Ini kabar baik bagi sejumlah penambang Bitcoin di Provinsi Sichuan, Tiongkok. Pasalnya Pemerintah Tiongkok, pada 20 April 2020 lalu, mengumumkan rencana pemotongan tarif listrik menjadi 0,20 yuan (Rp435) per kilowatt jam dari sebelumnya setara Rp609.
Kebijakan itu memang khusus mendukung industri tambang Bitcoin itu. Maklumlah, Sichuan merupakan sentra tambang Bitcoin dunia, dengan dominasi mencapai separuh dari kekuatan tambang Bitcoin di Tiongkok. Sedangkan Tiongkok sendiri mendominasi hingga seperempat dari kekuatan tambang (hash rate) Bitcoin di seluruh dunia.
Diskon besar tarif listrik ini tentu saja sangat membantu pebisnis tambang Bitcoin, karena akan menghemat pengeluaran biaya listrik. Maklumlah, alat tambang Bitcoin memang sangat haus listrik, terlebih-lebih para penambang saat ini harus kerja cepat sebelum Halving tiba pada Mei 2020 nanti.
Kabar diskon tarif itu pertama kali dilaporkan oleh Joseph Young, kontributor di Forbes dan Cointelegraph, pada Selasa, 29 April 2020 kemarin, melansir cuitan dari Red Li, pengelola Bitcoin mining pool, F2Pool.
This is optimistic for large bitcoin miners in China, especially in Sichuan.
After halving, if BTC remains in $6~$7k, F2Pool co-founder said there is real risk of more mining machines shutting down.
But, he also said cheaper electricity can protect miners, which is happening. https://t.co/HDjYC56BOk
— Joseph Young (@iamjosephyoung) April 28, 2020
“Ini adalah tambahan optimisme bagi penambang Bitcoin besar di Tiongkok, terutama di Provinsi Sichuan. Setelah Halving nanti, jika harga Bitcoin tetap US$6-7 ribu, pendiri F2Pool mengatakan ada risiko nyata, bahwa akan lebih banyak lagi mesin tambang akan padam. Tapi, dia juga mengatakan listrik yang lebih murah dapat melindungi nasib penambang,” kata Young.
Red Li sendiri menyertakan tangkapan layar situs web Pemerintah Kota Yaan, Sichuan, Tiongkok dalam cuitannya itu.
Local government in Sichuan released supporting policy for #blockchain# mining. As rain season is coming, extra supply has driven power price down to 0.20 CNY or around 3 USD cents. https://t.co/Mv1B0Txa2G pic.twitter.com/mLK0JzeqOJ
— Red Li (@redtheminer) April 28, 2020
Menurut Li, Pemerintah Daerah di Sichuan merilis kebijakan pendukung untuk penambangan #blockchain#.
“Ketika musim hujan tiba, maka mendorong harga listrik turun mejadi 0,20 yuan atau sekitar US$3 sen per kilowatt jam,” kata Li.
Di situs itu memang tidak disebutkan “industri tambang Bitcoin” sebagai penerima manfaat diskon itu. Pemerintah Kota Yaan hanya menyebutkan rencana penyesuaian tarif listrik bertenaga air untuk mendukung “pengembangan industri blockchain”.
Penggunaan kalimat yang “general” seperti itu tentu saja sulit disangkal bukan sebagai bentuk dukungan terhadap industri tambang Bitcoin yang memang perlu tarif listrik yang murah.
Pemerintah juga tidak menyebutkan besaran diskon di web tersebut. Namun Li sebagai pelaku tambang Bitcoin mendapatkan informasi langsung di wilayah itu, sebab di web itu disebutkan bahwa pelaku industri harus membuat permohonan terlebih dahulu kepada kantor layanan listrik di Sichuan.
Beberapa jam setelah pengumuman diskon itu, hash rate blockchain Bitcoin terlihat melonjak tipis, sekitar 118,8 Exahash per detik per hari (28 April 2020) dari 103 Exahash pada 23 April 2020. [red]