Menyambut hari terbitnya whitepaper Bitcoin ke-10 yang jatuh pada 31 Oktober, sejumlah seniman di seluruh dunia merayakannya dengan menggelar pameran seni di Prancis sejak 28 September hingga 8 Oktober 2018 mendatang.
Pascal Boyart, anggota penyelenggara acara yang juga seniman Prancis mengungkapkan kepada CCN, Senin (1/10) acara itu dimaksudkan untuk menyatukan dunia seni dan kripto yang sekarang kian membetot perhatian publik.
“Acara ini dirancang sebagai ajang unjuk gigi para seniman terkait dunia kripto, berikut penerapan-penerapan praktisnya,” kata Boyart.
Agar lebih greget, Boyart dan kawan-kawan tak lupa membuat semacam sayembara untuk memperebutkan bitcoin, yang “tersembunyi” di beberapa karya senirupa yang dipamerkan. Seniman ternama yang paling ditunggu di sini adalah Andy Bauch, Coin Artist, Josephine Bellini yang beberapa tahun belakangan terkenal dengan karya senirupa berkonten kripto. Boyart juga tak lupa mempersilahkan pengunjung atau kolektor sekalipun untuk membeli karya seni dengan menggunakan Bitcoin, Litecoin, Monero, atau Ethereum.
“Untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa blockchain bermanfaat bagi bisnis karya seni, kami akan menyiapkan sertifikat autentik berformat digital. Informasinya akan disimpan di blockchain Bitcoin dan bersifat permanen. Dengan cara seperti ini, kami ingin mengatakan bahwa blockchain mampu mengubah cara kita memerangi aksi pemalsuan, yang selama ini merugikan sejumlah seniman hingga jutaan dolar,” ujar Boyart.
Pada 31 Oktober 2008 pukul 18:10 GMT di website mailing list, metzdowd.com, sebuah akun pengguna yang menamakan dirinya Satoshi Nakamoto mengumumkan telah menerbitkan whitepaper Bitcoin. Bisa diunduh di bitcoin.org, 9 halaman whitepaper itu sangat kental karakter akademiknya.
Tanpa menyoroti jargon “blockchain”, seperti yang kita tahu saat ini, sang penulis memberikannya judul: “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System”. Di sana Anda lihat, tidak ada kosakata “blockchain”, yang ada hanya kata “block” dan “chain” yang dipakai secara terpisah di sejumlah paragraf. Di dalamnya ada 67 kata “block” dan 27 kata “chain”. Ini memberikan gambaran bahwa secara teknologi, secara terminologi, uang elektronik dan sistem transfer yang dimaksud Satoshi Nakamoto adalah cukup disebut Bitcoin.
Penggunaan kata blockchain datang kemudian oleh pihak-pihak lain, juga karena gagasan yang dituangkan dalam whitepaper itu, bahwa setiap transaksi direkam secara kronologis dalam sebuah “blok” dan saling terkait.
Berdasarkan penelurusan di Google.com pada hari ini, whitepaper tersebut sudah di-citasi hingga 4405 kali. [vins]