Secret Service AS melalui unit Global Investigative Operations Center (GIOC) berhasil menyita aset kripto senilai US$225 juta yang terkait dengan skema penipuan investasi internasional berjenis pig butchering.
Ini merupakan penyitaan terbesar dalam sejarah lembaga tersebut yang melibatkan aset kripto, terutama stablecoin USDT.
Berdasarkan laporan Bloomberg, penyitaan dilakukan setelah proses investigasi intensif terhadap jaringan penipuan yang telah memanipulasi ratusan korban di berbagai negara melalui pendekatan berbasis relasi personal dan investasi palsu.
Skema ini melibatkan pencucian uang lintas negara, manipulasi identitas daring dan pemindahan aset secara kompleks melalui jaringan blockchain.
Operasi ini melibatkan kerja sama lintas sektor antara pemerintah AS, perusahaan kripto seperti Tether dan Coinbase, serta lembaga penegak hukum dari berbagai negara.
Secret Service AS menyatakan bahwa aset digital hasil sitaan tersebut telah dipindahkan ke cold wallet pemerintah sebagai bagian dari proses hukum dan perlindungan terhadap korban.
Secret Service AS Bongkar Modus Cinta Palsu Berkedok Kripto
Skema penipuan ini dikenal dengan istilah pig butchering, di mana pelaku mendekati korban secara daring melalui media sosial atau aplikasi kencan, membangun relasi palsu, dan kemudian membujuk mereka untuk berinvestasi ke platform kripto yang tampak sah namun sepenuhnya dikendalikan oleh pelaku.
Setelah korban menanamkan dana dalam jumlah besar, akses ke platform tersebut ditutup, dan seluruh aset lenyap.
“Begitulah cara mereka melakukannya. Mereka akan mengirimi Anda foto seorang pria atau wanita yang sangat rupawan. Namun, kemungkinan besar itu adalah seorang pria tua di Rusia,” ujar Analis Investigasi di Secret Service AS, Jamie Lam, kepada petugas penegak hukum di Bermuda bulan lalu.
Tether, penerbit USDT, telah membekukan 39 alamat dompet digital yang digunakan dalam skema ini setelah menerima notifikasi dari otoritas AS. Token USDT yang berada di dalam dompet tersebut dibakar, dan jumlah yang sama dicetak ulang lalu dipindahkan ke dompet yang dikendalikan oleh Secret Service.
Coinbase juga berperan penting dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan dan membantu identifikasi lebih dari 130 penggunanya yang menjadi korban, dengan total kerugian mencapai US$2,3 juta.
Departemen Kehakiman AS (DOJ) telah mengajukan gugatan perdata di Distrik Columbia pada 18 Juni 2025 untuk meresmikan penyitaan US$225 juta tersebut.
Dana ini direncanakan akan dikembalikan kepada korban melalui prosedur resmi FBI Internet Crime Complaint Center (IC3). Sisa dana yang tidak diklaim dapat dialihkan ke dana cadangan nasional.
Peningkatan Kapasitas Global dalam Memerangi Kejahatan Kripto
Selain keberhasilan penyitaan, GIOC juga memperluas peran globalnya dalam pemberantasan kejahatan kripto dengan memberikan pelatihan teknis kepada aparat penegak hukum di lebih dari 60 negara.
Pelatihan ini mencakup kemampuan pelacakan aset digital, analisis transaksi blockchain dan penggunaan alat investigatif berbasis data.
GIOC bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan industri untuk meningkatkan efektivitas deteksi dini dan respons terhadap kejahatan kripto.
Kolaborasi dengan platform seperti OKX dan lembaga internasional lainnya memungkinkan pertukaran data yang lebih cepat dan respons yang lebih terkoordinasi terhadap aktivitas ilegal di ruang aset digital.
Data terbaru menunjukkan bahwa kerugian akibat skema penipuan investasi kripto, termasuk pig butchering, mencapai lebih dari US$5,8 miliar secara global pada tahun 2024.
Secret Service menyatakan bahwa peningkatan skala kejahatan ini memerlukan pendekatan investigasi yang lebih terintegrasi dan kolaboratif di tingkat internasional. [st]