Komunitas Bitcoin dan aset kripto dibuat riang gembira oleh perusahaan Square yang dipimpin oleh Pendiri Twitter, Jack Dorsey. Pada 8 Oktober 2020, perusahaan itu mengumumkan telah membeli Bitcoin senilai US$50 juta. Tapi hal berikut ini mungkin penyebab lainnya.
Sejak awal September 2020, Bitcoin asyik nongkrong stabil di kisaran US$10 ribuan. Namun, setelah pengumuman Square itu, Bitcoin langsung terbang lebih dari US$11 ribuan per BTC. Gila!
Terpantau petang hari ini, harga Bitcoin masih stabil di kisaran US$11.300, yang mencerminkan pasar masih bereaksi positif.
Begini Cara Square, Pimpinan Pendiri Twitter, Membeli 4.709 Bitcoin Senilai Rp738 Miliar
Namun, lebih dari langkah Square itu, paket dana stimulus oleh Pemerintahan Trump mungkin jadi pelejit harga Bitcoin berikutnya.
Pokoknya adalah, pada 9 Oktober 2020, sehari setelah pengumuman Square itu, terkuaklah kabar dari Gedung Putih yang telah menyetujui paket dana stimulus sebesar US$1,8 triliun. Ini adalah dana stimulus kedua sepanjang pandemi COVID-19 yang menerjang AS dan dunia.
Jikalau itu disetujui oleh senat, maka sama halnya dolar AS akan membanjiri pasar dalam skala besar dan membuka peluang banyak orang membeli Bitcoin.
“Saat ini, investor terus fokus soal langkah stimulus itu, termasuk perkembangan politik di AS,” kata Russ Mold, Direktur Investasi AJ Bell, dilansir dari Forbes, 9 Oktober 2020.
Senada dengan Mold, Mati Greenspan, Pendiri Quantum Economics berpendapat, pada grafik jangka sangat panjang, Bitcoin selalu agak terkait dengan pasar saham.
“Bitcoin juga berperilaku selayaknya aset berisiko tinggi, terutama bereaksi secara longgar terhadap penambahan atau penghapusan stimulus dari bank sentral dan pemerintah. Dan narasi ini terjadi sejak Maret 2020,” ujarnya.
Di dalam negeri, sejumlah pengamat agak bersilang pendapat. Douglas Tan, CEO BullWhales mengatakan pengaruh stimulus itu terhadap kenaikan atau penurunan harga Bitcoin mungkin tidak langsung.
Nasib Ekonomi Global Setelah Pelonggaran Kuantitatif Tak Terbatas
“Hanya saja, jikalau likuditas bertebaran dan kepastian ada lagi di pasar, maka market participant punya risk tolerance yang lebih tinggi,” ujar Douglas menyiratkan adanya potensi kenaikan harga Bitcoin dengan kriteria khusus.
Senada dengan Douglas, Christopher Tahir Pendiri Komunitas Cryptowatch mengatakan, bahwa stimulus itu akan meningkatkan likuiditas dan pasar aset kripto kemungkinan terdampak.
“Ada potensi pasar aset kripto, termasuk Bitcoin ikut terciprat. Apalagi banyak orang melihat pasar saham sudah overvalued. Jadi, potensi orang masuk ke pasar saham lebih kecil daripada masuk ke aset kripto, kendati mungkin tidak masuk total alias all in,” ujarnya.
Dana stimulus oleh Trump itu kemungkinan besar akan lebih tinggi dari US$1,8 triliun, seperti disiratkan oleh Trump sendiri belum lama ini. Bahkan, katanya, akan lebih dananya lebih besar daripada yang diusulkan oleh Nancy Pelosi dari Partai Demokrat, yakni US$2,2 triliun.
Masalahnya adalah kapan dan seperti apa dana itu akan didistribusikan kepada warga AS. Namun, Trump memberikan sinyal kuat, bahwa dana itu akan dibagikan sebelum pilpres yang dijadwalkan berlangsung pada 3 November 2020 mendatang. [red]