pengguna dalam email,” menurut tangkapan layar yang dilihat oleh Washington Examiner.
Kebocoran tersebut berdampak buruk pada komunitas penggemar crypto, menurut sumber yang terlibat dalam email tersebut.
Menurut laporan tersebut, penambang crypto telah menyampaikan kekhawatiran tentang data pribadi yang bocor yang mengarah ke peretasan pada node atau komputer mereka. Namun, tidak ada peretasan hingga saat penulisan.
Komunitas Green sangat menekankan pada upaya menjaga privasi konsumen karena blockchain memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan dan menambang token secara anonim dan mengatakan percaya bahwa pelepasan informasi identitas pribadi akan merugikan tujuan tersebut.
Pelepasan informasi pribadi secara tidak sengaja oleh agen federal melanggar undang-undang privasi.
Pihak SEC mendapat kecaman karena membocorkan informasi pribadi ratusan penambang crypto tersebut.
Sesuai situs web SEC, Undang-Undang Privasi tahun 1974 melindungi setiap informasi pribadi yang dikumpulkan oleh regulator selama penyelidikan. Lebih lanjut, penyelidik tidak dapat membagi informasi tersebut dengan badan-badan Federal, seperti SEC.
Undang-undang tersebut melarang pembagian informasi yang dikumpulkan oleh agen federal tanpa persetujuan yang sesuai, menjadikan email ini sebagai pelanggaran privasi.
“Melindungi privasi semua pihak sangat penting, dan SEC sedang menyelidiki masalah ini,” kata juru bicara SEC kepada Washington Examiner.
SEC telah terlibat dalam berbagai investigasi yang melibatkan crypto. Terutama, itu sedang menyelidiki crypto exchange FTX setelah perusahaan runtuh dan menuntut beberapa mantan pemimpin dan karyawan dengan tuduhan penipuan, termasuk pendirinya Sam Bankman-Fried.
Celsius Network terlibat dalam kontroversi serupa pada tahun 2022. Pemberi pinjaman crypto yang bangkrut membuat data riwayat transaksi ribuan klien di salah satu pengajuan pengadilannya bocor. Kebocoran tersebut membuat data sensitif dipublikasikan, termasuk nama pelanggan, ID dompet, jumlah transaksi, kepemilikan token, dan banyak lagi. [ab]