Setelah kemarin, Sabtu (26 Oktober 2019) Bitcoin naik tinggi hingga 30 persen. Dalam 24 jam terakhir, Raja Aset Kripto itu terpenggal tipis hingga 0,63 persen.
Setelah menduduki level US$10.000 pada 26 Oktober 2019 pagi, Bitcoin sore hari ini terpantau di level 9.300. Ini mencerminkan pasar tidak melakukan aksi jual besar-besaran, kendati naik tinggi dari kisaran US$7.200 pada Kamis dan telah melampaui harga tertinggi pada 11 Oktober 2019 (US$8600), termasuk 22 September 2019.
Pada Jumat-Sabtu pagi, Bitcoin sempat terbang hingga Rp35 juta dalam tempo 24 saja. Raja Kripto itu naik dari US$7.500 menjadi US$10.000.
Jumat (25/10/2019) Bitcoin sebenarnya juga menunjukkan kenaikan signifikan hingga 12 persen, beberapa waktu setelah Presiden Tiongkok Xi JinPing menyebutkan bahwa Tiongkok harus senantiasa mengembangkan dan memanfaatkan sejumlah peluang menggunakan teknologi blockchain.
“Kita harus menggunakan blockchain sebagai terobosan penting bagi inovasi-inovasi teknologi inti berikutnya. Kita juga harus menegaskan tujuan utama, meningkatkan investasi, fokus pada sejumlah teknologi inti dan mempercepat laju pengembangan teknologi blockchain dan inovasi industri,” kata Xi dalam pidatonya dalam sidang Komite Tetap Biro Politik Pusat Partai Komunis Tiongkok, Jumat (25/10/2019).
Sejak tahun 2017 Tiongkok memang melarang perusahaan bursa aset kripto beroperasi. Itu yang memaksa sejumlah perusahaan gelar tikar di sejumlah negara lain, termasuk Binance yang hijrah dari Beijing ke Malta, Eropa. Tetapi, sejak 2014 Tiongkok memang diketahui sangat serius meneliti dan mengembangkan teknologi blockchain (asas dari aset kripto Bitcoin dan aset kripto lainnya). Bahkan beberapa bulan yang lalu, Bank Sentral Tiongkok pun mengumumkan telah menerbitkan dan mengujicoba versi digital uang yuan yang sebagian mengggunakan teknologi blockchain.
Analis Senior eToro Mati Greenspan mengatakan kepada Coindesk, bahwa pernyataan Xi adalah dorongan yang sangat baik bagi sentimen positif ke pasar aset kripto secara global.
“Saya rasa tren naik ini berdampak pada industri kripto secara umum, karena seorang pemimpin negara besar sangat yakin menggunakan teknologi blockchain. Karena kita tahu sendiri, bahwa Bitcoin adalah pemain inti dalam industri blockchain ini,” kata Greenspan. [Coinmarketcap/Coindesk/Xinhua/Red]