Meski kondisi harganya secara teknis tidak terlihat baik, whale diketahui kian tertarik pada XRP, serokan mereka pada kripto ini kian dalam.
Baru-baru ini, platform pelacakan kripto Whale Alert melacak aktivitas seorang whale anonim yang menarik hampir setengah milyar token XRP dari bursa kripto yang berbasis di Belanda. Hal ini menandai serokan whale XRP terbesar dalam beberapa minggu terakhir.
🚨 🚨 🚨 🚨 🚨 🚨 🚨 🚨 🚨 425,868,525 #XRP (220,143,198 USD) transferred from #Bitvavo to unknown wallethttps://t.co/f2bJvcoRXc
— Whale Alert (@whale_alert) August 25, 2023
Secara mengejutkan, token-token tersebut dipindahkan ke dompet yang tidak diungkapkan lokasinya untuk penyimpanan jangka panjang.
CoinMarketCap melaporkan, ini adalah akun yang sama yang sebelumnya telah memindahkan 4,6 triliun token Shiba Inu dari bursa yang sama ke dompet self-custody oleh pemilik dompet yang tidak terdaftar.
Tindakan ini telah membuat aksi bullish semakin agresif. Meskipun XRP mengalami penurunan harga sebesar 15 persen pada tanggal 17 Agustus, kripto ini telah berusaha untuk pulih.
Namun, di sisi lain, token ini kesulitan melewati resistance level US$0,535 dan saat ini diperdagangkan sekitar US$0,52144.
Apa yang menyebabkan fluktuasi harga ini? Para ahli percaya bahwa pertempuran hukum yang akan datang antara Ripple dan SEC diperkirakan akan memengaruhi jalur pergerakan XRP.
Persidangan ini diharapkan akan bertepatan dengan kesimpulan dari putusan sebelumnya dan telah mempengaruhi sentimen pasar terhadap XRP, sehingga menghadirkan tantangan dalam mempertahankan momentum bullish.
Ternyata, SEC ingin mengajukan banding atas putusan pengadilan federal dalam kasus Ripple. Para investor tidak menunggu dan langsung menjual aset, sehingga membuat nilai XRP/USD kembali ke posisi sebelum berita bulan Juli.
Perjalanan bolak-balik ini baru saja selesai ketika Ripple sepenuhnya melacak kembali pergerakan setelah pengumuman pada bulan Juli.
Coin Journal melaporkan, kita bisa membangun dua skenario, yakni bullish dan bearish, untuk Ripple dengan melihat gambaran teknikal.
Namun, hal utamanya adalah bahwa Ripple kembali berada dalam kisaran, yang belum mampu menembus di atas atau di bawah area resistance dan support utama.
Skenario Bullish untuk Ripple
Pada tahun 2021, harga Ripple melonjak hingga lebih dari US$1,8 ketika para investor berbondong-bondong untuk mendapatkan paparan di pasar kripto selama pandemi COVID-19. Namun, penjual dengan cepat muncul, dan terbentuklah pola segitiga bearish.
Konsolidasi segitiga tersebut bertahan hingga tahun 2022. Di paruh pertama tahun itu, harga Ripple turun. Ini terjadi dengan melampaui support yang diberikan oleh sisi bawah pola segitiga, dan sejak saat itu, harga tidak pernah melihat ke belakang.
Support sebelumnya ternyata menjadi resistance dinamis. Resistance inilah yang membuat para bull tertahan setelah berita bulan Juli.
Namun, meskipun ada penolakan, kita tetap bisa membangun skenario bullish untuk Ripple. Area US$0,3 berperan sebagai support utama pada tahun 2022, dan pasar telah membangun serangkaian higher high dan higher low sejak itu.
Selama Ripple tetap di atas support level, harga Ripple mungkin pulih dan berusaha untuk menembus dan bertahan di atas resistance dinamis lagi.
Skenario Bearish untuk Ripple
Di sisi lain, penjualan besar-baruan baru-baru ini telah membuat banyak trader khawatir. Optimisme mereda, dan bersamanya, modal juga keluar.
Jika harga Ripple turun di bawah US$0,4, momentum akan terbangun untuk penurunan lebih lanjut menuju area support utama yang terlihat pada US$0,3. Jika berhasil ditembus, maka para bull yang masuk akan mengalami kegagalan. [st]