Brasil dan China mencapai tonggak sejarah dalam integrasi ekonomi mereka, karena penyelesaian bilateral pertama dalam yuan China selesai yaitu tinggalkan dolar AS sebelum kunjungan Presiden Luis Inacio “Lula” da Silva ke China.
Penyelesaian tersebut, yang diproses oleh Bank Industri dan Perdagangan China (ICBC), membuka jalan bagi pembayaran yang lebih murah dan sederhana antara kedua negara, menurut para analis.
Brasil dan China Sepakat Menggunakan Yuan China Untuk Perdagangan
Brasil dan China telah bergerak menuju integrasi perdagangan yang lebih ketat, dengan memproses penyelesaian bilateral pertama mereka menggunakan yuan China, dikutip dari News.Bitcoin.
Transaksi pertama diproses oleh Bank Industri dan Perdagangan China (ICBC), bank yang ditunjuk oleh pemerintah China untuk bertindak sebagai institusi kliring bagi perusahaan Brasil yang menentukan untuk menggunakan yuan untuk penyelesaian internasional.
Integrasi yuan China dalam penyelesaian lintas batas dan tinggalkan dolar AS sebagai cara yang baru dan lebih sederhana bagi perusahaan untuk terlibat dalam transaksi perdagangan tanpa menyertakan faktor konversi mata uang ketiga.
Brasil dan China menandatangani kesepakatan bulan lalu untuk menyelesaikan transaksi bilateral menggunakan mata uang nasional.
Guo Haiping, presiden kehormatan Kamar Dagang Pengusaha China Umum di Brasil, menjelaskan bahwa stabilitas yuan sangat penting dalam operasi ini, membantu institusi menghemat biaya pertukaran.
“Yuan membantu mengurangi risiko pasar serta memotong biaya perdagangan,” ujar Haiping.
TLC, raksasa elektronik China, mengatakan kepada Global Times bahwa dengan integrasi penyelesaian yuan, investasi menjadi lebih murah dan kurang berisiko karena tidak memerlukan konversi ke mata uang ketiga.
Lula Meminta Tinggalkan Dolar AS sebagai Mata Uang Dunia
Transaksi ini dilakukan sebelum kunjungan Presiden Brasil Luis Inacio ‘Lula’ da Silva ke rekannya di China, Presiden Xi, dengan para analis mengharapkan pengumuman lebih lanjut tentang integrasi, termasuk potensi integrasi Brasil ke inisiatif Belt and Road China.
Ini akan melibatkan penempatan lebih banyak modal dalam mekanisme tersebut, untuk membuatnya signifikan bagi perusahaan dan penyelesaian yang lebih besar, menurut Tang Jie, peneliti China tentang urusan Amerika Latin.
‘Lula’ telah meminta untuk tinggalkan dolar AS sebagai bagian dari pernyataannya selama penunjukan mantan Presiden Brasil Dilma Rousseff sebagai presiden Bank Pembangunan Baru di Shanghai, yang disebut bank BRICS.
“Saya bertanya pada diri sendiri setiap malam mengapa semua negara harus berdasarkan perdagangan mereka pada dolar,” ujar Lula.
“Mengapa kita tidak bisa berdagang menggunakan mata uang kami sendiri? Siapa yang memutuskan bahwa dolar akan menjadi mata uang dominan setelah standar emas hilang?” tambahnya. [az]