Selera investor institusi terhadap aset kripto Ether (ETH) tampak semakin tinggi. Ini tercermin dari pembelian ETH senilai Rp1 triliun oleh perusahaan Grayscale beberapa waktu lalu.
Berdasarkan laporan tertulis yang diserahkan oleh Grayscale kepada SEC di AS, pihaknya telah membeli 1.1455 ETH dengan total US$74.135.609 (sekitar Rp1 triliun).
Keputusan tersebut mengikuti tahun yang luar biasa bagi Ethereum, yakni semakin tumbuhnya proyek di sektor DeFi dan peluncuran Ethereum 2.0. Tahanan terhadap harga ETH di pasar pun tercipta.
Dapat kita tafsirkan, bahwa pembelian ETH oleh Grayscale adalah tanda ketertarikan institusional dan menunjukkan seberapa besar selera investor tradisional untuk pasar yang sedang berkembang ini.
Tidak seperti bursa pada umumnya, produk Grayscale adalah produk turunan yang diatur sepenuhnya di Amerika Serikat, membuatnya sangat aman untuk digunakan dan dioperasikan dengannya.
Investor tidak membeli ETH itu secara langsung, melainkan dengan membeli saham yang diterbitkan oleh Grayscale. “ETH Saham” dijual seharga US$134 per lembar, berdasarkan data terakhir.
12/14/20 UPDATE: Net Assets Under Management, Holdings per Share, and Market Price per Share for our Investment Products.
Total AUM: $13.0 billion$BTC $BCH $ETH $ETC $ZEN $LTC $XLM $XRP $ZEC pic.twitter.com/3KCMu0z8Dy
— Grayscale (@Grayscale) December 14, 2020
Grayscale juga tercatat sebagai perusahaan yang memiliki dan mengelola secara langsung Bitcoin, di luar bursa aset kripto, yakin mencapai lebih dari 500.000 BTC.
Bitcoin sebanyak itu juga diterbitkan dalam bentuk saham yang bisa dibeli oleh investor seharga US$22 per lembar, berdasarkan data terakhir. [red]